Tiga Nabi Yang Diutus Di Tanah Nusantara

   
Tiga Nabi Yang Diutus Di Tanah Nusantara

Tiga Nabi Yang Diutus Di Tanah Nusantara

gambar hanya sebagai ilustrasi, dibuat menggunakan ai copilot

14 Maret 2024

Tiga Nabi Yang Diutus Di Tanah Nusantara


Nabi Khidr a.s mendatangiku dan berkata "Tahanlah dulu, janganlah dirimu terburu-buru untuk berdiri melakukan sholat Isya' dan terawih, dan jangan pula dirimu melalaikannya dan melambatkan waktunya."

 

"Wahai Ahmad, aku akan menyampaikan beberapa khabar, dengarkan dan tulislah dengan tidak menguranginya sedikit pun. Sungguh aku dipertemukan Allah dengan tiga Nabi yang pernah bertugas menyebarkan 'Dienut Tauhid' di tanah Arkhabil ini (Tanah Nusantara) yakni 

  1. Nabi Ishof dan 
  2. Nabi Shodif. Dia adalah bersaudara di tanah Arkhabil sebelum 
  3. Nabi Khizba yang bergelar As Shakhil / Shakeem yang bermakna pemimpin yang tampan."

 

"Atas izin Allah, mereka berkata,"

"Wahai Khidr yang bijak, sungguh kami pernah ada di atas tanah Nusantara dan meneruskan dakwah Tauhid yang dibawa oleh para Nabi sebelum kami, sejak Nuh a.s berkuasa setelah banjir seluruh dunia surut, hingga Nuh memberikan perintah kepada seberapa pengikutnya dan kepada anak keturunan Nuh a.s untuk menempati tanah Arkhabil hingga memenuhi daratan dan tepi gunung-gunung."

 

"Wahai Khidr a.s yang bijak, dakwah kami dahulu adalah agar semuanya tetap menyembah Allah dan menjalankan kebaikan-kebaikan di atas dunia, berkasih sayang dan berlaku adil kepada sesama dan menjaga kelestarian alam demi keseimbangan alam di atas tanah ini, dan mendakwahkan akan hadirnya Nabi Penutup para Nabi yaitu Nabi Mulia Rasulullah yang Alim Muhammad bin Abdullah kekasih Allah."

 

"Dan tugas kami adalah menumbuhkan (menanam) kembali pohon-pohon dan menggali kembali sumur-sumur mata air di atas gunung-gunung dan membuat sungai-sungai dengan indah dengan beberapa bendungan dan danau untuk kelestarian hidup manusia dan seluruh makhluq di atasnya dengan petunjuk Allah yang dibawa oleh Malaikat Jibril a.s."

 

"Wahai Khidr a.s, sungguh sebelum datang banjir sebagai azab ke atas dunia di zaman Nuh, tanah ini telah diisi oleh orang-orang yang zalim dan melampaui batas, hingga banjir pada masa Nuh menenggelamkan seluruhnya, lalu dengan kuasa Nya Allah, kembali tanah ini didiami oleh anak keturunan Nuh dan para pengikutnya. Hanya saja para pengikut Nabi Nuh tidak Allah berikan keturunan hingga mereka mati dan di makamkan di atas beberapa  gunung di tanah Arkhabil."



"Wahai Khidr, sampaikan salamku kepada Ahmad, agar ia tetap menjadi rahasia dan merahasiakan tentang apa yang akan aku khabarkan atas izin Allah Azza Wa Jalla Tuhan kita yang Mahakuasa, dan atas kasih sayang Rasulullah Muhammad yang mulia ke atas ummatnya di tanah Arkhabil. Jika para pemimpin di tanah Arkhabil menahan diri mereka dan membuka akal dan hati mereka, sungguh akan mereka jumpai keberkahan diatas tanah-tanah mereka, hingga selamatlah satu negeri yang kecil dan satu negeri yang dahulu di pimpin oleh Sultan yang di cintai Rasulullah Muhammad yang mulia, yang Allah dan Rasulullah harapkan menjadi contoh 'Rahmatan Lil 'Alamiin' dan pembawa cahaya keadilan dan kesejahteraan, yakni dua negeri itu yang hendak dikhianati oleh beberapa orang yang akan mengaku pewaris tahta, dan satu negeri kecil yang hendak di pecah-belah karena konflik keluarga, hendaklah mereka menyadari dan saling memaafkan."

 

"Wahai Khidr, sampaikan kepada Ahmad hendaklah ia menjalankan segala apa yang Allah perintahkan kepadanya, sungguh tidak ada yang lebih membahagiakan kecuali ketika Allah mencatat hamba Nya sebagai hamba yang bertaqwa dan hamba yang taat. Hingga terbuka jalan yang indah menuju ampunan dan kasih sayang Allah kelak di pintu 'Raudhah Min Riyadhil Jannah' tanpa hisab."

 

"Wahai Khidr, sungguh dirimu dan diri kami telah sama-sama mengetahui, bahwa memegang amanah Allah bagaikan berjalan di atas bara api dibawah terik matahari. Dengan segala ujian dan cobaan serta fitnah yang keji dan ancaman yang boleh saja membinasakan."


"Namun, Allah bukanlah Tuhan yang kejam, yang membiarkan hamba Nya yang sabar dan amanah tenggelam dalam kesengsaraan tanpa pertolongan dan perlindungan dari Nya. Wahai Khidr, kami berdoa agar Allah senantiasa memuliakanmu dan mereka yang bertaqwa dan amanah."

 

Nabi Khidr berkata kepada aku, "Wahai Ahmad, itulah yang mereka sampaikan dan mereka lebih mengenal tanah Arkhabil sebagaimana dahulu Allah senantiasa memberikan mereka petunjuk kepada mereka. Dan hendaklah beberapa pengikutmu segera memeriksa tanah-tanah mereka. Sungguh Allah akan membuka jalan bagimu, hingga datangnya kerabat raja dan datangnya seorang raja secara sembunyi-sembunyi. Terimalah mereka dan berikanlah petunjuk berharga atas tanah-tanah mereka dan di tepi lautan mereka. Sungguh di tengah lautan yang mereka akan kuasai, akan Allah berikan sebuah gunung yang keberkahannya tidak akan Allah hentikan hingga hari kiamat tiba. Kecuali mereka berlaku serakah dan sombong. Jika mereka serakah dan sombong, maka mudah bagi Allah untuk menenggelamkan negeri mereka."

 

"Tulislah dan sampaikanlah, sungguh berpatah balik hinaan dan cibiran itu. Mereka sedang tidak mencibir mu, namun mereka tengah menghina dan mencibir Allah Azza Wa Jalla yang memberikan perintah dan amanah ini."

 

"Tetaplah bersabar dan tawadhu', dan amalkan senantiasa 'Akhlaqul Karimah'. Hanya itulah yang wajib dirimu jalankan."

 

"Aku menunggumu di tepi lautan itu, hingga bulan di pertengahan Ramadhan berwarna lain dari biasanya, dan gerhana yang menandakan diriku dan dirimu membacakan surat untuk mereka para pembesar dunia. Hingga bintang-bintang bertaburan dan awan sebagian akan menutupi bumi dan angin menghancurkan beberapa bangunan di atas negeri yang melampaui batas. Hingga kesombongan di tenggelamkan Allah dengan gegaran dan air yang merusak. Hingga Allah menghiasi langit dengan batu yang menyala mengelilingi sebagian langit bumi di bulan suci Ramadhan ini."

 

Ahmad F. bin Abdullah Alwie Syams

Diperbarui
Tambahkan Komentar

Translate

Pengunjung