21. Sumpah Iblis

   
21. Sumpah Iblis

21. Sumpah Iblis

 


Kitab : Al-Jawahir Al Makhfiyyah

Judul : Sumpah Iblis

Disusun oleh : Mohammad Amri Yusof     

Ditulis oleh : Sallehudin Bin Sufi

Dikarang oleh : Ahmad Fahmi Hadiid Syams Al Makhfiy


Kenapa iblis begitu yakin mampu menyesatkan manusia kepada jalan Allah sesuai dengan tafsir surah al’Araf 16-17:


قَالَ فَبِمَاۤ اَغۡوَيۡتَنِىۡ لَاَقۡعُدَنَّ لَهُمۡ صِرَاطَكَ الۡمُسۡتَقِيۡمَۙ‏  ﴿7:16﴾ ثُمَّ لَاَتِيَنَّهُمۡ مِّنۡۢ بَيۡنِ اَيۡدِيۡهِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ اَيۡمَانِهِمۡ وَعَنۡ شَمَآئِلِهِمۡؕ وَلَاٰ تَجِدُ اَكۡثَرَهُمۡ شٰكِرِيۡنَ‏ ﴿7:17﴾

 

Erti: Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka saya benar-benar akan (menghalang halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.

Al-A’râf/7:16-17


Sebelum ayat di atas, pada surah yang sama, Allâh Azza wa Jalla berfirman:


وَلَقَدۡ خَلَقۡنٰكُمۡ ثُمَّ صَوَّرۡنٰكُمۡ ثُمَّ قُلۡنَا لِلۡمَلٰۤـئِكَةِ اسۡجُدُوۡا لِاٰدَمَ ۖ  فَسَجَدُوۡۤا اِلَّاۤ اِبۡلِيۡسَؕ لَمۡ يَكُنۡ مِّنَ السّٰجِدِيۡنَ‏  ﴿7:11﴾قَالَ مَا مَنَعَكَ اَلَّا تَسۡجُدَ اِذۡ اَمَرۡتُكَ ؕ قَالَ اَنَا خَيۡرٌ مِّنۡهُ ۚ خَلَقۡتَنِىۡ مِنۡ نَّارٍ وَّخَلَقۡتَهٗ مِنۡ طِيۡنٍ‏ ﴿7:12﴾ قَالَ فَاهۡبِطۡ مِنۡهَا فَمَا يَكُوۡنُ لَـكَ اَنۡ تَتَكَبَّرَ فِيۡهَا فَاخۡرُجۡ اِنَّكَ مِنَ الصّٰغِرِيۡنَ‏ ﴿7:13﴾ قَالَ اَنۡظِرۡنِىۡۤ اِلٰى يَوۡمِ يُبۡعَثُوۡنَ‏ ﴿7:14﴾ قَالَ اِنَّكَ مِنَ الۡمُنۡظَرِيۡنَ‏ ﴿7:15﴾ قَالَ فَبِمَاۤ اَغۡوَيۡتَنِىۡ لَاَقۡعُدَنَّ لَهُمۡ صِرَاطَكَ الۡمُسۡتَقِيۡمَۙ‏  ﴿7:16﴾ ثُمَّ لَاَتِيَنَّهُمۡ مِّنۡۢ بَيۡنِ اَيۡدِيۡهِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ اَيۡمَانِهِمۡ وَعَنۡ شَمَآئِلِهِمۡؕ وَلَاٰ تَجِدُ اَكۡثَرَهُمۡ شٰكِرِيۡنَ‏ ﴿7:17﴾ قَالَ اخۡرُجۡ مِنۡهَا مَذۡءُوۡمًا مَّدۡحُوۡرًا ؕ لَمَنۡ تَبِعَكَ مِنۡهُمۡ لَاَمۡلَـٴَـنَّ جَهَنَّمَ مِنۡكُمۡ اَجۡمَعِيۡنَ‏ ﴿7:18﴾

 

Erti: Sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian, lalu Kami bentuk tubuh kalian, kemudian Kami katakan kepada para malaikat, ‘Bersujudlah kalian kepada Adam’, maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk orang-orang yang bersujud. Allâh berfirman, ‘Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?’ Iblis pun menjawab, ‘Saya lebih baik daripadanya. Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.’ Allâh berfirman, ‘Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sudah sepantasnya tidak menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina.’ Iblis menjawab, “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan. Allâh berfirman, ‘Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh. Kemudian Allâh Azza wa Jalla katakan, “Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat,” iaitu Engkau menjadikanku sebagai orang yang tersesat, “maka saya benar-benar akan (menghalanghalangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus,” yang dimaksud dengan ‘mereka’ adalah Nabi Adam dan keturunannya, dan yang dimaksud dengan ‘jalan-Mu’ adalah agama Islam. Karena Islam adalah jalan lurus yang bisa mengantarkan kepada ke-ridha-an Allâh Azza wa Jalla . “Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka.” Iblis ingin mengepung manusia (dari segala penjuru) dan menghalangi mereka untuk menempuh jalan lurus ini, sehingga mereka tidak selamat dan binasa sebagaimana Iblis. “Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” Ini adalah perkataan Iblis kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala yang menyatakan bahwa Engkau (ya Allâh) tidak akan mendapati sebagian besar dari anak Adam sebagai orang yang bersyukur kepada-Mu dengan beriman, bertauhid dan taat kepada-Mu karena usaha penyesatan yang akan saya lakukan.”Kemudian Allâh Azza wa Jalla mengatakan: Allâh berfirman, ‘Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan isi neraka Jahannam dengan kalian semuanya.’ Al-A’râf/7:11-18

