Kitab : Al-Jawahir Al Makhfiyyah
Judul : Dialog Rasulullah Dengan Iblis
Disusun oleh : Mohammad Amri Yusof
Ditulis oleh : Sallehudin Bin Sufi
Dikarang oleh : Ahmad Fahmi Hadiid Syams Al Makhfiy
Diriwayatkan oleh Muaz bin Jabal r.a dari Ibnu Abbas ra. Dia berkata "Pada suatu hari, kami bersama Rasulullah SAW sedang mengadakan pertemuan di rumah salah seorang sahabat Anshar di Madinah. "Tiba-tiba iblis memanggil dari luar,
Iblis : "Wahai penghuni rumah, apakah kalian mengizinkan aku masuk, kerana kalian memerlukan aku..?"
Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat : "Apakah kalian tahu siapa yang berseru itu..?"
Para Sahabat : "Tentu Allah dan rasulnya yang lebih tahu."
Rasulullah SAW : "Dia adalah iblis yang terkutuk..! Semoga Allah senantiasa melaknatnya."
Umar bin Khatab ra. : "Wahai Rasulullah, apakah engkau mengizinkan aku membunuhnya..?"
Rasulullah SAW : "Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan (Hari Kiamat)..?" Sebagaimana permintaan iblis sendiri kepada Allah SWT yang tercantum dalam Al-Qur'an "Iblis berkata, "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka di bangkitkan." (QS al-A'raf [7] : 14). Kemudian Allah SWT mengabulkan permohonannya dengan jawaban yang terdapat pada ayat selanjutnya. "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh (hidup sampai Hari Kiamat)." (QS al-A'raf [7] : 15).
Rasulullah SAW melanjutkan perkataannya: "Wahai sahabat, bukakan pintu untuknya, kerana dia sedang diperintahkan Allah SWT. Kemudian perhatikan dan fahamilah apa yang dia ucapkan nanti serta dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian..! "Kemudian pintu dibuka dan iblis masuk di tengah-tengah kami. Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta sebelah matanya. Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai yang panjangnya seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya masyquqatani (memanjang terbelah ke atas tidak ke samping). Kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, dan kedua bibirnya seperti bibir harimau. Dalam Al-Qur'an di gambarkan bahwa kepala syaitan seperti buah zaqqum, "Buahnya (Zaqqum) seperti kepala-kepala syaitan." (QS ash-Shaffat [37] : 65).
Iblis masuk lalu berkata : "Assalamu' alaika ya Muhammad (Salam untukmu wahai Muhammad), assalamu' alaikum ya jama' atal muslimin (Salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin)."
Rasulullah SAW : "Assalamu' lillah ya la' inin (Keselamatan hanya milik Allah SWT, wahai makhluk terlaknat). Aku mengetahui engkau punya keperluan terhadap kami. Apa keperluanmu itu wahai iblis...?"
Iblis : "Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena ada yang memerintah dan memaksaku datang kemari."
Rasulullah SAW : "Apakah yang membuatmu terpaksa datang ke sini, wahai terlaknat..?"
Iblis : "Aku didatangi oleh malaikat utusan Tuhan Yang Maha Agung, dan dia berkata kepadaku. “Berikut perkataan malaikat kepada iblis: "Sesungguhnya Allah SWT menyuruhmu untuk datang kepada Rasulullah SAW dalam keadaan hina dan tunduk, Engkau harus memberitahukan kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaan, dan godaanmu terhadap Bani Adam. Bagaimana engkau memukuk dan merayu mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur semua yang ditanyakan kepadamu." Allah SWT berfirman, "Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, jika engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar dalam memberikan jawaban pada utusan-Ku, niscaya Aku (Allah) jadikan kamu (Syaitan) hancur menjadi debu yang dihempas oleh angin dan Aku (Allah) puaskan musuhmu (manusia) karena bencana yang menimpamu itu, (dengan ancaman itu iblis takut dan berkata jujur).
Iblis memulakan dialog.
Iblis : "Wahai Muhammad, sekarang aku datang kepadamu sebagaimana aku diperintahkan. Sekarang tanyakanlah kepadaku apa yang engkau inginkan. Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang engkau tanyakan kepadaku, niscaya musuhku akan puas atas musibah yang akan menimpaku (kerana aku pasti jadi debu). Tiada beban yang lebih berat bagiku dari pada melihat para musuhku lega dengan apa yang menimpa diriku."
Rasulullah SAW : "Baiklah aku akan mulai bertanya kepadamu, "Jika engkau benar-benar jujur, maka beritahukanlah kepadaku orang yang paling engkau benci..?"
Iblis : "Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah makhluk Allah yang paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu. Ertinya orang-orang yang mengikuti agama Allah dan tidak menyeleweng dari ajaran-ajaran-Nya."
