17 Desember 2023
Kedustaan Kaum Syiah Terhadap Keturunan Rasulullah
Nabi Khidr berkata padaku :
"Wahai Ahmad, tulislah tentang kisah dua leluhur mu yang dicintai Rasulullah yang aku kisahkan ini, agar Ummat Muslimin memahami kedustaan kaum Syi'ah yang memuja tanah merah yang akan bersaksi kelak di 'Yaumul Qiyamah', yang akan memasukkan mereka ke dalam neraka jahannam."
"Ingatlah, bahwa dua kelompok yang menyebabkan kematian Husain adalah dalang kelompok pendengki terhadap Rasululah dan anak keturunannya adalah dari bangsa Yahudi yang terusir dari kota Madinah, seorang laki-laki Yahudi yang satu matanya buta karena lemparan api dari penduduk 'najran hewan'. Ia bernama 'Sirn Dhashad' iaitu seorang tokoh Yahudi yang di hormati dan terpandang dari Bani quraizah dan berumur panjang hingga 137 tahun. Dia memiliki dua putra dan satu putri bernama Basat Shamer (Perempuan) dan seorang lagi bernama 'Dijal', yang mendendam dan mengisahkan kepada putra-putranya tentang hal-hal buruk terhadap Rasulullah dan anak keturunanya. Ia (Sirn Dhashad) adalah merupakan kendaraan iblis yang dihatinya penuh dendam, dan ia telah menghapus beberapa lembar kitab 'Taurat' dan merubah beberapa kalimat yang menunjukan keutamaan dari sifat Rasulullah, kecerdasan dan kepintarannya dalam membaca dan menulis dan juga di bidang perniagaan membuatkan ia bernafsu untuk menguasai 'Najd' dan kota Madinah yang subur."
"Ia membentuk perkampungan Yahudi yang jauh dari kota Mekkah dan Madinah (perbatasan Yaman), ia dan anak-anaknya dapat melarikan diri sebelum kaum Yahudi di bunuh oleh penduduk Najran, dan mereka menetap di lembah yang terlarang hingga membentuk kabilah-kabilah, ia mencatat semua kedustaan hingga tulisannya menimbulkan dendam yang berkepanjangan, dengan siasat nya ia berhasil membuat tiga kelompok yang pandai dalam bidang politik, agama dan perniagaan."
"Hingga kelompok itupun mampu memecah belahkan kaum muslimin dan umat Nasrani di kota Mekah, dan Madinah, hingga kelompok di kota Mekah berhasil membuat Husain keluar untuk mereka bunuh, yang sebelumnya kelompok di Madinah mampu memasukan racun yang mematikan untuk Hasan."
"Wahai Ahmad, kisahkan kepada mereka seluruh ummat Islam di dunia, agar mereka menyedari bahwa dendam berkepanjangan dari kelompok mereka telah berakar dan menjadi alat perusak ummat Islam yang di gunakan kaum kuffar dalam menjatuhkan kekuasaan. Hingga anak keturunan 'Sirn Dhashad' menguasai beberapa bahasa dan kelompok pertama (utama). Sirn Dhashad membuat Injil yang di palsukan demi memecah belah ummat Nasrani di sekitar kota Mekah dan Madinah, dan membunuh para tokoh Nasrani dan Yahudi yang tidak mengikuti cara dan jalannya."
"Wahai ahmad, anak keturunan 'Sirn Dashad' dan anak keturunan dari kelompok merekalah yang menguasai perdagangan di 'Najd', kelompok mereka pula lah yang memecah belah ummat Islam di Mekah dan Madinah. Hingga kisah palsu mereka tentang pembunuhan Husain berubah menjadi dendam perkepanjangan terhadap penguasa Kota Mekah dan Madinah."
"Wahai Ahmad, hingga kini, akibat kedustaan dan propaganda mereka yang semakin menyebar ke Najd dan menimbulkan dua aliran (Sunni dan Syi'ah), tahukah kamu wahai Ahmad...? Merekalah Syi'ah (kelompok) yang mengarang kisah palsu tentang perseteruan antara Bani Hasyim, Muhajirin dan Anshar."
"Kisah-kisah palsu ini membuat ummat Islam dalam pemerintahan Abu Bakar secara halus membuat orang-orang yang jahil mempercayainya, sedangkan Bani Hasyim, Muhajirin dan Anshar tidak pernah ada perseteruan dan perdebatan, melainkan mereka berkumpul untuk meminta kesediaan Sayyidina Ali menjadi Amirul mukminin, namun di tolak oleh sayyidina Ali, begitu pula ketika menunjuk kepada Sayyidina Umar r.a, Sayyidina Umar pun menolak, lalu mereka bersepakat menunjuk Sayyidina Abu Bakar, dan terjadi perdebatan yang terdengar oleh banyak orang di masa itu, (bermusyawarah untuk memutuskan keputusan yang adil) hingga Sayyidina Abu Bakar pun menerima ketatapan dari hasil musyawarah antara Bani Hasyim, Muhajirin dan Anshar dan menetapkan pusat pemerintahan kembali ke Kota Mekah, beberapa kaum yang lemah dari Muhajirin dan Anshar dapat di susupi oleh kelompok Sirn Dashad yang berpusat di Khorasan."
