30. Abid Yang Digoda Iblis

   
30. Abid Yang Digoda Iblis

30. Abid Yang Digoda Iblis

 


Kitab : Al-Jawahir Al Makhfiyyah

Judul : Abid Yang Digoda Iblis

Disusun oleh : Mohammad Amri Yusof     

Ditulis oleh : Sallehudin Bin Sufi

Dikarang oleh : Ahmad Fahmi Hadiid Syams Al Makhfiy


Iblis melanjutkan dialog ini dan berkata kepada Rasulullah SAW : "Apakah engkau belum pernah mendengar cerita seorang Abid (orang yang tekun beribadah) dari Bani Israil yang gemar beribadah itu. Akulah yang menggelincirkannya dengan berbagai cara dan jurus. Abid itu sangat tekun beribadah, namun dia orang yang kekurangan harta, maka dia pasti menginginkan uang untuk kehidupannya."


Lalu sang iblis bercerita : Di ujung desa dimana Abid itu tinggal terdapat sekelompok orang yang selalu menyembah pohon. Melihat keadaan itu Abid tak mahu diam, tapi dia ingin berdakwah dengan caranya sendiri. Lalu Abid itu mengambil kapak kesayangannya dan mendatangi pohon tempat ritual penyembahan tersebut dilaksanakan. Dengan semangat yang berapi-api, Abid pun berangkat dengan tergesa-gesa. Tetapi di tengah perjalanan Abid bertemu dengan iblis yang kemudian memujuknya.


Iblis : "Apa perlunya engkau ke sana..? Buang buang waktu saja..! Bukankah lebih baik engkau Beribadah..?"


Abid : "Aku mau menumbangkan kemusyrikan. Kalau pohon itu tidak ditumbangkan, maka banyak orang yang terus mendatanginya dan meminta sesuatu padanya, sehingga mereka tidak lagi menyembah dan meminta kepada Allah Yang Maha Esa."


Iblis : "Kalau engkau tumbangkan pohon itu, maka orang-orang itu pasti akan mencari pohon lain yang bisa disembah dan engkau akan kewalahan mengikuti mereka. Biarkan saja mereka dan tetaplah engkau beribadah."


Abid : "Tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi keinginanku ini."


Iblis : "Sudahlah Abid lebih baik engkau beribadah saja."


Abid : "Bukankah yang akan aku kerjakan ini adalah bahagian dari ibadah..? Kalau engkau tetap menghalangiku, mari sekarang kita bertarung dan siapakah di antara kita yang menang..!


Lalu keduanya pun bertarung dan akhirnya pertarungan itu dimenangkan oleh sang Abid. Tubuh iblis dipijak oleh kaki Abid. Ketika Abid hendak menghayunkan kapaknya pada tubuh iblis yang telah dipijaknya itu, iblis pun meminta ampun dan berjanji tidak akan menghalangi dakwahnya, bahkan berjanji akan membantunya. Setelah Abid menerima maaf dari iblis, kemudian iblis dilepaskan dari injakan kakinya, lalu iblis itu mulai merayunya kembali.


Iblis : "Jadi engkau ingin beribadah..? Baiklah, aku akan membantumu. Engkau tidak pernah melakukan ibadah dengan bersedekah bukan..? Bukankah sedekah itu bagian dari ibadah..?"


Abid : "Ya..!, cepat apa yang akan engkau lakukan untuk membantu saya..?"


Iblis : "Setiap bangun dari tidur, coba engkau lihat apa yang ada di bawah bantalmu. Engkau akan menemukan uang satu Dinar, dan dengan uang itu engkau bisa menyedekahkannya sebagai ibadah."


Abid : "Awas.. kalau engkau bohong..!"


