Kitab : Al-Jawahir Al Makhfiyyah
Judul : Perjumpaan Musa dan Iblis
Disusun oleh : Mohammad Amri Yusof
Ditulis oleh : Sallehudin bin Sufi
Dikarang oleh : Ahmad Fahmi Hadiid Syams Al Makhfiy
Mari sejenak kita lihat riwayat yang masyhur berikut :Telah diriwayatkan bahwa iblis bertemu Nabi Musa alayhis salam dan berkata; Iblis : Wahai Musa, engkau sebagai orang yang dipilih Allah sebagai RasulNya dan Allah SWT sendiri yang berbicara denganmu. Sedangkan aku hanyalah makhluk Allah SWT. Aku berdosa kepada Allah SWT. Dan aku ingin taubat, maka tolonglah aku kepada Tuhanku agar menerima taubatku.
Nabi Musa a.s : Baiklah, ketika Musa naik ke atas gunung dan berbicara dengan Tuhannya dan saat hendak turun.
Maka Allah berfirman : Kerjakan amanahmu.
Nabi Musa berkata: Wahai tuhanku, hambamu Iblis menginginkan agar engkau mengampuninya.
Allah berfirman : Aku telah mengabulkan keinginanmu, suruh Iblis sujud ke kuburan Adam sampai diterima taubatnya. Kemudian Nabi Musa menemui iblis.
Kata Musa: Aku telah memenuhi keinginanmu, kamu diperintah sujud ke kuburan Nabi Adam hingga diterima taubatmu. Maka iblis marah dan dan takabur.
Kata Iblis: Ketika Adam masih hidup pun aku tidak mahu bersujud kepadanya, apakah aku akan sujud ketika dia sudah mati ? Kemudian iblis melanjutkan perkataannya, Wahai Musa, engkau mempunyai hak karena telah membantuku memohon kepada Tuhanmu. Maka ingatlah diriku dalam 3 hal niscaya engkau akan selamat.
Pesanan iblis kepada Nabi Musa as:
- Ingatlah kepadaku godaanku ketika engkau marah, rohku ada di hatimu, dan mataku ada di dalam matamu, serta aku berjalan di saluran darahmu. Sesungguhnya jika kamu marah kepada orang lain, aku meniup hidungnya, maka dia tidak sadar apa yang ia lakukan.
- Ingatlah kepada godaanku ketika engkau dalam pertempuran, dalam peperangan. Kerana tentera aku datang pada anak Adam untuk mengganggu ketika bertempur. Maka aku mengingatkannya tentang isterinya, anaknya dan keluarganya sehingga dia melarikan diri dari pertempuran.
- Jangan sekali-kali di tempat sepi bersama seorang perempuan yang bukan mahramnya. Sesungguhnya diriku yang mengutusnya (perempuan) kepadamu, dan mengutusmu (lelaki) kepadanya. Dan aku akan mempersonakan dia denganmu dan kamu terpesona dengannya. Saling terpesona.