02 Januari 2024
Kisah Cinta Rasulullah Dengan Aisyah r.a, dan Salam Rasulullah Untuk Seluruh Ummat Beliau
Dengan membaca Bismillahirrahmanirrahim...
Dengan berharap ampunan dan kasih sayang Allah dan berharap syafaat Rasulullah. Demi Allah, Aku menuliskan ini dengan penuh keikhlasan dan bukan berharap pujian dan perhatian.
Di sepertiga malam ini, Nabi Khidr as mendatangi ku dan berkata : "Wahai Ahmad, aku bermimpi didatangi Rasulullah yang mulia bersama Aisyah Binti Abu bakar Assidsiq dan Fatimah Binti Muhammad yang mulia. Mereka menyampaikan salam untuk mu."
"Dengarkan dan tuliskanlah apa yang aku akan katakan kepada mu, sebagaimana mereka menginginkan diri mu menyampaikan kebenaran soal pernikahan antara Rasulullah Muhammad yang mulia dengan Siti Aisyah binti Abu Bakar as-Siddiq. Wahai Ahmad, datukmu Muhammad yang mulia berkata kepada ku :"
"Wahai Khidr saudara ku, tidak ada yang mengetahui peristiwa kelahiranku kecuali Allah dan Ibu Ku, sungguh Ibu Ku lah yang mengetahui masanya dan keadaannya, dan aku tidak sebagaimana yang mereka katakan tentang pernikahanku dengan Aisyah Umairah yang kucintai, kecuali jika mereka mahu menghitungnya dari masa kelahiran ku."
"Wahai Khidr saudaraku, kisahkan ini kepada Ahmad Fahmi Bin Abdullah Alwie Syams darah keturunan Hasan putra Fatimah, agar ummat Ku mengetahui kebenarannya, dan agar para cendikiawan menelitinya. Wahai Khidr a.s, setelah wafatnya Isteri Ku Khadijah yang kucintai, masa itu Aisyah berusia 8 ke 9 tahun, selama sembilan tahun hari-hari ku bersama Khadijah, Abu Bakar dan Aisyah dalam perjuangan. Dan mereka selalu menemani ku dan menghibur ku, Abu Bakar seorang sahabat yang kurasakan bagaikan Ayah yang sangat melindungi ku masa itu, dan Aisyah adalah gadis yang baik dan menghibur ku dengan pertanyaan dan candaannya."
"Hingga datang perintah Allah untuk berhijrah dan berperang melawan musuh-musuh Allah di Padang Badar, dan Aisyah masih berusia antara 13 menjelang 14 tahun ketika ia meminta kepada Ayah nya untuk ikut berperang. Namun Allah telah menetapkan usia ummat ku yang diizinkan ikut berjihad di jalan Allah, hingga Aisyah merajuk dan bersedih, dan berkata, 'Wahai Ayah ku, jagalah Nabi Ku kekasih Allah, jangan sampai ia terluka, atau engkau akan menyaksikan aku menangis sepanjang luka Nabi Ku belum tersembuhkan'. Aku tersenyum dan mengatakan kepadanya. Mengapa demikian wahai Umairah...? Aisyah berkata kepada ku : 'Wahai Nabi ku dan Nabi pembawa Rahmat ke seluruh Alam, aku akan berhenti menangis jika Allah menghapus air mata ku dengan kain sutra dari Syurga Nya'."
"Wahai Khidr a.s, tahukah kamu...? Setelah itu aku bermimpi dalam tidur ku. Menjelang perang badar keesokan harinya, Malaikat Jibril membawa ku kepada sosok wanita tertutup kain Sutera, dan Jibril berkata : 'Wahai Kekasih Allah, inilah calon isterimu' hingga aku menyingkap kain sutra dan nampak wajah Aisyah tersenyum kepada ku, dengan pipinya yang memerah."