 

Allâh Azza wa Jalla berfirman:


قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ


Iblis menjawab, ‘Demi kekuasaan-Mu! Aku akan menyesatkan mereka semuanya.’ Shâd/38:82

 

Di dalam ayat ini Iblis bersumpah dengan kekuasaan atau keperkasaan Allâh Azza wa Jalla . Padahal Allâh Azza wa Jalla tidak memiliki sifat kekurangan. Maka pertanyaan tersebut dijawab, bahwa kehendak (irâdah) Allâh Subhanahu wa Ta’ala ada dua, yaitu: Irâdah Kauniyah dan Irâdah Syar’iyah. Irâdah Kauniyah adalah kehendak yang diinginkan oleh Allâh Azza wa Jalla untuk terjadi di alam semesta, namun tidak mesti hal tersebut disukai oleh Allâh Azza wa Jalla, sedangkan irâdah syar’iyah adalah keinginan yang Allâh sukai, namun hal itu tidak mesti terjadi. Semua ini terjadi karena hikmah dan keadilan Allâh Azza wa Jalla .

 

Allâh-lah yang maha mengetahui segala hikmahnya, jika kita tidak mengetahui hikmahnya dan Allâh Maha Adil dengan seluruh yang Allâh Azza wa Jalla lakukan. Ini merupakan sifat Allâh Subhanahu wa Ta’ala yang sempurna. Para hamba-Nya-lah yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allâh Azza wa Jalla , dan Allâh Subhanahu wa Ta’ala tidak akan diminta pertanggungjawaban. Iradah kauniyah adalah berkenaan dengan rububiyah Allah dan penciptaan-Nya, sedangkan iradah syar’iyah berkenaan dengan uluhiyyah Allah dan syari’at-Nya. Sebagaimana dalam bab Tauhid tentang Rububiyah dan Uluhiyah. Iradah Rabbaniyah yang terbagi dalam dua bagian. Terkumpul dalam ketaqwaan dan ketaatan. Asma wa sifat berada dalam satu, yaitu ada pada kesempurnaan Allah sebagai Al-Khaliq.

 

Iradah Kauniyyah Rububiyah dan Iradah Syar'iyah Diniyah ada diatas dunia dan pada diri manusia. Seperti kenapa seorang diterima taubat nya dan ada yang tidak diterima taubatnya dengan sebab sebab hukum pasti dan tertulis mutlak dari Allah. Kembali kepada syarat-syarat beriman dan bertaubat. Iradah Kauniyah ada yang tidak disukai Allah atas kehendakNya, seperti kufurnya manusia dan maksiat. Seperti karomah yang berubah menjadi istidraj.

  

Nabi Nuh Alaihissallam telah berkata kepada kaumnya:


وَلَا يَنفَعُكُمْ نُصْحِىٓ إِنْ أَرَدتُّ أَنْ أَنصَحَ لَكُمْ إِن كَانَ ٱللَّهُ يُرِيدُ أَن يُغْوِيَكُمْ ۚ هُوَ رَبُّكُمْ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ


Dan tidaklah bermanfaat kepada kalian nasihatku jika aku hendak memberi nasihat kepada kalian, sekiranya Allâh hendak menyesatkan kalian. Dia adalah Rabb kalian, dan kepada-Nya-lah kalian dikembalikan. Hûd/11:34

   

Firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :


لَاَقۡعُدَنَّ لَهُمۡ صِرَاطَكَ الۡمُسۡتَقِيۡمَۙ‏


Maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus.

 

Jika diterjemahkan secara makna perkata, maka terjemahan di atas adalah, “Saya akan benar-benar duduk untuk mereka di jalan-Mu yang lurus,” maksud duduk di jalan adalah terus-menerus berada di jalan tersebut untuk menghalangi mereka. Dan Ini adalah sumpah iblis untuk menyesatkan manusia. Iblis benar-benar akan menghalang-halangi umat manusia untuk menuju jalan Allâh Azza wa Jalla yang lurus. Arti (صِرَاطَكَ الۡمُسۡتَقِيۡمَۙ‏) / jalan-Mu yang lurus adalah seluruh jalan menuju kebenaran dan keselamatan sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir rahimahullah.

