Iman, Islam dan Ihsan

   
Iman, Islam dan Ihsan

Iman, Islam dan Ihsan


21 Februari 2024

Iman, Islam dan Ihsan


Saat aku duduk di tepi danau yang di perintahkan Nabi Khidr as untuk duduk di sana, beliau Nabi Khidr as mendatangi ku dan berkata : Wahai Ahmad, dengarkan dan tuliskan apa yang aku katakan kepadamu.

 

Sungguh tidak akan sempurna 'iman' seseorang hingga lisannya menjadi penolong bagi dirinya sendiri dan menjadi penyejuk dan penerang bagi orang lain. Dan hatinya penuh dengan niat yang mulia menuju cinta dan Rahmat Allah hingga dirinya menjadi Rahmat dan contoh terbaik bagi orang lain.

 

Wahai Ahmad, sungguh terlalu banyak manusia di akhir zaman ini yang lisannya tidaklah sejalan dengan niat di dalam hatinya, dan pakaiannya tidak mampu menutupi sifat haiwan di dalam dirinya, yang matanya tidak mampu melihat cahaya petunjuk dan larangan Allah yang terbentang di hadapannya.

 

Wahai Ahmad, orang orang yang lisannya berkata manis dan seakan ia mengenal Allah dan memahami Al-Qur'an dan seakan-akan ia berdiri di atas jalan Allah, namun kebanyakkan mereka hanya mencari 'KEMAHSYURAN' dunia, padahal mereka terperangkap dalam pelukan iblis tanpa mereka sedari, keadaan mereka sepanjang hari hanya menghitung jumlah manusia yang memujinya dengan isyarat (dalam medsos), lalu iblis meniupkan rasa sombong dan memeluk mereka dengan kuatnya hingga mereka tidak menyedari, bahawa diri mereka termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan dengan fatwa-fatwa yang menyesatkan dan menimbulkan perpecahan.

 

Wahai Ahmad, sungguh pernyataan mereka tentang Allah telah membuat Allah Azza wajalla membenci mereka, sungguh mereka tidak mengenal Allah walaupun mereka dengan pintarnya menyusun kata dan menjelaskan di mana Allah berada. Katakanlah, "Sungguh Allah itu ada dengan segala nama dan sifat Maha Tinggi yang disandang Nya, dan hendaklah manusia tidak bertanya tentang di mana Allah, tetapi bertanyalah kepada diri mereka sendiri, tentang dimana kedudukan mereka saat ini dalam pandangan Allah".

 

Wahai Ahmad, aku sampaikan bahwa Islam adalah Agama yang tinggi dan sempurna, yang ditegakkan dengan kalimah sempurna (dua kalimat syahadat) dan sholat sebagai penghubung antara hamba dengan Rabb nya, dengan puasa sebagai pemelihara manusia dan pembersih jiwa dan raganya, dengan zakat dengan hitungan yang sempurna sebagai pengikat hati terhadap sesama bernilai 'Rahmatan Lil'alamin' bagi yang wajib melaksanakannya lalu ia melaksanakannya dengan hukum yang sempurna, dan dengan Ibadah Haji sebagai ujian ketaatan dan sebagai pembuka mata hati hamba-hamba Allah bagi yang memahami perjalanan dan pengamalannya.

 

Wahai Ahmad, tidaklah sempurna iman seseorang yang tidak mengekalkan hatinya dengan iman kepada Allah dengan Ihsan yang disertai ketaatan dan berjuang untuk meraih ampunan dan ridho Nya, tidaklah sempurna iman seseorang hingga ia yakin bahawa Allah menciptakan para malaikat yang sebahagian menjadi pendampingnya yang tidak luput setiap perbuatan manusia dari penghitungan dalam catatannya, sungguh ada empat malaikat yang mengelilingi manusia sebagai saksi dan sebagai penguat 'Ihsan' di dalam dada manusia.

 

Tahukah kamu tentang Ihsan...? Ihsan adalah meyakini Allah itu ada dan meyakini bahwa tidak pernah luput pandangan Allah kepada seluruh makhluq Nya, hingga seorang hamba yang Ihsan penuh hati dan amalnya dengan perbuatan yang diredhai Allah di sepanjang hidupnya, yang hatinya mampu mengalahkan syahwat duniawi nya.

 

Wahai Ahmad, tidaklah sempurna iman seseorang yang dirinya tidak mengenal dan memahami kitab Al-Qur'an yang sempurna, yang didalamnya terdapat pengajaran yang sempurna yang cahayanya memancarkan cahaya pelindung bagi diri manusia dari bujuk rayu iblis dan cahaya Al-Qur'an menyelamatkan manusia dari api neraka. Sungguh Allah dan Rasulullah yang Mulia Muhammad hanya memberikan perintah untuk mengimani kitab-kitab sebelum Al-Qur'an bukan membaca membezakan atau membanding-bandingkan kitab-kitab terdahulu dengan kitab suci Al-Qur'an, yang sesungguhnya kitab-kitab terdahulu telah di rosak oleh para pembenci nabi Mulia Muhammad di masa perjuangan Beliau sejak diutus Allah menjadi Nabi dan Rasul.