"Wahai Khidr saudara ku, setelah Allah memenangkan aku dan kaum muslimin dalam perang badar, aku pun telah bermimpi pada hal yang sama hingga aku mengatakannya kepada Abu bakar sahabat ku dan Abu Bakar pun mengatakan 'bahwa ia bermimpi matahari memasuki tendanya dan nampak puteri ku memeluknya'. Dan Abu Bakar telah bertanya kepada puterinya tentang makna mimpinya, dan Aisyah pun mengatakan 'Wahai Ayah ku, jika Matahari itu adalah Nabi ku kekasih ku Muhammad, maka aku tidak akan pernah melepaskan pelukanku walaupun sekujur tubuh ku harus terbakar sang matahari'."
"Wahai Khidr saudara Ku, Aku sebagaimana engkau mengetahuinya, bahwa Aku meminangnya kepada Ayahnya melalui utusan pada usia 13 tahun dan meminangnya pada usia 13 menjelang 14 Tahun, dan masa perpisahanku disebabkan urusan ummat Ku selama tiga tahun, hingga Allah menegur Ku untuk mencampurinya pada usia Aqil baligh dan pada masa haidh pertamanya dan pada masa sucinya pada usia antara 17 kepada 18 Tahun 11 hari, setelah kami disucikan Allah dalam walimah dihadapan beberapa sahabat, dan aku mengajarkannya bersuci di hari pertama sebelum ia masuk kedalam kamar Ku, itulah masa kesempurnaan persoalan hukum dan aturan pada diri wanita."
"Sungguh kata-kata yang keluar dari bibir nya adalah kata kata yang membuat Ku terharu. Ia Umairah Ku mengatakan, 'Wahai Matahari ku, kekasih ku, pujaan ku siang dan malam, matahari ku tidak akan pernah lagi tertutup awan karena sang rembulan akan mendampingi sang Matahari mengitari bumi siang dan malam, wahai suami Ku berikan "sutera" ku kepada mu hingga tak ada lagi dingin menerpa mu. Walaupun aku harus terbakar memeluk sang matahari, namun aku tidak akan pernah melepaskan mu walaupun Allah memisahkan kita di dunia pasti Dia akan mempersatukan kita kembali dalam syurga Nya kelak, karena tidak ada satupun bidadari yang boleh menggantikan diri ku memeluk mu selamanya abadi dalam syurga yang indah, aku telah memahami kewajiban ku, Allah telah menghapus sifat kanak-kanak dan manja ku."
"Wahai Khidr saudara ku, sungguh keji perbuatan 'Bani Quraizah' dan kaum musyrikin yang mendendam kepadaku di kota madinah yang kucintai, hingga mereka merubah pesanan dan mereka bersiasat dan melakukan namimah dan memalsukan semua sejarah cinta ku bersama Aisyah setelah diriku di wafatkan Allah, dan dengan fitnah yang menyebabkan menantu ku Ali dan cucu kesayangan ku Hasan dan Husain syahid, dan mereka masih memburu semua anak keturunan ku dari Hasan dan Husain, hingga kelak masa kehadiran Imam Mahdi di akhir zaman. Kekejian fitnah mereka menyebabkan istri ku (Aisyah) dan sahabat ku (Abu Bakar dan Umar) mereka hinakan."
"Wahai Khidr saudara ku, sampaikan salam ku Muhammad Rasulullah kepada Ahmad, agar ia menuliskan dan menjawab salam kami dengan ia Istiqomah dalam sabar dan Istiqomah dalam menyampaikan dan mengamalkan wasiat Ku, Agar Ummat Ku tidak terperosok kedalam fitnah akhir zaman dan fitnah para pendusta yang berdusta atas nama Ku dan Ahlul Bait ku. Wahai Khidr a.s, sungguh Aku Muhammad Rasulullah akan berpaling kepada mereka yang menyakiti hati Umairah Ku, yang menghinanya dan aku melaknat mereka yang melaknatnya."
"Wahai Khidr saudaraku, sampaikan salam ku Muhammad Rasulullah kepada Ahmad, agar ia menyampaikan salam Ku untuk Ummat Ku, sungguh telah sempurna Al-Qur'an yang Allah turunkan selama masa pengabdian Ku diatas dunia, yang tidak boleh sedikit pun ada keraguan didalamnya. Dan jadikanlah ia (Al-Qur'an) petunjuk yang terang dan penghalang ummat ku dari siksa Neraka."
