gambar hanya sebagai ilustrasi, dibuat menggunakan ai copilot |
Pilih bahasa : Arabic | Turkish | English
13 Mei 2024
Taubat Seorang Hamba
Aku di datangi Nabi Khidr dan mengingatkan aku akan apa yang belum aku kisahkan, agar aku kisahkan dalam tulisan. Semoga Allah mengampuni dan memberikan keberkahan dan ampunan Nya kepada ku dan semua yang membacanya.
Ketika aku dan Nabi Khidr a.s kembali dari Iliyyin dan dari pintu Sijjin pada bulan Ramadhan yang lalu. Nabi Khidr a.s bertanya kepada ku saat aku menangis.
Beliau berkata : "Wahai Ahmad, mengapa engkau menangis."
Aku menjawab : Wahai Nabi Allah Khidr. Aku teringat akan dosa-dosa ku dimasa yang lalu, dan begitu banyak dosa-dosa ku, apakah aku pantas berada di tempat yang indah itu (Iliyyin) kelak...?
Nabi Khidr a.s berkata : "Wahai Ahmad, dosa-dosa dan kekhilafan bukanlah hal yang harus selalu dirimu fikirkan, tapi wajib bagi mu senantiasa memohon ampunan kepada Allah dan berusaha keras memperbaiki ibadah dan amal shaleh mu selama di dunia, tidak ada satupun manusia yang hidup tanpa dosa, tapi tidak ada satupun ummat Nabi Mulia Muhammad yang ditolak taubatnya oleh Allah kecuali ia murtad dan bersekutu dengan iblis dan mati dalam keadaan bersama iblis (tamak dan sombong)."
"Wahai Ahmad, Allah Azza Wa Jalla telah berkata 'Wahai Anak cucu Adam, berdoalah kepada Ku dan memohonlah ampunan Ku, Aku akan mengampuni dosa-dosa mu, walaupun engkau mendatangi Ku (bertaubat dan berdoa memohon ampunan) dengan dosa-dosa mu setinggi langit dan memenuhi seluruh permukaan bumi, Aku tidak pedulikan hal itu, selama engkau tidak mempersekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku akan membuka pintu taubat untuk mu lebih luas dari seluruh dosa-dosa mu.'"
"Wahai Ahmad, dalam keadaan apapun saat diri mu mengingat dosa mu, ucapkanlah, ALLOHUMMAGHFIRLIY YA ALLAH YA GHOFURUR ROHIIM, WAGHFIRLIY ZANBIY YA ALLAH YAA HAYYU YAA QOYYUM, ANTA ROBBUN HALIIM WA ANTA TAWWABURROHIIM."
"Wahai Ahmad, mengapa engkau masih menangis ?"
Aku mengingat beberapa sahabat ku dan orang-orang yang aku kenal selama mereka hidup, beberapa berada di Iliyyin dan sebagian tidak ada di Iliyyin, bahkan ada beberapa orang yang aku kenal sedang tertunduk di pintu Sijjin (Alam barzakh / alam kubur), sedangkan saat mereka hidup di dunia, mereka termasuk orang yang pernah melakukan kebaikan kepada ku. Apakah engkau bisa memohonkan ampunan kepada Allah hingga mereka tidak di masukan kedalam Sijjin...?
"Wahai Ahmad, setiap orang memikul dosa-dosa mereka sendiri, dan setiap Muslim wajib mendoakan saudaranya yang telah wafat, agar Allah mengampuni dosa-dosa mereka, bukanlah Kakek mu yang Mulia Nabi Muhammad telah mengajarkan bahwa "Shodaqoh Jariyyah" seseorang tidak terputus pahalanya walau ia telah wafat...? Maka sisihkanlah rizki mu untuk meringankan beban akhirat mereka yang kamu cintai dan mereka yang baik kepada mu selama mereka hidup di dunia, sedekahkan rizki mu dengan menyebutkan nama mereka, semoga Allah mencatat kebaikan mu juga sebagai kebaikan mereka. Dan berdoalah agar Allah mengampuni dosa-dosa mereka."
Nabi Khidr AS bertanya kembali seraya memegang bahu ku "Wahai Ahmad, apakah yang menyebabkan tangisan mu belun juga terhenti...?"
Wahai Nabi Khidr, sebegitu kerasnya dan tegasnya hukuman Allah kepada manusia yang engkau dan aku saksikan di pintu Sijjin, hingga aku tak mampu berdiri dan jatuh tak sadarkan diri setelah engkau menjelaskan siapa mereka. Bahkan mereka ahli dalam membaca Al-Qur'an dan sebagian dari mereka adalah yang di puji-puji sebagai orang-oeang yang alim dan berpakaian indah laksana waliyullah. Padahal dosa mereka hanyalah salah berfatwa hingga memecah belah ummat dan mereka dahulu merasa sombong dengan pakaian dan harta-harta mereka. Dan sebagian mereka hanya melakukan dosa yang aku anggap sangat ringan, namun engkau katakan mereka telah lebih dari Seratus tahun berada di Sijjin.
"Wahai Ahmad, orang berilmu yang salah berfatwa (karena takut miskin dan tunduk pada penguasa) dan salah bersikap dan berdusta lebih berbahaya dari orang jahil yang berdusta. Sedangkan mereka yang kamu saksikan telah membuat sebuah negara jatuh ke tangan kaum kafir, sedangkan Kakek mu dan para sahabat juga para tabi'in telah berjuang mendirikan kejayaan negeri-negeri itu dengan jalan yang indah dan penuh keberkahan. Sebagian mereka hanya diam dan takut akan hukuman kaum yang dzalim lalu mereka mengambil kesenangan dunia dengan tunduk kepada si dzalim. Sedangkan mereka tau bahwa tunduk dan taat hanya kepada Allah saja. Kelak mereka termasuk orang-orang yang paling akhir diangkat dari neraka saqar."
