3 Golongan Ulama Yang Ada Dalam Catatan Malaikat Penjaga Neraka

   
3 Golongan Ulama Yang Ada Dalam Catatan Malaikat Penjaga Neraka

3 Golongan Ulama Yang Ada Dalam Catatan Malaikat Penjaga Neraka

Gambar hanya sebagai ilustrasi, dibuat menggunakan ai copilot

Pilih bahasa :  Arabic  |  Turkish  |  English


9 Juli 2024

3 Golongan Ulama Yang Ada Dalam Catatan Malaikat Penjaga Neraka


Nabi Khidr a.s mendatangi ku di sela-sela perjalanan ku ke sekitar Jawa Tengah sejak jumat kemarin, dan beliau berkata :

"Wahai Ahmad, apakah orang-orang di sekitar mu tidak memahami murka Allah atas tanah dan yang akan datang dari langit, sementara kemaksiatan kaum "Sadum" (LGBT) terus saja mereka abaikan dan sebagian pejabat menjadi pelindung mereka...? Sungguh tidaklah mereka jumpai kecuali kehancuran dan kerusakan akibat murka Allah yang akan datang dari air yang tinggi (bendungan) dan yang datang dari langit (hujan angin dan sebagian kemarau) dan yang datang dari gunung dan lautan, dan tidaklah akan Allah tenangkan bumi kecuali mereka memahami dan bertaubat serta membersihkan tanah-tanah mereka dari kaum sadum."


"Wahai Ahmad, sungguh Neraka telah mengenal tiga golongan ulama yang ada dalam catatan Malaikat penjaga Neraka,

  1. Golongan pertama adalah mereka yang diam terhadap kemaksiatan dan merasa tenang dan aman berdekatan dengan para Umara' sementara sebagian para Umara' di Negeri mu mengabaikan kemaksiatan kaum sadum, judi dan perzinahan bahkan mengambil manfaat dunia dari kemaksiatan.
  2. Golongan kedua, yakni mereka yang mengaku sebagai Ulama' dan dianggap Alim sedangkan mereka bodoh, berlaku syirik dan keras hati mereka, sehingga menimbulkan perpecahan dan berhujjah tanpa ilmu, sementara orang-orang yang berilmu menyokong (mendukung) nya dan melindunginya, hingga terjadi kegaduhan ditengah Ummat dan menjauhkan Ummat dari sikap bijak dan pintar.
  3. Golongan ke tiga, adalah mereka yang menipu Ummat dengan mengaku sebagai Ulama' penjaga dan pelindung fakir miskin dan yatim-piatu, namun mereka hendak mengambil keuntungan dunia atas harta-harta fakir miskin dan yatim-piatu yang di titipkan kepada nya, sehingga para yatim-piatu dan fakir miskin yang ada dibawah tanggung jawabnya tidaklah mereka perhatikan masa depan dan tetap menjadi fakir miskin dan yatim-piatu yang miskin tanpa masa depan dan solusi yang baik dan benar dalam pandangan Allah."

"Sungguh kelak mereka (tiga golongan ini) adalah mereka yang paling terdepan di Yaumil Mahsyar, dan mereka lah yang pertama menempati Neraka Jahannam yang paling rendah dan menghinakan."


"Wahai Ahmad, sungguh mulia hati seseorang di dalam perahu mu, yang di ujikan dengan nasihat yang keras namun ia menyadari kekhilafannya lalu meminta maaf kepada ku dalam doanya, sungguh Razali telah berdoa dan aku diberitakan Allah untuk mendengarkan doanya, dan seorang pemuda dari madiun yang menjadi pengikut mu adalah orang yang akan Allah tempatkan pada Derajat yang sama sebagaimana khabar yang aku sampaikan sebelum keduanya datang pada mu, dan sungguh jika mereka bersabar dan menjalankan pekerjaannya hanya untuk Allah, memuliakan kedua orang tuanya dan istri-istri mereka dan memperhatikan masa depan anak-anak nya, sungguh merekalah yang telah di janjikan Allah dalam perahu mu bersama 40 orang dermawan yang akan datang, yang tidak akan di miskinkan hingga hari kiamat."


