29 Februari 2024
Ruh dan Qolbun Salim
Saat malam itu, aku di tepi pantai bersama mereka. Nabi Khidr as mendatangi ku saat aku menghadiri acara Subuh berjamaah di tepi lautan. Beliau a.s berkata kepada ku :
"Wahai Ahmad, aku khabarkan kepadamu tentang Ruh-ruh manusia sejak dahulu, sungguh Allah telah menciptakan 'Ruh' itu dengan "ilmu Nya", berupa cahaya yang bersinar-sinar saling berhubungan bagaikan tali yang lembut laksana sutra yang membentuk tubuh secara sempurna, dan Allah telah menetapkan jumlah ruh sejak awal hingga akhir dunia.
Wahai Ahmad, ketahuilah bahwa ruh-ruh itu diletakkan kedalam janin masa manusia belum sempurna bentuknya, hingga Ruh menempati seluruh tubuh manusia secara penuh hingga bergerak dan tumbuh jasad dengan sempurna dalam bilangan yang telah Allah tetapkan masanya, hingga terlahir ke dunia.
Wahai Ahmad, ruh-ruh itu memenuhi seluruh ruang di kepala dan punggung dalam jasad manusia, hingga jutaan lembar cahaya laksana sutra yang indah menguasai seluruh bahagian tubuh manusia dengan sempurna mengikuti kadar jasad yang di tetapkan Allah dengan kehendak Nya. Di tengah tubuh manusia terdapat ruang Qolbu yang luas hingga cahaya ilmu yang banyak dapat di tampung sang kolbu tanpa batas.
Wahai Ahmad ketahuilah, bahawa janin di dalam rahim Ummat Nabi Mulia Muhammad telah terdapat cahaya iman (nur syahadat) dan cahaya cinta di dalam kalbunya, berbeda dengan janin yang terkandung di dalam rahim manusia yang tidak menyembah Allah dan tidak beriman kepada Nabi Mulia Muhammad Saw.
Wahai Ahmad, ketahuilah, bahwa ruh-ruh yang banyak jumlahnya (yang mengikuti jumlah) yang di kehendaki Allah sejak penciptaan Adam hingga hari kiamat, adalah telah saling "mengenal" dan "terikat" satu dengan yang lainnya. Sebab itulah manusia yang saling menghormati dan saling menyambung tali silaturrahmi dengan penuh keikhlasan akan merasakan getaran kasih sayang dan saling mencintai.
Wahai Ahmad, Allah lah yang memegang kuasa atas ruh-ruh manusia, bukan manusia yang berkuasa atas ruh-ruh manusia. Manusia yang memelihara hatinya (Qolbu) yakni yang menjaga sifat baik dan menjauhi sifat buruk dan manusia yang menjaga jasadnya (yakni menjaga penglihatan, pendengaran, dan perkataan) dan mensucikan nya dengan air yang telah di tetapkan hukumnya (mandi dan wudhu), merekalah yang bijak dan pandai dalam pandangan Allah.
Hingga cahaya keindahan memancar dari hatinya dan memenuhi permukaan jasadnya, itulah sebabnya seseorang yang bersih hatinya dari sifat-sifat buruk menjadi indah di pandang dan di rindui oleh setiap hamba yang beriman.
Wahai Ahmad, sungguh aku berada di dalam barisan sholat Maghrib sebelum tangis mu yang bersamaan waktunya dengan bumi yang bertakbir dan bertahmid, hingga menggetarkan permukaan tanah disekeliling mu. Dan aku menyaksikan cahaya cinta mereka yang hadir bersamamu dan cahaya iman yang membuat mereka tidak beranjak pergi atau berlari karena takut akan kematian. (Takut gempa menjadi besar), sungguh Allah tidak memerintahkan sang bumi menggetarkan dengan kuat dirinya di tempat para pengikutmu duduk bersama mu, sebagian dari mereka merasakan dan sebagian dari mereka tidak merasainya. Sungguh yang demikian itu adalah bukti janji Allah yang dahulu diri mu sampaikan.
Wahai Ahmad, sungguh jagalah cahaya kasih sayang Allah di hatimu dan katakanlah kepada mereka para pengikutmu agar menjaga pula hati mereka. Sungguh aku melihat dan merasakan kehangatan dan cahaya cinta kalian bersambung Dangan cahaya cinta nabi Mulia Muhammad di 'Baitul Izzah' selama berada di tempat yang di perintahkan Allah dalam menyampaikan khutbah akhir zaman.
Sungguh jika dirimu dan semua pengikutmu menjaga tali silaturrahmi yang indah itu, tidaklah akan Allah turunkan sesuatu melainkan keberkahan dan keselamatan di dunia dan akhirat, dan bertambah tambah kasih sayang Allah kepadamu dan mereka. Dengan sebab saling mencintai dan saling menebarkan kasih sayang, itulah Sunnah Rasulullah yang Allah sukai, itulah "Afsus Salam" yakni kunci pembuka segala pintu kebaikan di sisi Allah.
Ahmad F. bin Abdullah Alwie Syams