 

Sungguh di akhir zaman adalah kebodohan yang besar  bagi mereka yang telah memahami Al-Qur'an lalu membaca dan mengolok kitab-kitab selain Al-Qur'an hingga menimbulkan permusuhan, bacalah dan amalkan sahaja Al-Qur'an hingga nampak cahaya keberanian, kesejukan dan keselamatan dalam setiap langkah ummat Nabi Mulia Muhammad di sepanjang hidupnya. Yang demikian itu lebih dicintai Allah daripada memperolok agama-agama selain Islam.

 

Dan tidak sempurna iman seseorang yang tidak mengenal Nabi mulia Muhammad dan menjalankan sunnah-sunnahnya sebagaimana yang ia mampu dan fahami, dan kebodohan yang nyata bagi seorang hamba diakhir zaman. Bagi mereka yang mensejajarkan Nabi Muhammad dengan Allah, dan kebodohan yang nyata bagi mereka yang mensejajarkan Nabi Muhammad dengan manusia-manusia biasa setelahnya, dan kebodohan yang nyata bagi yang mengagungkan nama Nabi Muhammad melebihi nama Allah dan kebodohan yang besar bagi mereka berdusta atas nama Nabi Muhammad sedangkan di hatinya penuh Riya' dan kesombongan dan keserakahan (hubuddunia).

 

Dan tidaklah sempurna iman seseorang hingga ia mempercayai hari akhir (hari kiamat) dan mempersiapkan dirinya dengan bekal untuk menghadapinya, sungguh kebodohan yang besar bagi yang menjadikan hari kiamat sebagai sesuatu yang dapat dihindari, dan yang mengambil keuntungan dunia bagi yang berdusta dengan tanda-tanda hari kiamat itu. Sungguh di akhir zaman ini, telah banyak manusia-manusia serakah dan sombong yang memperdaya manusia dan menipu manusia dengan menjelaskan tanda-tanda hari kiamat sekehendak syahwatnya, hingga banyak manusia yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasulullah terperangkap dalam tipuan akhir zaman, yakni dengan mempercayai kisah Al-Mahdi yang sedikit Sekali Rasulullah Muhammad menjelaskan ciri dan tandanya.

 

Sungguh Aku (Nabi Khidr ) telah menyaksikan beberapa penghianat Islam bersama kaum kafir telah memalsukan hadits-hadits tentang Al-Mahdi, hingga saat akhir zaman ini, kebanyakkan manusia tertipu dengan tipuan dan siasat mereka (kaum Syi'ah dan kaum kafir) dalam rencana mereka menguasai Kota suci (Mekah, Madinah dan Aqsha) yang mereka telah ciptakan dari Khurasan, India, Pakistan, dan di sekitar Tanah Aqsha dan tanah suci Mekah dan Madinah, sungguh mereka para pemuja Dajjal telah berkumpul dan sejak lama menggambarkan kota suci dan tanah Hijaz dengan gambar bintang Daud dan ular yang melingkarinya, sebagai simbol penguasaan tepi-tepi tanah haram hingga mengepungnya dan berencana menguasai dan menghancurkannya.

 

Tidak sempurna iman seseorang hingga ia mempercayai ketetapan Allah atas segala makhluq-makhluq Nya, dan alam semesta. Yang terdapat takdir yang mutlak dan juga takdir yang seharusnya tidak terjadi namun terjadi, yakni terjadi takdir baik yang membahagiakan bagi seorang hamba dengan sebab kecerdasan hamba Allah yang bertaqwa (akalnya mendahului ilmu dan petunjuk Allah) atau takdir yang buruk yang menyengsarakan akibat kelalaian dan kebodohan manusia.

 

Wahai Ahmad, tidaklah sempurna iman seseorang hamba dalam mengabdi kepada Allah, hingga di pagi hari ia memulai dengan niat mencari ridho Allah dan di malam hari ia mencari ampunan Allah.

 

Wahai Ahmad, itulah yang seharusnya mampu dirimu lakukan sebelum para pengikutmu. Sungguh datukmu Nabi Mulia Muhammad menginginkan kebaikan pada dirimu dengan amal shaleh dan tetaplah menjalankan takdir menjadi yang tersembunyi hingga batas yang ditetapkan Allah.

 

Wahai Ahmad, hendaklah dirimu dan isteri-isterimu mampu pula menjadi penerang dan penyejuk bagi ummat yang ada di dalam perahumu, hingga iblis menjauhi perahumu dan cahaya kasih sayang Allah menyelimuti perahu mu.

 

Ahmad F. bin Abdullah Alwie Syams

Diperbarui
Tambahkan Komentar

Translate

Pengunjung