 

 Hadits berikut ini:


عن سبرة بن أبي فاكه قال: "سمعت رسول الله -صلى الله عليه وسلم- يقول: إن الشيطان قعد لابن آدم بأطرقه، فقعد له بطريق الإسلام , فَقَالَ: "تُسِلِّم وتَذَرْ دِينَكَ وَدِينَ آبَائِكَ وَآبَاءِ أَبِيكَ؟" فَعَصَاهُ فَأَسْلَمَ. ثُمَّ قَعَدَ لَهُ بِطَرِيقِ الْهِجْرَةِ، فَقَالَ: "تُهَاجِرُ وَتَدْعُ أَرْضَكَ وَسَمَاءَكَ؟ وَإِنَّمَا مَثَلُ الْمُهَاجِرِ كَمَثَلِ الْفَارِسِ فِي الطَّوِيلِ." فَعَصَاهُ فَهَاجَرَ ثُمَّ قَعَدَ لَهُ بِطَرِيقِ الْجِهَادِ، فَقَالَ: "تُجَاهِدُ فَهُوَ جِهَادُ النَّفْسِ وَالْمَالِ، فَتُقَاتِلُ فَتُقْتَلُ، فَتُنْكَحُ الْمَرْأَةُ وَيُقْسَمُ الْمَالُ فَعَصَاهُ فَجَاهَدَ... فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-: فَمَن فَعَلَ ذَلِكَ كَأَنَّ حَقًّا عَلَى اللَّهِ -عز وجل- أَن يُدْخِلَهُ الْجَنَّة


Diriwayatkan dari Sabrah bin Abi Fâkih berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Sesungguhnya syaitan duduk untuk menghalang-halangi seorang anak Adam dari berbagai jalan. Syaitan duduk menghalangi jalan untuk masuk Islam. Syaitan berkata, ‘(Apakah) kamu masuk ke dalam Islam dan kamu tinggalkan agamamu, agama bapak-bapakmu dan agama nenek moyangmu?’ Anak Adam tersebut tidak mentaatinya, kemudian dia masuk Islam. Kemudian syaitan pun menghalangi jalan untuk berhijrah dan dia berkata, ‘(Apakah) kamu akan berhijrah dan kamu meninggalkan bumi dan langitmu ? Sesungguhnya perumpamaan orang yang berhijrah adalah seperti kuda yang diikat dengan tali.’ Kemudian anak Adam tersebut tidak mentaatinya dan terus berhijrah. Kemudian syaitan duduk untuk menghalangi jalan untuk berjihad. Syaitan berkata, ‘(Apakah) kamu akan berjihad? Jihad itu adalah perjuangan dengan jiwa dan harta. Engkau berperang, dan nanti kami terbunuh, isterimu akan dinikahi (oleh orang lain) dan hartamu akan dibagi-bagi.’ Kemudian anak tersebut tidak mentaatinya, kemudian terus berjihad.” Kemudian Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Barang siapa yang melakukan hal tersebut, maka Allâh berkewajiban untuk memasukkannya ke dalam surga…”

 

Dengan demikian kita memahami bahwa iblis akan menggoda manusia di semua jalan yang boleh mendekatkan diri kepada Allâh Azza wa Jalla .

 

Firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :


ثُمَّ لَاَتِيَنَّهُمۡ مِّنۡۢ بَيۡنِ اَيۡدِيۡهِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ اَيۡمَانِهِمۡ وَعَنۡ شَمَآئِلِهِمۡؕ


Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka.

 

Pada ayat ini iblis berjanji akan mendatangi anak manusia dari seluruh penjuru. Iblis juga berjanji akan menghiasi kebatilan sehingga umat manusia terjerumus ke dalamnya.

 

Allâh Azza wa Jalla berfirman di dalam al-Qur’an:


قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ


Iblis berkata, ‘Ya Rabbku! Karena Engkau telah menghukumku tersesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.” [Al-Hijr/15:39]

 

‘Kemudian aku akan benar-benar mendatangi mereka dari segala sisi kebenaran dan kebatilan, kemudian saya akan menghalangi mereka dari kebenaran dan saya akan memperindah kebatilan untuk mereka. Hal ini dikarenakan potongan ayat ini datang setelah firman Allâh Azza wa Jalla, yang artinya, ‘Maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus.’

  

Firman Allâh Azza wa Jalla :


وَلَاٰ تَجِدُ اَكۡثَرَهُمۡ شٰكِرِيۡنَ


Erti: Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.