"Wahai Ahmad kepandaian kaum penyebar fitnah ini lah yang membuat kitab-kitab palsu dan sejarah palsu hingga kepandaian mereka menggambar dan melukis, telah membuat lukisan-lukisan palsu tentang wajah Sayyidina Ali, yang sebenarnya dalam keompok mereka di negri mereka, gambar wajah itu dianggap sebagai Wajah Rasuullah yang Mulia."
"Wahai Ahmad tuliskanlah ini, agar para pembesar ulama Ahlusunah wal jamaah menyadari, bahwa di zaman mu ini, di negri akrkhabil, kelompok pendusta itu pun telah berhasi menyusup dan membius para Ulama, yang pada akhirnya para ulama terjebak dengan perseteruan dan perdebatan yang tidak ada manfaatnya sedikit pun untuk dunia dan akhirat, yang menyebabkan kebingungan di tengah kaum Muslimin, disebabkan lemahnya persatuan dan lemahnya kesadaran para Ulama di Negri Arkhabil terhadap kelompok yang bersiasat, dan tidak adanya kesadaran para pembesar Negri Arkhabil akan bahayanya kelompok yang memakai baju Ahlusunnah wal jamaah namun tujuan mereka adalah menggelincirkan aqidah dan merusak kerukunan sesama kaum muslimin dan antar ummat beragama di negri mu, dan hilangnya Akhlaqul Karimah dan adab dalam bermasyarakat sesuai dengan Sunnah Rasullulah yang telah di contohkan oleh Sayyid Ali Zainal Abidin dan disebarkan pula oleh leluhur mu Al-Mahdi yang pertama (Abdullah bin Hasan Al Mutsanna)."
"Wahai Ahmad, Aku Balya Bin Malkan, sampaikanlah salam ku kepada seluruh Pembesar Islam dan Pembesar Agama di Tanah Arkhabil, apakah mereka inginkan sejarah terulang kembali ?"
"Ketika kemunculan Hasan Al Mutsanna bin Hasan dan Al Mahdi (Abdullah bin Hasan Al Mutsanna), kaum muslimin kembali terpecah, hingga menyebabkan kelemahan dan perpecahan kaum muslimin di seluruh dunia, apakah mereka (Para Ulama) mengira mimbar-mimbar dan majlis-majlis mereka telah di ridhoi Allah dan Rasulullah ? Dengan mereka hanya diam dan tidak membuat hukum dan aturan untuk mencegah kaum kuffar dan penghianat, dan kaum yang jahil terus berfatwa tanpa kendali, hingga ketika para pembesar Islam dan ulama di Negri Arkhabil menyaksikan kemaksiatan dan kerusakan terjadi, barulah mereka menyesali ?"
"Wahai Ahmad, sungguh hina keadaan mereka kelak di yaumul qiyamah, dengan wajah tertunduk malu bercampur takut dan kengerian mendengar gemuruh api neraka, saat tangan para malaikat menepis diri mereka dari barisan Umat Rasululah Muhammad yang mulia dan menempatkan mereka pada kehinaan, dalam barisan orang-orang yang mendustai ilmunya. Yang semasa di dunia hanya mencari kesenangan dan kenyamanan namun tidak sama sekali membela kebenaran yang Haq. Dan merasa aman dengan perut yang kenyang dengan kendaraan yang mewah dan dengan pujian-pujian para pengikutnya namun ia tak memperdulikan nasib ummat yang jahil dan ummat yang teraniaya (fakir miskin yatim piatu)."
"Wahai Ahmad, aku Balya bin Malkan, dengan kehendak Allah aku mengisahkan kepada mu tentang leluhur mu yang di khianati, dan dengan kehendak Allah aku mendatangi mu, agar menyampaikan nasihat dan peringatan kepada kaum muslimin."
"Agar mereka para pembesar Islam dan Ulama di negri Arkhabil menghentikan segala kebodohan yang membuat Rasulullah Muhammad yang mulia bersedih dan gelisah dengan tingkah laku ummat nya dan mereka yang mengaku ulama namun hanya mencari keuntungan dunia."
"Sungguh lisan mereka tak akan pernah sampai kepada Rasulullah disebabkan ilmu mereka dipergunakan untuk membangun dunianya sedangkan bangunan akhirat mereka, mereka rusak sendiri dengan kesombongan dan keserakahan."
"Sampaikanlah nasihat ini, sungguh diri mu dan aku hanyalah pemberi nasihat dan peringatan, agar Allah benar-benar menahan murka Nya ke dasar bumi di tengah lautan di antara Negri Arkhabil, tanah para Nabi dan tanah yang dingin dan bersalju abadi, dan gunung-gunung di seluruh dunia sebagai peringatan."
"Wahai Ahmad, sebarkan lah khabar ini, hingga sampai kepada mereka para pembesar negri dan para pembesar Ulama, hingga Allah memberi tanda di langit, di daratan dan lautan sebagai bukti kebenaran yang kusampaikan."
"Dan setelah nasihat ini kamu sampaikan tetaplah pada perinta Allah Azza wa jalla agar diri mu bersabar dan tetap pada tempatmu yang aman dalam kesendirian, agar para pemburu darah Hasanain tak mampu mendekati mu. Hingga batas yang telah di tetapkan Allah."
Ahmad