Gambar hanya sebagai ilustrasi, dibuat menggunakan ai copilot |
28 Juli 2024
Tentang Nabi Khidr a.s dan Doanya
Nabi Khidr a.s kembali mendatangiku, kemudian beliau berkata :
"Wahai Ahmad, duduklah dan dengarkanlah, sungguh dahulu aku menjumpai seseorang sebelum kamu, dan ia di wafatkan Allah dengan kesempurnaan bilangan usianya, dan dengan bulan 5 dan 6 sebagai tanda kesempurnaan syariat dan Imannya. Wahai Ahmad, ia ku jumpai dua kali dalam hidupnya, dan Allah mengabadikan jasadnya hingga hari kiamat, dan ia termasuk orang-orang shaleh yang dihapuskan dosanya dengan fitnah dan dengan kesabarannya, dia adalah penyeru kepada Allah dan Rasulullah yang Mulia, sungguh kesudahan yang baik bagi orang-orang yang sabar lagi bertaqwa dan menyampaikan kebenaran."
"Wahai Ahmad, tidaklah sama orang yang menyeru kepada jalan Allah dengan orang yang menyeru kepada dirinya, mereka bagaikan sarang rayap yang tinggi diatas sebuah bukit batu yang licin, yang akan hilang ketika badai hujan menerpa, itulah perumpamaan seseorang yang bodoh tanpa ilmu kemudian dirinya mengaku mendapatkan petunjuk dari Allah, lalu diikuti oleh orang-orang yang bodoh dan sebagian adalah orang-orang yang cinta pujian dan cinta dunia. Dan orang-orang yang menyeru kepada jalan Allah, mereka bagaikan mata air di gunung yang tinggi lagi tersembunyi, yang tak mengering di terpa kemarau dan mengalir tanpa henti. Begitulah Allah menciptakan segala sesuatu agar manusia menggunakan akal dan hatinya yang tunduk kepada Allah, hingga mampu membedakan antara yang Haq dan yang Bathil."
"Wahai Ahmad, sebagaimana orang-orang sebelum dirimu, yang menuliskan tinta emas pada jalan hidupnya, yang tak mementingkan kepentingan dunia, yang menyeru kepada ampunan dan kasih sayang Allah, hendaklah mereka yang telah mengenalmu bertambah-tambah keimanan dan ketaqwaan mereka kepada Allah, setelah kedua mata mereka menyaksikan segala kebesaran Allah bersamamu, sungguh Allah hanya menguji mereka dan hendaklah mereka memperbaiki diri. Dan seseorang yang menginginkan berjumpa denganmu, hendaklah dirimu dan pengikutmu mengujinya dengan apa yang telah aku ajarkan kepadamu, Allah hendak menjadikannya sebagaimana takdirnya. Bukankah dia telah mengetahui dan menyaksikan kebesaran Allah yang kamu tunjukan kepada nya...? Jika ia berkata-kata dengan lembut untuk meminta keringanan darimu, maka tinggalkanlah ia, dan hendaklah ia mendekatimu dengan perahumu dari bawah, jika ia menunaikannya, maka berikanlah sebuah batu yang kuberikan kepadamu ini, hingga Allah benar-benar menjadikannya sebagai mana Allah telah menetapkan sahabatmu di Negerinya, yang tak akan habis hartanya kecuali ia atau anak keturunanya berpaling dari Allah dan menjadi orang yang kikir. Bukankah telah aku katakan, bahwa di tanah tempat dirimu menghalau para pengganas (pemberontak) itu terdapat beberapa keberkahan ? Dan di tanah sahabatmu yang berharta itu ada keberkahan ? Sungguh yang demikian itu adalah contoh bagi yang lain, dan ujian yang besar bagi pemiliknya."
Khabar Perjalanan Ikan Nun
"Wahai Ahmad, sungguh ikan Nun itu telah sampai di sebuah samudra di timur negerimu (di samudra selatan Newzealand dan Australia),
- hingga akan terasa hangat lautan dan badai serta taufan akan menerjang sebuah negeri hewan berkaki kecil dan besar (Australia), hingga sebagian mereka masuk kedalam lubang-lubang di dalam rumah mereka,
- dan di timur negerimu terasa getaran dan badai yang mengherankan, apakah mereka mengira Allah membiarkan sebuah kaum yang sombong ? Sungguh peringatan yang Allah timpakan kepada mereka hendaklah menjadikan mereka sadar dan beriman kepada Allah Azza Wa Jalla. Sungguh langit gelap dan badai akan terasa panas di sebagian negeri mereka. Itulah Allah yang Maha berkehendak dan Maha Keras Peringatan-Nya."
Tentang Nabi Khidr a.s dan Doanya
"Wahai Ahmad, katakanlah, jika mereka bertanya tentang aku.
- Aku tidaklah di utus oleh Allah kepada satu kaum, kecuali kepada orang-orang yang di tetapkan Allah berjumpa denganku,
- dan aku adalah keturunan dari Saam bin Nuh, yang kakekku Azaar berada pada perahu Nabi Nuh a.s,
- dan aku lahir pada masa Nabi Shaleh di utus oleh Allah kepada kaumnya.