Rasulullah SAW : "Siapa lagi yang engkau benci..?"
Iblis : "Anak muda yang bertaqwa dan secara total menyerahkan seluruh jiwa dan raganya kepada Allah SWT."
Rasulullah SAW : "Lalu siapa lagi...?"
Iblis : "Orang Alim (yang berilmu) dan Wara' (menjaga diri dari syubhat) dan orang yang penyabar."
Rasulullah SAW : "Lalu siapa lagi..?"
Iblis : "Orang yang terus menerus dalam keadaan suci dan menjaga diri dari kotoran. Yaitu orang yang selalu memperbaiki wudhunya. Oleh karena itu banyak ahli ibadah yang selalu dalam kondisi suci (mempunyai wudhu) walaupun tidak akan melakukan shalat. Begitu juga orang yang selalu menjaga dan membersihkan hatinya dari sifat su'uzhan (berprasangka buruk), iri hati, dengki dan sebagainya. Kemudian orang yang menghilangkan penyakit hatinya, karena orang yang selalu bersih badan hatinya serta bersih dari dosa (selalu bertaubat) orang itu dicintai Allah SWT seperti yang terdapat pada Al-Quran penutup ayat surah Al-Baqarah, "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS al-Baqarah [2] : 222).
Rasulullah SAW : "Lalu siapa lagi..?
Iblis : "Orang miskin (fakir) yang sabar dan tidak menceritakan atau mengadukan kefakiran dan keluh kesahnya kepada orang lain. Keluh kesahnya hanya diadukan kepada Allah SWT semata, dan aku paling tidak senang kepada manusia yang dicintai Allah. Bukankah Allah SWT mengatakan, "Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar." (QS Ali-Imran [3] : 146). Aku pasti menggoda orang seperti ini. Dan ada khabar lagi dari Allah bahwa ampunan dan kesabaran merupakan keuntungan dari sebuah perdagangan bagi Allah yang tidak akan ada ruginya dan hal-hal yang diutamakan, "Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." (QS asy-Syura [42] : 43)."
Rasulullah SAW : "Bagaimana engkau tahu bahwa dia penyabar..?"
Iblis : "Wahai Muhammad, jika dia mengadukan keluh kesahnya kepada sesama mahluk selama tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang sabar. Harus pula engkau ketahui, bahwa orang yang sabar dan bersyukur merupakan tanda kekuasaan Allah. Dalam Al-Qur'an Allah berkali-kali menyebutkan tentang orang-orang yang sabar sebagaimana yang terdapat dalam QS Ibrahim [14] : 5, QS Lukman [3] : 31, QS Saba' [34] : 19, QS asy-Syura [42] : 33. Dan lebih dari itu, Allah akan memberikan martabat yang tinggi padanya. Sebagai bukti, tidakkah engkau ingat tentang Yusuf as. yang dengan kesabarannya menjadi orang yang dimuliakan Allah. Dan aku pasti akan merusak kesabaran umatmu dengan tipuan-tipuanku sehingga mereka tidak akan mendapat keberuntungan."
Rasulullah SAW : "Lalu siapa lagi..?"
Iblis : "Orang yang pandai bersyukur."
Rasulullah SAW : "Bagaimana engkau tahu bahwa dia bersyukur..?"
Iblis : "Jika aku melihat dia mengambil dan meletakkan sesuatu pada tempatnya yang halal, tidak tamak, qanaah (menerima apa adanya pemberian Allah) dan selalu bersedekah dari kelebihan yang dia miliki. Aku pasti menggoda orang seperti itu agar dia tidak lagi bersyukur dan aku akan menakut-nakutinya dengan kemiskinan dan mengajaknya berbuat kejahatan." Di dalam Al-Qur'an dijelaskan, "Syaitan menjanjikan menakut-nakuti) kamu degan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); Sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS al-Baqarah [2] : 268).
Rasulullah SAW : "Bagaimana keadaanmu jika umatku mengerjakan shalat..?"
Iblis : "Aku merasa panas dan gemetar, tetapi aku tetap mengintai dan menggodanya agar dia dapat berpaling."
Rasulullah SAW : "Mengapa sampai seperti itu wahai terlaknat..?"
Iblis : "Bukankah jika seorang hamba bersujud kepada Allah dengan sekali sujud saja, maka Allah mengangkat derajatnya satu tingkat. Perintah sujud itu adalah awal dari murka Allah kepadaku sampai sekarang." Itu tercantum dalam Al-Qur'an, "Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis; dia enggan dan takabur dan adalah dia termasuk golongan orang-orang yang kafir." (QS al-Baqarah [2] : 34).
