6 Keadaan Yang Menjadikan Taubat Tertolak

   
6 Keadaan Yang Menjadikan Taubat Tertolak

6 Keadaan Yang Menjadikan Taubat Tertolak

Gambar hanya sebagai ilustrasi, dibuat menggunakan ai copilot

Pilih bahasa :  Arabic  |  Turkish  |  English



19-8-2024

6 Keadaan Yang Menjadikan Taubat Tertolak


Nabi Khidr a.s mendatangi ku malam hari ini, beliau berkata,

"Wahai Ahmad, aku kembali mendatangi mu, dan sungguh perjalanan Ikan Nun perlahan telah sampai di selatan negeri mu, bersiaplah dan bukankah dirimu dan istri mu beserta anak mu saat ini telah berada jauh dari tanah kelahiran mu...! Apakah yang dirimu sedih kan...? Bukankah selama ini mereka di tanah kelahiran mu mengabaikan mu bahkan sebagian mencibir dan mengatakan diri mu pendusta...? Dan ada pula yang menjauh darimu disebabkan kesalahan dirinya ? Sungguh bukanlah dirimu yang memutuskan tali silaturrahmi, tapi dia dan merekalah yang tak mampu menguasai dirinya."


"Wahai Ahmad, aku mendatangi mu hendak memberikan nasihat, dengarkan dan tuliskanlah... Agar ummat Nabi Mulia Muhammad memahami dan menjalankannya, sungguh bagi yang selamat dari lima perkara ini akan menjumpai kebahagiaan di akhir hidupnya. Tapi kesengsaraan yang tak akan ada habisnya bagi mereka yang tak selamat dari lima perkara ini."


"Wahai Ahmad, telah menjadi ketetapan Allah Azza Wa Jalla, sesungguhnya taubat seorang hamba tertolak dalam enam keadaan. Yakni : 

1. Keadaan sakaratul maut ketika ruh sudah melampaui tenggorokan.

2. Ketika matahari telah benar-benar nampak dari arah barat.

3. Taubatnya pelaku kemusyrikan.

4. Taubatnya anak durhaka yang kedua ayah ibunya telah wafat (baik ibu atau bapak tiri sekalipun). Kecuali taubat dengan empat perkara :

  • Menjaga sholatnya selama ia hidup
  • Bersedekah atas nama kedua orang tuanya
  • Membayarkan hutang-hutang kedua orang tuanya
  • Menjaga lisan dan hatinya selama hidupnya.

5. Taubatnya pelaku ghibah, fitnah, namimah dan hasad. Kecuali ia bertaubat dengan tiga perkara :

  • Mengembalikan nama baik orang yang di ghibah kan atau di fitnah, dan meminta maaf serta di maafkan.
  • Membayar segala kerugian kepada seseorang atau kelompok atas namimah yang dilakukan, dan meminta maaf kepada seluruh korban namimah nya, lalu di maafkan.
  • Pelaku hasad mampu membersihkan diri dan membersihkan bekas-bekas kedzalimannya akibat perbuatan hasad yang dilakukannya, meminta maaf dan dimaafkan.

6. Durhaka kepada guru, (menghina, merendahkan, menganggap Sang Guru lebih rendah dari dirinya, menganggap ilmu Gurunya lebih sedikit dari dirinya) walaupun Sang Guru hanya mengajarkan senyum atau satu huruf dari huruf Al-Qur'an.


"Wahai Ahmad, janganlah merasa berat dan takut akan perintah Allah untuk menunjukan wajah mu kepada ummat Nabi Mulia Muhammad, sungguh yang demikian itu adalah ke Maha bijaksanaan Allah kepadamu dan para pengikut mu, agar kedustaan mengatas namakan diri mu terpatahkan. Sungguh ada sembilan belas manusia yang mengaku sebagai diri mu (Ahmad) dan mengakui bahwa semua khabar yang diriku tuliskan adalah dari dirinya, hingga sebagian dari mereka mendapatkan pengikut, disebabkan wajah mu yang tersembunyi hingga mereka sangat leluasa memakai nama mu. Dan sebagian dari mereka menukil tulisan mu dan menjadi peramal bodoh dan pendusta. Yang demikian itu adalah karena Allah hendak melindungi mu dari fitnah-fitnah mereka. Hendaklah dirimu dan para pengikut mu bersabar, dan katakan kepada mereka. Sungguh pujian akan membawa ujian dari syahwat dan syetan, sedangkan cacian dan hinaan akan membawa keberkahan dan naiknya derajat yang tinggi di sisi Allah jika dirimu bersabar. Dan janganlah kalian (para pengikut Ahmad) memuji nya melebihi pujian-pujian kepada Allah dan Rasulullah yang Mulia Muhammad."


Ahmad F. Bin A. Alwi Syams

Diperbarui
Tambahkan Komentar

Translate

Pengunjung