"Wahai Ahmad, hendaklah diri mu bertenang hati dan janganlah menangis, hetikankah tangisan mu."
Wahai Nabi Khidr yang bijak, aku memohon kepada mu agar engkau mendoakan ayah ku agar Allah mengasihani nya dan memberikannya hidayah agar senantiasa taat kepada Allah dan ibu ku agar Allah menempatkan kedalam Iliyyin tertinggi dari yang aku saksikan, dan mendoakan kedua mertua ku, dan sahabat-sahabat ku yang telah wafat dan yang masih hidup di dunia ini. Agar mereka yang telah wafat mendapatkan ampunan dan berkumpul di Iliyyin dengan kegembiraan, dan agar yang masih hidup di dunia mendapatkan kasih sayang Allah dan petunjuk Nya. Dan agar mereka yang menghina ku tidak tercatat kedalam golongan orang-orang yang ada di pintu Sijjin sebagai mana yang kita saksikan (tukang fitnah, ghibah dan hasad).
Nabi Khidr berkata : "Wahai Ahmad, aku hanya bisa mendoakan mereka, namun semua kembali kepada Allah yang Maha Adil dan Maha bijaksana. Berbuat baiklah kepada ayah mu dan lupakan segala kesalahannya kepada mu, hal itu akan mendatangkan kasih sayang Allah kepada mu dan kepada ayah mu, amalkanlah nasihat-nasihat baik ibu mu karena dengan demikian akan mendatangkan ampunan dan keberkahan bagi mu dan bagi ibu mu. Dan tetaplah mencintai istri-istri mu dengan segala kekurangan mereka dan penuhi hati mu dengan kasih sayang kepada mereka, ajarkan mereka agar menjadi wanita-wanita salehah hingga membuka pintu ampunan bagi kedua orang tua mereka. Dan sambunglah silaturrahmi dengan keluarga sahabat mu (istri atau suami serta anak-anak yang ditinggalkan) sesuai dengan kemampuan mu, hal itu akan mendatangkan pahala dari Allah bagi mu dan bagi sahabat mu yang telah wafat, bersabarlah kepada sikap dan gurauan sahabat-sahabat mu yang masih hidup bersama mu, jadilah sahabat setia yang terbaik untuk mereka, ingatkan mereka agar bertaqwa kepada Allah dan bersabar dalam menjalani kehidupan diatas dunia, hal itu akan mendatangkan kasih sayang Allah kepada mu dan mereka, dan menyenangkan hati Kakek mu Rasulullah SAW yang mulia. Damaikan juga mereka yang berseteru dan maafkanlah mereka yang menghina mu sungguh yang demikian akan mendatangkan ketenangan di dalam hati mu."
(lalu Nabi Khidr a.s terdiam dan tertunduk) lalu berkata : "Wahai Ahmad, adapun orang yang memfitnah mu, menghina mu dan berlaku hasad kepada mu, sungguh Allah telah menetapkan hukum yang telah tercatat sebelum segala sesuatu ada diatas dunia (hukum-hukum Allah), tidak akan diterima nya taubat seseorang yang dzalim kepada sesamanya, kecuali mereka yang dzalim (memfitnah dan ghibah serta hasad) bertaubat kepada Allah dan meminta maaf kepada orang yang di dzalimi nya, dan membersihkan kotoran yang telah beterbangan ke seluruh pelosok dunia yang mendengar dan mengetahuinya (membersihkan nama baik orang yang di fitnah dan di ghibahi sebanyak ia memfitnah dan ghibah yang di lakukan), tidak akan di terima amal sholeh seseorang yang mati membawa dosa ghibah dan fitnah serta hasad), kecuali seseorang yang di dzaliminya memaafkan mereka yang dzalim kelak di yaumul hisab."
Aku pun kembali menangis. Dan aku memohon kepada Allah. Agar aku tetap menyandang Al-Makhfiy sepanjang hidup ku dengan sedikit sahabat asal akan setia dan memahami hakikat persahabatan dan aku memohon agar mereka yang membenci ku tidaklah mendapatkan hukuman dari Allah di dunia dan akhirat.
Lalu Nabi Khidr AS memeluk ku dan berkata. "Wahai Ahmad, abaikan pencibir (menghina) pembenci dan si tukang fitnah dan ghibah, karena mereka lebih hebat dari iblis, iblis saja tidak mau menanggung dosa manusia yang disesatkan nya, sedangkan si tukang ghibah dan fitnah sangat hebat, karena rela masuk kedalam neraka untuk menjatuhkan diri mu diatas dunia."
"Jalankan saja kewajiban mu menyampaikan khabar dan nasihat, dan tetaplah pada pakaian mu dan cara hidup mu yang telah Allah perintahkan kepada mu sebagai mana yang aku ajarkan kepada mu. Bangunlah tempat yang tinggi untuk mu memuji Allah bersama hewan-hewan peliharaan mu, dan hewan-hewan yang akan datang ke tempat itu secara bergantian. Sebagian menjadi obat bagi mu dan sebagian menjadi penghibur mu. Buatlah tempat untuk mereka berteduh atau tempat hewan-hewan yang datang dan pergi, sekedar menemani mu dan makan serta minum di tempat yang akan engkau sediakan."
Ahmad F. Bin Abdullah Alwi Syam