Rasulullah SAW : "Jika mereka berpuasa..?"
Iblis : "Aku terbelenggu sampai mereka berbuka puasa (dalam arti membatalkan puasanya) dengan makan dan minum atau melakukan perbuatan lain yang menyebabkan batal puasanya."
Rasulullah SAW : "Jika mereka menunaikan ibadah haji..?"
Iblis : "Aku menjadi gila, karena tidak tahu dari mana lagi aku akan memasukkan tipu daya. Semua pintu sudah tertutup. Bukankah dia sedang berkonsentrasi membaca talbiyah? Tetapi aku tetap mengintainya agar dia bisa takabur dalam beribadah."
Rasulullah SAW : "Jika mereka membaca Al-Qur'an..?"
Iblis : "Aduh, aku meleleh seperti timah meleleh di atas api.”
Rasulullah SAW : "Jika mereka berzakat..?"
Iblis : "Seakan-akan orang orang berzakat itu mengambil gergaji atau kapak dan memotongku menjadi dua."
Rasulullah SAW : "Mengapa begitu, wahai Abu Murrah..?"
Iblis : "Bukankah ada empat manfaat dalam zakat itu yang menjadikan orang yang melakukannya jauh dariku. 1.) Tuhan menurunkan berkah atas hartanya. 2). Menjadikan orang yang berzakat disenangi mahluk yang lain. 3.) Menjadikan zakatnya sebagai penghalang antara dirinya dengan api neraka. 4.) Dengan zakat, Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak menimpanya."
Rasulullah SAW : "Bila waktu engkau merasa mudah menggoda umatku..?"
Iblis : "Pada tiga saat (situasi)." 1.) Sewaktu dia marah, karena dia sendiri yang telah mengobarkan nafsunya. 2.) Di saat dia bingung menentukan pilihan. (pada saat itu aku menyusup dengan cepat). 3.) Sewaktu dua orang laki-laki dan perempuan yang bukan mahram berduaan (aku tunggu sampai mereka melakukan sesuatu)."
Rasulullah SAW : "Apa pendapatmu tentang Abu Bakar..?"
Iblis : "Wahai Muhammad, pada zaman Jahiliyah, sebelum menjadi pengikutmu dia tidak taat kepadaku, bagaimana mungkin di zaman Islam ini dia akan mentaatiku? Aku sulit memujuknya, oleh karena itu dia aku tinggalkan."
Rasulullah SAW : "Apa pendapatmu tentang Umar..?"
Iblis : "Demi Tuhan, Aku takut bertemu dengan Umar kerana ketegasannya dalam menyingkapi perintah dan larangan syariat-mu.”
Rasulullah SAW : Apa pendapatmu tentang Usman..?"
Iblis : "Aku malu dengan orang yang para malaikat saja malu kepadanya."
Rasulullah SAW : "Apa pendapatmu tentang Ali bin Abu Thalib..?"
Iblis : "Andai saja aku dapat selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya (menukar dirinya kepala dengan kepala), dan kemudian dia meninggalkanku, tetapi dia sama sekali tidak pernah melakukan hal itu." (Ali bin Abu Thalib terkenal cerdas, jadi iblis ingin menukarkan kepalanya).
Kemudian Rasulullah SAW menyebutkan, "Segala puji hanya bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menjadikan engkau menderita sampai Hari Kiamat."
Kemudian iblis membantah: "Haihaata-haihaata (tidak mungkin-tidak mungkin). Bagaimana mungkin umatmu akan bahagia sementara aku masih hidup dan tidak mati sampai Hari Kiamat..? Bagaimana umatmu senang sementara aku masuk dalam diri mereka melalui aliran darah, daging, sedangkan mereka tidak melihatku..? Demi Tuhan yang telah menciptakan aku dan memberi aku waktu untuk menunggu sampai hari mereka di bangkitkan, akan aku sesatkan mereka semua. "Ingat Qur'an Surat al-A'raf "Seperti mereka telah menyesatkanku, aku akan menghalang-halangi mereka dari jalan Allah yang lurus" (QS al-A'raf [7] : 16). Lalu iblis melanjutkan dengan mengatakan, "Aku akan datangi mereka dari semua arah depan belakang, kanan-kiri dan orang yang bersyukur tidak dapat didatangi setan. "Dalam QS al-A'raf [7] : 17 Allah berfirman, "Kemudian saya akan datangi mereka dari depan dan dari belakang mereka, dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). "Dan siapa saja tidak terkecuali, yang bodoh atau yang pandai, buta huruf atau tidak, kafir atau beriman, kecuali bagi para hamba yang mukhlis (ikhlas), seperti yang tertulis dalam Al-Qur'an, "Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka." (QS al-Hijr [15] : 40)