"Wahai Khidr saudara Ku, sampaikan salam Ku kepada Ahmad. Aku Muhammad Rasulullah mengetahui kegelisahan hatinya, karena di negerinya dan di beberapa Negri yang lain telah banyak ummat Ku yang berdusta mengatasnamakan Allah dan juga Nama Ku, hingga hal itu menyebakan Ahmad gelisah dan menjadi kahwatir akan datangnya hinaan dan cibiran dari kelompok mereka."
"Katakan kepada Ahmad, bukankah tidak akan pernah mampu cahaya yang gelap menghalau yang terang...? Apakah belum cukup bukti bagi Ummat Ku bahwa apa yang disampaikan Ahmad adalah kebenaran...? Bukankah langit dan bumi selalu bergejolak selama ia menyampaikan Pesan Ku dan peringatan demi peringatan...?"
"Wahai Khidr Saudara Ku, katakan kepada ummat Ku dalam tulisan Ahmad, bahwa alam disekitar tanah suci Madinah dan Mekah telah menunjukan gejolaknya setelah surat cinta ku mereka membacanya, dan akan Allah tenggelamkan satu negeri yang tak memperdulikan pernikahan dan menjauhi berketurunan."
"Sebagian tanda kebenaran yang disampaikan Ahmad telah banyak yang terjadi, dan getaran kecil sebagai peringatan di tanah suci Madinah telah terjadi. Apakah mereka benar-benar menunggu Masjidil Haram bergetar dan baru mempercayainya...? Sungguh Aku mendengar Allah akan benar-benar mengguncang nya. Hingga ummat Ku menyadari bahawa apa-apa yang disampaikan Ahmad adalah kebenaran yang datang dari Rabbul 'Alamiin."
"Wahai Khidr saudara ku, jika masa guncangan itu datang, katakan kepada Ahmad, bersegeralah untuk menetap dan tinggal diatas bukit bersama keluarganya, dan agar ia berhati-hati dan memilih orang orang yang di percaya, hingga kaki tangan Dajjal tidak sampai melukainya."
Lalu Nabi Khidr berkata kepada ku, "Wahai Ahmad, itulah pesan dari Nabi Mulia Muhammad kekasih Allah, maka janganlah diri mu menjadi takut dan ragu, tuliskanlah. Dan sampaikanlah kepada semua Ummat Nabi Mulia Muhammad, dengan bahasa yang mereka dapat memahaminya."
"Sungguh di dalam kisahnya bersama Aisyah adalah ujian bagi kaum yang berakal dan mengenal sifat Rasulullah. Yang tidak melakukan segala sesuatu dengan syahwatnya, kecuali dengan kehendak Allah dan atas petunjuk Allah semata."
"Dan sehari bagaikan dua hari lamanya Rasululah bersama Aisyah, selama mereka menikah hingga kebersamaan mereka penuh suka cita salam cinta, dan penuh semangat menegakkan kalimah Allah dan tekandung hikmah yang banyak untuk kaum wanita, dan turunnya Surah tentang aturan dalam pesanan sebuah bangsa dan tentang keutamaan wanita (An Nisa) itulah sebaik baik Wahyu dan keutamaannya."
"Sungguh amat terhinalah mereka yang menipu ummat dengan kisah Aisyah dan Rasulullah yang menikah pada usia masih kanak-kanak, dan mengukur sifat jisim Rasulullah dengan manusia di zaman ini, sungguh tidak ada kekurangan apapun pada Diri Rasulullah pada usia 59 tahun bagaikan seorang pemuda berusia 40 tahun sahaja."
"Aku Balya bin Malkan menyaksikan tubuh mulia Muhammad saat di mandikan, sungguh tidak aku saksikan tubuh beliau melainkan sebagaimana seorang pemuda yang gagah dan tidak nampak diri Rasulullah (jasad) menunjukkan penuaan atau perubahan."
Ahmad F. Alwie Al Hasani