20 Maret 2024
Saat aku berbuka puasa di tepi gunung yang sejuk. Nabi Khidr mendatangi ku dan mendampingi ku berbuka puasa bersama ku, lalu ia mengimami ku dalam sholat Maghrib hingga beberapa orang mengira bahwa Nabi Khidr as adalah seorang Arab yang fasih lagi indah bacaan sholatnya dan unik doa nya, seseorang yang mengerti bahasa arab bertanya kepada Nabi Khidr, apakah kamu imam tadi ( Nabi Khidr as ) ? Apakah kamu adalah asli orang Turki ? Lalu Nabi Khidr menjawab : "Nama ku Abdullah bin Amiyal Malkan Fars, asli dari persia". Aku hanya tersenyum saja dan bersama Nabi Khidr saja segera berlalu. Setelah selesai lalu Nabi Khidr as berkata kepada ku :
Wahai Ahmad, Nama Ayahku adalah Amiyal Malkan Fars. Seorang bangsawan Fersia, yang ibu ku bernama Aliha Rumania binti Faris, ibu ku adalah bibi dari ibu Iskandar Zulkarnain.
Wahai Ahmad, perhatikanlah langit sejak kemarin diri mu bersama ku, langit membiru dengan matahari yang bertasbih dan alam yang bergembira, hendaklah mereka melihat tanda tanda itu, dan ketika esok hari diri mu kembali ke rumah mu, alam pun akan kembali meredup dan angin pun akan kembali bertiup dengan kencang di beberapa daerah di Negri mu... Hal itu semata mata adalah Allah hendak menunjukan kuasanya dan membela mu yang di hinakan dan di katakan pendusta. Bersabarlah.
"Wahai Ahmad, sungguh dahulu mereka mencibir lidi yang ku berikan dari pohon kelapa yang tumbuh di gunung Qof, namun mereka tak memahami bahwa lidi itu adalah cara Allah menunjukan kekuasaan Nya kepada hamba hamba Nya yang "duduk" bersama mu, hingga takkan mengering air sumur mereka dan tak akan goyah bangunan bangunan mereka, sungguh mereka tidak memahami kemarau yang akan datang benar benar membuat mereka mencari lidi - lidi di tangan mu... Sungguh kebodohan jika mereka mengatakan lidi itu dari mu...
Wahai Ahmad, pergilah ke sebuah gunung dimana rumah dan tanah itu akan menjadi murah di bulan ramadhan dengan sebab kesempitan yang terjadi kepada semua pemiliknya, sungguh ramalan seorang dukun dahulu yang di takuti oleh seorang Yang serakah di kel***a mu semasa diri mu dalam kandungan ibu mu akan menjadi kenyataan. Bukankah telah Allah contohkan pada diri Nabi Musa saudara ku, seribu bayi laki-laki pun menjadi korban akibat kesalahan penasihat Fir'aun hingga Allah menyelamatkan Musa dari pembunuhan, sebagaimana Allah menyelamatkan diri mu dari kedzaliman dan pembunuhan semasa kecil mu. Janganlah diri mu berpaling dari kasih sayang Allah.
Wahai Ahmad, bersabarlah... Tidaklah menjadi utama pujian jutaan manusia ataupun hinaan, sungguh akupun telah mendapatkan fitnah dan cacian dari jutaan manusia sepanjang usia ku, tahukah kamu wahai Ahmad, sungguh mereka yang mengatakan pernah berjumpa dengan ku dan mereka yang mengaku sebagai putra angkat atau murid ku, mereka itulah yang dalam pandangan Allah sama dengan menghina ku dan merendahkan diri ku, dan mereka telah kufur terhadap apa yang telah di bawa oleh Nabi kita yang Mulia Muhammad, sungguh akupun mengikuti segala Sunnah Rasulullah Muhammad yang mulia, karena hakikat manusia yang hidup di zaman Rasulullah Muhammad yang mulia hingga hari kiamat tiba adalah wajib beriman kepada Allah dan Rasulullah Muhammad yang Mulia.
Wahai Ahmad, carilah tempat dimana orang-orang menduga akan terjadinya bencana besar, dan duduklah disana hingga bumi menjadi tentram, semoga Allah memudahkan diri mu memiliki tempat di tempat-tempat yang di ramalkan oleh orang-orang yang sombong dengan alat dan ilmu mereka.
Wahai Ahmad, tetaplah taat dalam perintah Nya , dan jalankan semua yang telah aku khabarkan kepada mu. Janganlah menjadi takut setelah bukti-bukti di rasakan di seluruh Negri mu. Sungguh mereka akan menyadari ketika diri mu berhijrah dan tetaplah Makhfy bersama Allah dan diri ku. Hingga batas waktu yang di tetapkan Allah.
-Ahmad F. bin Abdullah Alwie Syams-