Jalan Menuju Cinta Allah Dengan 17 Dalam 17

   
Jalan Menuju Cinta Allah Dengan 17 Dalam 17

Jalan Menuju Cinta Allah Dengan 17 Dalam 17

gambar hanya sebagai ilustrasi, dibuat menggunakan ai copilot


09 Januari 2024

Jalan Menuju Cinta Allah Dengan 17 Dalam 17


Dalam demam ku... Aku bermimpi dalam tidur. Rasulullah s.a.w mendatangi ku dengan wajah yang tegas dan bersungguh sungguh, dan berkata :

 

"Wahai cucuku dari Hasan kesayangaku, ketahuilah. Kepedihan dan penderitaan karena sakit bukanlah alasan untuk dirimu meninggalkan sholat, bangkitlah dan kerjakanlah sholat walau hanya dengan duduk atau berbaring, tidak ada ampunan bagi si sakit untuk meninggalkan solat kecuali menjalankannya dengan Ihsan dan keyakinan."

 

"Wahai Ahmad bin Abdullah Alwie Al Hasani, cukupkan bilangan sholatmu dalam keadaan apapun, bukankah Allah telah mencukupkan bilangan Rizki mu dan usiamu serta mencukupkan bilangan kelapangan pada masamu...?"

 

"Wahai Ahmad cucu ku, tidak akan datang pertolongan Allah dan syafaatku kepada ummatku jika terdapat pada dirinya lalai dalam sholat dan mengeluhkan nasibnya kepada makhluk, dan perintah berwasilah hanyalah berwasilah kepada para salihien dan kepadaku, wasilah yang mendekatkan diri kepada Allah Robbul Aalamiin."

 

"Wahai Ahmad cucu Hasan, aku Muhammad Rasulullah memberikan nasihat untukmu dan seluruh ummat akhir zaman, raihlah puncak ibadah dan raihlah waktu mustajab dan jalan menuju cinta Allah dengan 17 dalam 17, yakni dalam 17 rakaat dalam sehari, hari ke-17 dalam Ramadhan, dan jagalah 17 bahagian dalam tubuhmu dari jilatan api neraka dan siksa kubur."

 

"Ambilah surah ke-17 ayat ke-17 sebagai cermin dan pelajaran agar diri mu tidak binasa dalam azab setelah Allah mengkisahkan tentang Nuh dan yang kaum yang di binasakan Allah setelahnya."

 

"Wahai Ahmad, bangkitlah dan kerjakanlah sholat. Sungguh Aku Muhammad akan berpaling darimu dan menghentikan Khidr untuk menyampaikan Khabar-khabar bagi ummatku jika diri mu lemah dalam penderitaan, sungguh cinta Allah lebih banyak di berikan kepada hamba Nya yang paling sabar dalam menahan lapar haus dan penderitaan, dan kebinasaan manusia ada pada hamba Nya yang banyak makan dan tidur tanpa mempunyai rasa kasih sayang dan kepedulian terhadap sesamanya, dan kebinasaan dalam hidup ada pada manusia yang banyak mengeluh dan berprasangka buruk terhadap saudara dan Tuhannya."

 

Ahmad F. Alwie Al Hasani

Diperbarui
Tambahkan Komentar

Translate

Pengunjung