"Wahai Ahmad, sungguh Allah memintaku memperhatikan langkahmu dan beberapa pengikutmu dalam perjalanan kali ini, dan Allah mengharapkan mereka memahami segala hal yang terjadi selama itu, sungguh mereka tidaklah meminta sesuatu melainkan atas kehendak Allah, dan tidaklah mereka mendapatkan kemuliaan kecuali mereka memahami hikmah dibalik ujian selama perjalanan bersamamu."


Gunakan Akal dan Hati Tanpa Kesombongan, Maka Akan Menjumpai Rahasia Kemuliaan Al-Qur'an

"Wahai Ahmad, sebagaimana yang mereka para cendikiawan yang tidak beriman kepada Allah, yang mencuri berita langit darimu, sebagian dari mereka telah mulai mengkaji dan mencoba memahami khabar darimu, dan sebagian Ulama pun sedang memperhatikan khabar-khabar yang kamu sampaikan tentang kedudukan Matahari, Bulan dan Bumi, sungguh jika mereka menggunakan akal dan hati tanpa kesombongan, maka akan mereka jumpai rahasia kemuliaan Al-Qur'an didalamnya. Apakah sama seekor kuda di malam hari yang berlari tanpa pemiliknya, dengan kuda yang berlari di malam hari dengan tuannya walau tertutup sebagian matanya...? Begitulah keadaan mereka tanpa Al-Qur'an dan keadaan mereka yang mengabaikan khabar yang kamu sampaikan. Tidaklah mereka jumpai kecuali kebencian kepadamu, karena mereka mengira khabar-khabar yang diri mu tuliskan berasal dari "tangan dan akal mu"."


"Maka jika mereka adalah orang-orang yang pintar di negeri mu, buatlah kisah tentang Nabi Khizba yang Allah utus ke tanah Negeri mu dan beberapa Negeri di sekitar negeri mu, manakah yang lebih dahulu, apakah Nabi Khizba ataukah Nabi Nuh a.s ? Apakah mereka mengira Khizba adalah nama seorang Nabi atau beberapa Nabi ? Apakah mereka mengira di tanah Arkhabil (Nusantara) tidak pernah diutus seorang Nabi...? Mereka pasti mengetahuinya Jika mereka orang-orang yang mendapatkan petunjuk, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka sombongkan dan apa yang mereka sangkakan, dan mereka para pembenci khabar darimu tidaklah menghinakan diriku dan dirimu, sungguh mereka adalah para pendengki sombong yang berada di kesunyian dengan persoalan hidup yang mereka alami, dan mereka mengira lebih dekat kepada Allah dengan kesombongan dan keangkuhan yang mereka tunjukkan. Padahal mereka tidak sedang menjatuhkan dan menyakitimu, merekalah yang sedang jatuh ke dalam jurang kehinaan dan berpenyakit hati."


"Wahai Ahmad, bersabarlah. Dan sungguh Allah akan memberikan derajat yang tinggi bagi orang- orang yang beriman dan bertaqwa lagi bersabar. Sungguh Allah hendak membuka mata hati mereka yang membaca kitabmu (Jawahirul Makhfiyyah) dengan keikhlasan dan dengan kebersihan hati dan fikiran, hingga mereka memahami dan menemukan "permata tersembunyi " yang Allah simpan didalamnya sebagai penghias akhlaq yang mulia. Sungguh Allah hendak mengangkat Drajat beberapa Ulama di tanah Malaka jika mereka membacanya dan memahami nya."


Ahmad F. Al-Makhfy bin Abdullah Alwi Syam

Diperbarui
Tambahkan Komentar

Translate

Pengunjung