Nasehat Kepada Laki-Laki Untuk Menjaga Pandangan Mata dan Syahwat

   
Nasehat Kepada Laki-Laki Untuk Menjaga Pandangan Mata dan Syahwat

Nasehat Kepada Laki-Laki Untuk Menjaga Pandangan Mata dan Syahwat

Gambar hanya sebagai ilustrasi, dibuat menggunakan ai copilot

Pilih bahasa :  Arabic  |  Turkish  |  English


23 Juli 2024

Nasehat Kepada Laki-Laki Untuk Menjaga Pandangan Mata dan Syahwat


Nabi Khidr a.s mendatangiku saat aku berada di tepi laut Jawa Tengah. Beliau berkata :

"Wahai Ahmad, sungguh Ikan Nun itu tengah menuju ke tepi laut di negeri mu, dan akan melintasi beberapa negeri-negeri diatas dunia, hingga akhir Bulan Muharram, hendaklah dirimu mempersiapkan hati yang penuh keikhlasan dan ketaqwaan, dan memohon ampunlah atas segala dosa-dosamu kepada Allah, sungguh Allah Maha Pengampunan lagi Maha Penyayang."


"Wahai Ahmad, jika seseorang yang berjalan di tepi ladang (persawahan) pada musim panas ataupun musim hujan, tidaklah mungkin kaki dan kain yang dipakai seseorang itu bersih dari kotoran, walaupun ia berjalan dengan perlahan dan berhati-hati, pastilah setitik debu dan tanah basah mengenai kain dan kakinya masa ia berjalan. Tidaklah mungkin seorang yang berpayung tidak terkena air hujan walaupun sedikit saja. Itulah perumpamaan hidup di dunia, tidaklah ada manusia yang bersih dari dosa, kecuali Kakekmu Rasulullah yang Mulia Muhammad yang terpelihara dan terjaga diri dan jiwanya dari dosa-dosa. Dan memohon ampunan (beristighfar) dan bersedekah serta bertaubat dengan sunggu-sungguh akan membersihkan sisa-sisa dosa di dalam diri seorang hamba."


"Wahai Ahmad, masih lebih baik orang yang memegang cahaya pelita yang redup di malam gelap gulita daripada seseorang yang menggenggam emas permata di malam yang gelap gulita. Sungguh itulah perumpamaan antara seorang yang berjuang mendapatkan cahaya Allah walaupun penuh dosa dengan si sombong yang serakah dan tamak dan merasa dirinya bersih dari dosa-dosa. Dan Allah lah yang Maha Memutuskan segala perkara dengan Maha Adil dan Maha Bijaksana."


Pengajar Kaum Perempuan

"Wahai Ahmad, janganlah seorang laki-laki dari kalangan Ahli Agama di dalam Majlis As-Syari'un mengajarkan secara 'muwajahah' Kitab Jawahirul Makhfiyyah kepada jamaah (Ahli Majelis) perempuan di dalam perahumu kecuali dangan suttur dan hijab (dalam group WhatsApp dan Telegram umum) dan hendaklah dirimu mengambil salah satu perempuan di dalam perahumu untuk menjadi Mursyid Kitab Jawahirul Makhfiyyah yang menjadi pengajar kaum perempuan dalam perahumu, yang demikian itu lebih di cintai Allah dan menjauhkan dari fitnah nafsu dan kesombongan, dan menjaga kemurnian Jawahirul Makhfiyyah."


