Gambar hanya sebagai ilustrasi, dibuat menggunakan ai copilot |
Makanan Syetan Saat Bulan Puasa
Saatku duduk di malam hari, seekor syaitan laknatullah menghampiri dan duduk di sebelahku. Dia berkata : "Zaman ini di tanah ini manusia-manusia yang puasa tidak sehebat orang-orang dahulu, dan masih kalah hebat dengan kami yang berpuasa (dibelenggu) siang malam oleh Allah selama bulan Ramadhan." Ucapnya.
Lalu kenapa badan kamu masih segar dan gemuk...? Tidak sama saat pertama aku berpuasa penuh di usia kecil...? Dahulu kamu hanya ternampak kurus dan lemah di hari ke tiga...? Tanyaku.
"Orang-orang tuamu dan orang-orang dulu sudah menjaga dirinya dari bulan Rajab, hingga satu bulan penuh di Sya'ban kami mulai sukar mencari makan, tetapi di zaman sekarang ini, aku dikenyangkan manusia dengan makanan luar biasa di bulan Rajab dan Sya'ban." Jawab si syaitan.
Makanan apa yang akan mengenyangkan kamu hingga satu bulan Ramadhan penuh...? Tanyaku.
"Adalah banyaknya manusia-manusia yang menyukarkan zakat dan memperbanyak riba', banyaknya manusia-manusia yang menimbun makanan dan harta tanpa memahami makna mubadzir secara baik dan benar." Jawab si syetan sambil membuka mulutnya selebarnya memperlihatkan nyala api di dalam mulut hingga nampak ke rongga perutnya yang penuh dengan kilauan berapi yang menyala.
Apa maksudmu memperlihatkan mulut dan rongga perut mu yang penuh bara api ? Tanyaku.
"Inilah yang mengenyangkan kaum kami selama satu bulan ini, perhatikanlah apa-apa yang ada dalam mulut dan perutku, logam-logam bagaikan emas menyala adalah makanan yang di tumpukkan manusia menghadapi puasa namun tanpa mengingat bahwa makanan itu akan basi dan terbuang, dan harta yang seharusnya ia zakati malah dipecah belah hingga seakan ia tidak menjadi kewajiban zakat, padahal kebodohan dia akan ilmu zakat membuat kami dengan senang-senang menghirup harta mereka hingga kenyanglah perut-perut kami, dan yang paling lezat adalah makanan dari hasil riba yang secara langsung dapat masuk ke dalam perut kami walaupun di bulan Ramadhan." ujar syaitan dengan senyumnya menyeringai.
Ahmad F. bin Abdullah Alwie Syams