- Sungguh aku hanya menjadi saksi para Nabi yang diutus Allah setelah wafatnya Nabi Shaleh,
- dan menjadi penguji beberapa Nabi dan orang-orang yang berilmu dan bertaqwa,
- dan menyaksikan cahaya Muhammad yang Mulia berpindah-pindah dari wajah-wajah para Nabi dan Rasul pilihan Allah hingga pada tempat pemeliharaan (rusuk) lelaki yang tampan yaitu Abdullah bin Abdul Muthalib,
- dan aku bukanlah Nabi yang sabar, hingga satu doa dan permohonanku kepada Allah tidaklah di kabulkan di dunia melainkan kelak di akhirat."
"Wahai Ahmad, tahukan do'a ku yang tak dikabulkan Allah...? Sedangkan aku memohon kepada Allah dengan sepenuh jiwa dan ragaku dan dengan bersujud di setiap malam menjelang fajar...? Sungguh aku menginginkan Allah mengkhabarkan kepadaku, bahwa Nabi Mulia Muhammad menerimaku menjadi Ummat Beliau di akhir zaman. Namun Allah mengutus Malaikat Jibril dan berkata kepadaku."
"Wahai Khidr, tidaklah ada yang lebih pandai dan bijak dari pada dirimu, dan tidaklah ada manusia yang lebih panjang usianya dibandingkan dirimu, namun Allah menolak permohonanmu, disebabkan kerasnya sifatmu, sungguh jika Allah mengabulkan doamu, maka bumi akan dipenuhi oleh darah manusia-manusia kafir, munafik dan fasik, disebabkan menjadi wajiblah dirimu berjihad di jalan Allah, dan hilanglah kesempatan Ummat Nabi Mulia Muhammad di akhir zaman menuju tiga jalan syahid diatas dunia. Tahukah kamu tiga jalan menuju syahid...?
- Yang pertama adalah Tanah Muqaddasah (Palestina),
- yang kedua adalah tanah di sekitar dua Tanah Suci (Mekah dan Madinah) dimana godaan dunia, syahwat dan syetan lebih besar di sekelilingnya,
- dan yang ketika adalah Tanah Arkhabil, yang menjadi sasaran fitnah akhir zaman, yang akan datang wali-wali iblis yang mengaku mendapatkan wahyu Allah dan Perintah dari Kakekmu Nabi Mulia Muhammad, yang beberapa orang yang berilmu menjadi bodoh dengan mempercayai kata-kata si pendusta. Hendaklah mereka (yang berilmu) kembali ke jalan Allah dan bertaubat."
"Wahai Ahmad, itulah yang dikatakan Malaikat Jibril kepadaku, dan aku memakluminya, hendaklah dirimu bersungguh-sungguh dalam menjalankan segala yang di perintahkan Allah, hingga Ummat akhir zaman di negerimu menyadarinya, atau mereka lebih suka menyaksikan kehancuran akibat azab yang Allah timpakan keatas tanah dan bangunan-bangunan mereka, disebabkan mereka berpaling dari apa yang kamu khabarkan, bersegeralah dirimu meninggalkan kotamu, dan katakanlah kepada istri-istrimu, hendaklah salah satu dari mereka bersabar, dan abaikan segala yang membebani hati nya. Sungguh Allah hendak mengembalikan segala yang telah hilang dari mereka. Merekalah contoh akhir zaman jika mereka menyadarinya dan menerima segala yang menjadi ke tatapan Allah kepada dirimu dan mereka."
"Wahai Ahmad, katakan kepada mereka yang mencibirmu dengan ikan Nun itu, sungguh aku telah mengetahui mereka, katakan kepada mereka, apakah mereka telah benar-benar beriman kepada Allah ? Jika benar, sungguh mereka telah berdusta atas kesaksian mereka itu, disebabkan tangan dan lisan mereka yang mudah menghina orang lain yang tidak mereka kenal sebagaimana mereka menghinamu dan Aku. Katakan!! Aku Khidr mengetahui bahwa mereka bukanlah orang-orang yang telah membaca dan memahami Al-Qur'an dengan baik dan bijak, walaupun mereka berkata telah beriman kepada Allah dan Rasulullah dan nampak indah dan bagus pakaian yang mereka tunjukan dihadapan Allah dan manusia. Mereka tidak lain adalah orang-orang yang bodoh lagi pendusta. Allah telah mempersiapkan teguran keatas sebagian mereka sebagai pelajaran bagi yang lain. Kelak mereka akan ditampakkan aib mereka hingga mereka mendatangimu dengan keadaan tertunduk. Hal itu lebih baik daripada kelak mereka tertunduk di atas mimbar di yaumul hisab."
"Wahai Ahmad Fahmi Bin A. Syams, tetaplah dirimu dengan apa yang Allah tetapkan sebagai Al-Makhfy, dan abaikan orang-orang yang menginginkan dirimu nampak dalam pandangan mereka, tetaplah menutupi wajahmu hingga menjadi wajah yang mulia dalam pandangan Allah, dan sebagai ujian bagi orang-orang yang bodoh, yang mengaku sebagai Ahmad Al Makfiy. Apakah mereka mengira dapat berdusta dihadapan manusia dan Allah...? Tidak..! Mereka sedang mendustai diri mereka sendiri."
Ahmad F. Bin A. Alwi Syam