Orang Yang Dianggap Sebagai Ulama

"Wahai Ahmad, bukankah telah aku bentangkan kembali surban ku di hadapanmu, lalu Allah perlihatkan 

  • tentang beberapa orang yang dianggap seorang Ulama dan Waliyullah, namun ia selalu membawa dua wanita ke sebuah kamar, dan melakukan zina dengan satu perempuan memijatnya dan satu lagi menjadi pemuas nafsunya,
  • dan Allah bentangkan lagi seorang yang tampan dan merasa dirinya masihlah keturunan Rasulullah yang Mulia Muhammad, lalu ia melakukan zina dengan seorang pelacur. Hingga Allah memuliakan pelacur itu dengan menerima taubatnya dan memberikan kehidupan yang baik, sungguh seseorang itu (yang mengaku keturunan Rasulullah) telah Allah tetapkan sebagai ahli neraka, kecuali ia bertaubat dan meninggalkan kedustaan nya.
  • Dan Allah bentangkan lagi dalam surban ku, seseorang yang dianggap Ulama di negeri mu, lalu ia menipu seseorang kaya dengan berjanji menikahi putrinya, lalu ia menjadi seorang Ustadz yang terkenal, kemudian melupakan janjinya kepada sang ibu yang berharap putrinya ia nikahi, hanya karena ketenaran dan kecantikan seorng wanita lain, ia berpaling dari janjinya. Lalu ia menjual ilmunya dengan harta dunia. Dan merasa ketampanannya dapat memperdaya beberapa wanita yang hendak ia goda untuk melakukan zina.

Sungguh mereka menjadi penghuni neraka yang paling dalam. Sunggguh jika mereka tidak bertaubat. Maka kelak Allah akan menimpakan kesengsaraan di atas dunia dan kelak di akhirat. Tutuplah aib mereka hingga menjadi rahasia antara dirimu dan diriku bersama Allah."


"Wahai Ahmad, sungguh seorang Ulama yang menjaga pandangan matanya lebih di muliakan Allah daripada yang merasa mampu menahan syahwatnya, namun Allah yang Maha Mengetahui telah mencatatnya termasuk ahli zina (zina mata). Tidaklah mungkin seseorang laki-laki mampu menahan pandangan matanya dari nafsunya ketika melihat kecantikan wanita yang terbuka aurat dan dalam keadaan tertutup aurat, sungguh syetan akan membuat merdu suaranya (suara wanita itu) membuat halus dan bercahaya mengundang syahwat pada mata dan wajah perempuan itu. Hendaklah para pengikutmu yang menjadi pemimpin (Mufti) dalam perahumu menjaga hati dan pandangan mata mereka."


"Wahai Ahmad, sungguh kisah indah dalam menahan hawa nafsu pernah terjadi di dalam perahu Nabi Nuh a.s, hingga Allah memberikan petunjuk yang baik kepada mereka dan pertolongan kepada mereka, yang mampu menahan pandangan mata dan syahwatnya, hingga Allah mengutus Malaikat Jibril kepada saudaraku Nabi Nuh a.s untuk menikahkan beberapa pasang manusia yang berada pada perahu Nabi Nuh a.s, yang mereka saling merindukan dan saling mencintai. Yang demikian itu (menahan pandangan mata dan syahwat serta menikah) adalah yang utama bagi seorang laki-laki dalam mendatangkan ridho Allah dan rahmat Allah kepadanya."


"Wahai Ahmad, hendaklah dirimu menasihati beberapa pengikutmu, agar mereka mampu menjaga diri mereka dari godaan syahwat dan syetan, sungguh mereka telah berbaiat dan berjanji menjaga kesucian perahumu, sungguh jika mereka bertaubat dan menahan pandangan mata dan nafsunya, Allah akan memberikan pasangan yang baik dan membuka pintu keberkahan kepada mereka. Dan diantara pengikutmu (yang laki-laki) hendaklah berkata-kata lembut kepada pasangan mereka dan jangan menyakiti hati pasangan mereka dan anak-anak mereka. Yang demikian itu akan membuka pintu rizki yang banyak lagi baik."


"Aku Khidr a.s mengharapkan mereka memahami bahwa perahumu adalah amanah Rasulullah yang senantiasa memperhatikanmu dan para pengikut mu."


Ahmad F Abdullah Alwi Syams

Diperbarui
Tambahkan Komentar

Translate

Pengunjung