Gambar hanya sebagai ilustrasi, dibuat menggunakan ai copilot |
25 Juli 2024
Kisah Ikan Nun Yang Menguji Nabi Sulaiman a.s
Nabi Khidr a.s mendatangiku hari ini dan berkata :
"Wahai Ahmad, aku kisahkan keadaan ikan Nun kepadamu, agar supaya kamu menuliskannya sebagai bukti kekuasaan Allah atas segala ciptaanNya, namun sebagian mereka yang membacanya merasa, dirimu tengah berkhayal dan berdusta."
"Wahai Ahmad, sungguh kisah ikan Nun yang menguji saudaraku Raja Sulaiman adalah benar-benar terjadi disebuah pulau, di tengah lautan yang luas, yang terdapat goa-goa yang berukir, sungguh di dalam goa itu, seseorang yang pandai mengukir telah melukiskan semua hewan besar yang berbaris, menanti giliran mendapatkan pelayanan dari Nabi Sulaiman disana, namun Allah memilih ikan Nun yang lebih dahulu diberikan pelayanan oleh Nabi Sulaiman (Sang Raja), kemudian Raja Sulaiman bersujud memohon ampunan kepada Allah, karena tak mampu membuat ikan Nun itu terpenuhi hajatnya (tidak mampu membuat ikan Nun itu kenyang). Sungguh Allah lah yang Maha Kaya dan Maha Pemberi kecukupan."
"Wahai Ahmad, sebagaimana yang Allah perlihatkan kepadamu hari ini, bahwa sebuah pulau yang dahulu sunyi, telah menjadi sebuah Negara, yang dihuni oleh orang-orang berkulit hitam, dan diantara mereka, ada yang berketurunan dari Negeri mu, dan mereka dahulu datang dari beberapa negeri, sungguh gambar-gambar pada dinding yang dirimu saksikan sebagian, adalah tentang ikan Nun, kura-kura yang besar dan hewan-hewan lainnya, sungguh gambar yang aku tunjukan dengan jariku ini, adalah bukti yang nyata, bahwa saudaraku Sulaiman telah mengenal Kakekmu Nabi Mulia Muhammad yang dikhabarkan Allah kepadanya. Mereka yang menghinamu dan mengatakan dirimu dusta, hendaklah memohon ampunan kepada Allah. Apakah mereka tidak melihat bukti-bukti nyata yang Allah berikan pada setiap tulisan mu...? Amat buruklah sangkaan mereka kepadamu, dan sungguh kelak mereka akan menanggung dosa yang tak akan terhapuskan, hingga Allah menutup mulut-mulut mereka dengan tanah, sebagaimana yang telah berlaku kepada beberapa orang yang pernah mendzalimi dan memfitnahmu dan yang menghina istri-istrimu, apakah mereka mengira kamu dan istri-istrimu mendengar teriakan mereka di dalam kubur-kubur mereka ? Sungguh teramat buruk keadaan mereka."
"Wahai Ahmad, aku mengajakmu ke pulau ini atas kehendak Allah Azza wa Jalla, dan tuliskanlah, bahwa di dinding goa-goa ini terdapat nama Datukmu Muhammad yang Mulia, dan sebuah gambar yang mengisahkan tentang
- ifrit yang di perintahkan untuk menyusun barisan hewan-hewan
- dan sebagian jin dan manusia menyusun makanan selama empat puluh hari,
namun setiap kali ikan nun memakannya, dan kembali disusunnya, lalu kembali di makannya, hingga berulang-ulang, tetap saja Nabi Sulaiman a.s tidak mampu membuat perut ikan itu menjadi kenyang, hingga habis segala yang telah disiapkannya untuk memberi makan makhluq-makhluq Allah di bukit tepi lautan negeri ini (di tempat saya dan Nabi Khidr berdiri). Sungguh Allah lah Maha Berkuasa di atas segala raja-raja, dan Allah lah yang Maha Kaya dan Maha Pemberi Rizki kepada seluruh ciptaanNya hingga hari yang telah ditetapkan."
"Wahai Ahmad, Sungguh aku kisahkan kepadamu, seseorang di zaman Kakekmu Muhammad adalah orang yang kaya dan penyair yang hebat, yang mengagumi bacaan Al-Qur'an, yang dibacakan Nabi Mulia Muhammad kepadanya, namun ia merasa lebih berhak atas wahyu-wahyu Allah yang turun kepada Kakekmu Muhammad yang Mulia, karena ia merasa lebih tua dan lebih berharta dan lebih pintar membuat syair-syair, lalu ia mengatakan, bahwa Nabi Mulia Muhammad adalah pendusta, dan Al-Qur'an adalah sihir belaka."
"Dan Begitulah keadaanmu saat ini, sebagaimana aku diperlihatkan Allah, adanya orang-orang yang iri kepadamu,
- yang menuliskan bahwa dirimu pendusta, namun ia memuji diri sendiri pada tulisannya yang lain,
- ada pula yang merasa lebih pintar darimu, dan mengabaikan apa-apa yang diriku sampaikan dan mereka telah membacanya,
- dan ada pula orang-orang yang mengaku mendapatkan petunjuk dari langit, namun ia termasuk ahli neraka yang tertulis namanya pada pintu-pintu di setiap pintu Neraka, yang Allah berserta para malaikat-malaikat yang di sebutkan pada lisannya, telah melaknatnya, yang iblis memeluknya dengan erat pada urat-urat di kepala hingga merekat (menempel) erat pada urat-urat lehernya dan lubang-lubang badannya, sungguh semua yang keluar dari mulutnya adalah kedustaan, dan dari urat-urat lehernya yang mengeras itulah, kelak Allah timpakan kesengsaraan padanya.
Sungguh merekalah orang-orang yang tuli dan buta terhadap Al-Qur'an. Yang tangannya menggenggam roti yang nampak lezat dan kotoran secara bersamaan, yang mereka merasa tenang menggenggamnya, itulah perumpamaan orang-orang yang menunjukan dengan lisan dan tulisannya kalimat nasihat dan kebaikan pada tiap gambar miliknya, seolah dirinya adalah orang-orang suci dan baik, namun ditulisan dan gambar milik orang lain, ia menghinamu dan mengatakan bahwa dirimu sesat, dengan kata-kata yang keji. Kelak meraka akan dipaksa Allah, memakan apa yang ada pada tangan-tangan mereka. Yakni kotoran dan roti yang busuk di dalam kubur-kubur mereka."
"Tidaklah sama orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah, dengan orang-orang yang sombong dan diberi bisikan oleh iblis dan syetan."
"Sungguh teramat sia-sialah ilmu dan pakaian mereka pada gambar-gambar dan wajah meraka yang berusaha nampak baik dalam pandangan manusia namun Allah memandang mereka dengan kebencian. Sungguh jika mereka bertaubat, itu lebih baik bagi mereka. Katakan kepada sahabat-sahabatmu, tidaklah mudah memohon ampunan dari dosa ghibah dan fitnah dan dosa mencela."
Ahmad F. Bin A. Alwi Syam