Abid pun lalu tidur. Ketika bangun dia tidak lupa mengangkat bantalnya untuk membuktikan perkataan sang iblis. Dan benar di bawah bantal dia menemukan wang satu Dinar. Abid pun tersenyum gembira melihat kenyataan itu. Keesokan harinya saat dia bangun tidur, Abid mengulangi kembali mengangkat bantalnya, dan dia kembali mendapati uang satu Dinar di bawah bantalnya. Sehingga pada hari-hari berikutnya dia merasa tidak perlu ragu lagi. Namun untuk hari ke tiga, wang Dinar yang dijanjikan itu tidak ada. Abid pun marah dan dia segera mengambil kapaknya untuk menebang pohon yang dijadikan sesembahan banyak orang. Di tengah perjalanan, Abid berjumpa lagi dengan iblis dan menyatakan akan kebohongannya itu. Tanpa basa-basi Abid lalu mengajak iblis untuk bertarung lagi. Untuk kedua kalinya Abid dan iblis bertarung. Keduanya bertarung dengan sepenuh kekuatan. Namun pada pertarungan kali ini iblis yang menang.


Kata iblis pada Rasulullah: Tahukah engkau mengapa Abid sekarang kalah..? Sebab dia tidak lagi ikhlas kepada Allah. Dia telah mengalihkan niatnya pada wang satu Dinar. Sehingga kekuatan yang dimilikinya tidak seperti dulu.Keikhlasannya telah ternoda dan dia tidak merasakannya, sehingga Allah mencabut kekuatannya itu.


Kemudia dialog antara Rasulullah SAW dengan iblis dilanjutkan

Rasulullah SAW : "Siapakah orang yang mukhlis itu menurutmu..?


Iblis : "Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, barang siapa cinta Dirham dan Dinar, maka dia tidak termasuk orang yang ikhlas untuk Allah. Jika aku melihat orang yang tidak suka Dirham dan Dinar, serta tidak suka puji dan pujaan, maka aku tahu bahwa dia adalah orang yang ikhlas karena Allah, oleh karena itu aku tinggalkan dia. Sesungguhnya orang yang cinta harta, pujian dan hatinya tergantung pada nafsu (syahwat) dunia, dia lebih rakus dari orang yang aku jelaskan kepadamu. Tahukah engkau bahwa cinta harta termasuk salah satu dosa besar..? "Wahai... Muhammad, tahukah engkau bahwa mencintai kedudukan dan sombong termasuk dosa besar…?” "Wahai Muhammad, tidak tahukah engkau, akulah yang memalingkan niat para pemimpin dari uamtmu..? mula-mula mereka memikirkan umat (amanah), tapi lama kelamaan mereka hanya memikirkan diri sendiri dan keluarganya, sampai akhirnya mereka menjadi rakus dan semua milik rakyat dikuasai, dan itu semua adalah kepandaianku. "Wahai Muhammad, tidak tahukah engkau, bahwa aku punya tujuh puluh ribu anak. Setiap anak dari mereka mempunyai tujuh puluh ribu syaitan. Di antara mereka telah aku tugaskan untuk menggoda golongan ulama, orang-orang pandai, sebahagian lagi aku tugaskan untuk menggoda anak muda, sebahagian lagi menggoda orang tua, dan sebagian lagi menggoda orang-orang yang lemah. Adapun anak-anak muda, tidak ada perbezaan di antara kami dan mereka, seperti anak-anak kecil, mereka bermain apa saja yang mereka kehendaki bersamanya. Sebahagian telah aku tugaskan untuk menggoda orang-orang yang rajin beribadah, sebagian lagi untuk kaum yang menjauhi dunia (zuhud), orang-orang zuhud pun tetap digoda syaitan dengan kezuhudannya. "Syaitan itu masuk ke dalam dan luar diri mereka, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang lain. Mereka mempengaruhi manusia dengan banyak sebab. Setan mengambil keikhlasan mereka dan menjadikan mereka menyembah Allah tanpa rasa ikhlas.


"Apakah engkau tidak tahu kisah seorang pendeta yang beribadah secara ikhlas selama tujuh puluh tahun, sehingga orang yang sakit menjadi sihat berkat dakwahnya. Kemudian aku tidak pernah meninggalkannya sampai ia berzina, membunuh, berbohong, ingkar dan akhirnya bertekuk lutut dan bersujud kepadaku. Dialah yang disebut Allah dalam Al-Qur'an. "Pujukan orang-orang munafik itu adalah seperti (pujukan) syaitan ketika mereka berkata pada manusia, "Kafirlah engkau..!" Maka tatkala manusia itu kafir dia berkata, sesungguhnya aku berlepas dari diri kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam." (QS al-Hasyr [59] : 16)


Diperbarui
Tambahkan Komentar

Translate

Pengunjung