25. Mengenal Pasti Bisikan Syaitan

   
25. Mengenal Pasti Bisikan Syaitan

25. Mengenal Pasti Bisikan Syaitan

 


Kitab : Al-Jawahir Al Makhfiyyah

Judul : Mengenal Pasti Bisikan Syaitan

Disusun oleh : Mohammad Amri Yusof     

Ditulis oleh : Sallehudin Bin Sufi

Dikarang oleh : Ahmad Fahmi Hadiid Syams Al Makhfiy


Adapun mengetahui bisikan dan tipu daya syaitan terhadap anak cucu Adam dalam melakukan keta'atan, boleh dikesan dengan tujuh cara :

  1. Setan akan menghalangi hamba untuk berbuat ketaatan.
  2. Jika Allah melindunginya dari pujukan ini, maka syaitan akan menyuruhnya untuk menunda-nunda amalan.
  3. Jika Allah menyelamatkannya dari menunda amal, maka syaitan akan mendorongnya untuk tergesa-gesa dalam beramal.
  4. Jika Allah menyelamatkannya dari bisikan ini, maka syaitan pun memerintahkannya untuk menyempurnakan amal dengan tujuan riya'.
  5. Jika Allah menjaganya dari amal yang riya', maka syaitn memasukkan sifat ujub ke dalam hatinya (ujub = merasa bahwa amalan muncul dari diri sendiri, bukan atas anugerah Allah).
  6. Jika hamba itu melihat bahwa amalannya adalah anugerah dari Allah ta'ala, maka setan menyuruhnya untuk bersungguh-sungguh menyembunyikan amalannya dan setan berbisik kepadanya : "Sesungguhnya Allahlah yang akan memperlihatkan amalanmu". Dengan bisikan ini setan menghendaki terbentuknya sikap riya'. Namun jika hamba tersebut mencukupkan diri dengan pengetahuan Allah, maka ia selamat darinya.
  7. Jika hamba tersebut tidak menuruti syaitan dalam semua hal yang telah disebutkan dan syaitan tak mampu lagi menggodanya, maka syaitan pun berkata kepadanya : "Engkau tidak membutuhkan amalan ini, karena jika engkau ditakdirkan sebagai orang yang bahagia di akhirat, maka meninggalkan amal tidak akan membahayakanmu. Dan jika engkau ditakdirkan sebagai orang yang celaka di akhirat, maka amalan ini tidak akan berguna bagimu."


Dengan demikian jika Allah menjaga hamba-Nya dari tipu daya ini, dan hamba tersebut berkata:

"Aku adalah seorang hamba, dan seorang hamba wajib melaksanakan perintah Tuannya. Sedangkan sang Tuan boleh berbuat apa saja dan memutuskan sekehendak-Nya. "Maka ia selamat dari tipu daya syaitan. Jika tidak maka ia binasa. Wallahu a'lam.


Iblis mendorong syahwat manusia merasa dirinya seakan aman dengan harta dan istananya (rumahnya) dan bukan merasa aman dimanapun ia berada jika bersama perlindungan dan perhatian Allah. Hingga kebanyakan manusia tergelincir ke dalam buruknya rasa, iaitu rasa sombong dan mencintai pujian manusia lain kepada dirinya. Tujuan utama iblis adalah untuk melalaikan (memalingkan hati) manusia dari mengingat Allah dan dari pekerjaan-pekerjaan dunia yang dapat menolong manusia selamat disaat sakaratul maut, di yaumil qiyamah dan di shirotil jahiem / yaumul hisab).


Diperbarui
Tambahkan Komentar

Translate

Pengunjung