 

Imam ath-Thabari rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya Iblis mengatakan, ‘Engkau, Wahai Rabb-ku! Tidak akan mendapatkan sebagian besar dari anak Adam yang bersyukur kepada-Mu atas kenikmatan yang telah Engkau berikan kepada mereka, seperti: pemuliaan-Mu terhadap bapak mereka, Adam, berupa perintah-Mu kepada para malaikat untuk bersujud kepadanya dan pengutamaan Adam dariku.

  

Ibnu ‘Abbâs menyatakan bahwa arti syâkirîn (orang-orang yang bersyukur) pada ayat ini adalah muwahhidiin (orang-orang yang bertauhid).”Iblis tidak mengetahui hal tersebut, tetapi perkataannya tersebut dibangun di atas prasangka saja, dan ternyata seperti itulah yang terjadi.

 


Dikatakan bahwa Iblis telah berprasangka dan ternyata benar. Allâh Azza wa Jalla berfirman:


وَلَقَدْ صَدَّقَ عَلَيْهِمْ اِبْلِيْسُ ظَنَّهٗ فَاتَّبَعُوْهُ اِلَّا فَرِيْقًا مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَ


Erti: Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagian orang-orang yang beriman. Saba’/34:20

 

Allâh Azza wa Jalla berfirman di dalam surat lain yang mirip dengan ayat yang sedang kita bahas ini:


قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ82 إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ ٱلْمُخْلَصِينَ 83 قَالَ فَٱلْحَقُّ وَٱلْحَقَّ أَقُولُ 84 لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنكَ وَمِمَّن تَبِعَكَ مِنْهُمْ أَجْمَعِينَ85.


Erti: Iblis menjawab, ‘Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali para hambaMu yang mukhlas di antara mereka.’ Allâh berfirman, “Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan kebenaran itulah yang Ku-katakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya.’ Ash-Shaad/38:82-85

  

Pada ayat ini, Iblis mengetahui bahwa dia tidak akan bisa menyesatkan hamba Allâh yang disifatkan dengan al-mukhlashin atau al-mukhlishin (dalam qira’ah lain). Jika dibaca al-mukhlishin, maka mereka adalah orang-orang yang mengikhlaskan (memurnikan) ketaatan dan tauhid kepada Allâh Azza wa Jalla. Dan jika dibaca al-mukhlashin, maka mereka adalah orang-orang yang Allâh Subhanahu wa Ta’ala jadikan mereka sebagai orang yang ikhlas untuk mentauhidkan Allâh.

  

Allâh Azza wa Jalla juga berfirman:


اِنَّ عِبَادِيْ لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطٰنٌ اِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِيْنَ 42 وَاِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ43


Erti: Sesungguhnya para hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. Al-Hijr/15:42-43

  

Jika kita mengetahui bahwa iblis dan syaitan sebagai pengikutnya akan menggoda kita dari empat penjuru, maka sudah sepantasnya kita membiasakan diri untuk meminta perlindungan dan penjagaan dari Allâh Azza wa Jalla agar iblis dan syaitan tidak bisa menguasai kita. Di antara doa yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang diriwayatkan dari Jubair bin Abi Sulaiman bin Jubair bin Muth’im rahimahullah, dia berkata, “Saya mendengar Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma berkata, ‘Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan doa-doa ini ketika sore dan ketika pagi:

 

 

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي، وَاحْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شَمَالِي. َوَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي.


Ya Allâh ! Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu pengampunan dan keselamatan (afiat) di dunia dan di akhirat. Ya Allâh! Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu pengampunan dan keselamatan (afiat) pada agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allâh ! Tutupilah auratku (aibku), amankanlah ketakutanku dan jagalah aku dari sisi depanku, belakangku, kananku, kiriku, atasku. Dan saya berlindung kepadamu dari ditenggelamkan (di bumi) dari arah bawahku.

 

Doa ini disunnahkan dibaca setiap hari di waktu pagi dan petang. Iblis telah bersumpah untuk menyesatkan manusia sampai hari kiamat nanti. Allâh Azza wa Jalla yang telah menjadikan Iblis sesat dan menanamkan kekufuran di dalam hatinya. Ini semua karena hikmah dan keadilan Allâh Azza wa Jalla . Iblis akan menyesatkan dan menghalangi manusia agar tidak menempuh seluruh jalan kebenaran dan keselamatan. Iblis akan menjadikan kebatilan indah dalam pandangan manusia sehingga mereka terjerumus ke dalamnya. Akan banyak orang yang mengikuti penyesatan iblis dan kita dianjurkan untuk meminta perlindungan dan penjagaan kepada Allâh Azza wa Jalla dari iblis dan pasukannya.

 

Demikian tulisan ini. Mudah-mudahan bermanfaat dan mudah-mudahan Allâh Azza wa Jalla melindungi kita dari seluruh penyesatan yang dilakukan oleh Iblis dan pasukannya kepada kita semua. Amin.

Diperbarui
Tambahkan Komentar

Translate

Pengunjung