Gambar hanya sebagai ilustrasi, dibuat menggunakan ai copilot |
Pilih bahasa : Arabic | Turkish | English
18 Agustus 2024
Lubang Yang Berapi di Dasar Lautan
Nabi Khidr a.s menemuiku di malam ini. Disela-sela rasa kantuk ku beliau berkata,
"Wahai Ahmad, bangun dan duduk lah bersama ku malam ini. Dengarkan dan tuliskanlah. Dan janganlah engkau mengurangi sedikit pun perkataan ku ini karena merasa sungkan dan merasa takut. Sungguh Allah lah Rabb kita yang Maha Mengetahui segala isi hati dan Allah lah sebaik-baiknya penolong, sebaik-baik penjaga, dan sebaik-baik pelindung."
"Wahai Ahmad, apakah mereka mengira bahwa khabar yang diriku sampaikan kepadamu ini datang dari ku dan dari mu...? Apakah mereka mengira peringatan dan bukti-bukti yang telah mereka saksikan hanyalah kebetulan saja...? Katakan kepada mereka. Hendaklah mereka berfikir, darimana aku dan dirimu mengetahui bahwa di dasar lautan ditimur tanah kelahiran mu terdapat lubang dan berapi, dan bersambung kepada sebuah kota hingga membentuk sebuah gunung yang mereka mengatakan hanya kejadian biasa saja ? Sungguh mereka tidak akan pernah menduga bahwa gunung yang baru itu terdapat sepuluh malaikat penjaga, sepuluh malaikat yang melaknat kemaksiatan diatas kota mereka dan sepuluh malaikat yang bersiap mengguncangkan tanah mereka."
"Wahai Ahmad, sungguh diantara mereka para pengikut mu hendaklah bersabar, dan tidaklah menjadi curiga diantara mereka, apakah mereka merasa lebih utama dan lebih baik dari yang lain...? Sungguh di dalam perahumu ada enam orang yang mempunyai jabatan dan pangkat, yang dihatinya mempunyai semangat menjadi pembela mu, namun mereka merasa malu dan diantara mereka menunggu sapa dan salam mu. Katakan kepada mereka, bahwa dirimu bukanlah Tuhan yang mengetahui isi hati mereka, hendaklah mereka bersabar dan menyapamu. Yang demikian itu adalah kebaikan dalam menjalin silaturrahmi karena Allah."
Khabar Ikan Nun
"Wahai Ahmad, aku khabarkan kepadamu, bahwa Ikan Nun itu telah berada di timur tanah kelahiran mu, tinggalkanlah kesibukan dunia mu, sungguh aku mendengar beberapa pengikut setia mu telah bersepakat untuk menolong mu. Hingga perjalanan mu menuju bukit di tepi lautan dapat kamu jalankan. Bukankah telah Allah ringankan beban di pundak mu ? Dan Allah ringankan beban di pundak istri mu...? Apakah kamu dan istrimu hendak kembali jatuh dalam ujian yang melelahkan...? Apakah dirimu dan istrimu tak melihat banyaknya pemberian Allah kepada kalian...? Apakah kalian merasa akan abadi diatas dunia ? Sungguh seekor lebah masih lebih baik dari dirimu dalam mentaati Allah, seekor lebah mengikuti perintah Allah dan menjalankan takdirnya meski menempuh jarak yang jauh dan kembali dengan membawa madu yang bermanfaat bagi dirinya dan sesamanya. Bahkan bermanfaat untuk manusia. Itulah sebaik-baik makhluk. Yang berjuang dan bermanfaat bagi makhluk yang lain."
Beberapa Orang Yang Mengaku Ahmad
"Wahai Ahmad, apakah mereka lupa, bahwa Allah Azza Wa Jalla Maha Mengetahui dan Maha Mendengar. Hingga beberapa orang hendak menggunakan nama mu mencari kemahsyuran, dan sebagian dari mereka menulis sekehendak hati dan nafsu mereka, sungguh tidaklah sama jernihnya air dari sumber mata air yang menyejukkan dengan jernihnya fatamorgana di terik matahari, apakah mampu menyejukkan ??? Tidak...!! Sungguh jika mereka mengikutinya, tidaklah mereka dapati kesejukan melainkan dahaga dan kebinasaan."
"Wahai Ahmad, bukankah telah aku khabar kan bahwa dirimu dan merekalah para pengikut mu yang di uji, apakah mereka mengira dengan menjadi pengikut mu akan selamat dari murka Allah...? Apakah hanya dengan menjadi sahabat mu akan selamat dari bala bencana dan musibah...? Tidak...! Kecuali mereka yang memahami tiga cahaya Jawahirul Makhfiyyah dan tujuan serta makna Nurul Makhfiyyah. Sungguh aku katakan kepada mu, agar dirimu menyampaikan kepada ummat Nabi Mulia Muhamamd Saw. Tidak ada satupun khabar yang diri ku sampaikan kepada mu menyalahi Al-Qur'an dan perkataan suci Nabi Mulia Muhammad, bukan khabar yang kamu tuliskan yang buruk, tapi mata hati merekalah yang tertutup oleh kotoran dunia dan syetan-syetan."
"Wahai Ahmad, hendaklah dirimu bersabar, dan katakanlah kepada para pengikut mu, tidaklah ada yang dirimu lakukan kecuali atas perintah Allah yang ku sampaikan, dan janganlah mereka mendahului perkataan mu dan jangan pula mereka merasa enggan menjalankan perintah yang ku sampaikan kepadamu, dan jangan pula dirimu merasa sungkan dan malu menyampaikan perintah kepada mereka. Sungguh tiga tahun bukanlah waktu yang lama, dan hendaklah mereka memahami. Bukankah beberapa gambaran dari pintu keberkahan telah di buka Allah...? Hebdaklah mereka bersungguh-sungguh, dan janganlah menunda-nunda karena takut atau lelah. Sungguh tidaklah ada ketenangan dan kebahagiaan abadi diatas dunia. Kecuali mereka masuk kedalam pintu-pintu yang indah di taman Syurga Allah kelak."
Badai dan Banjir, serta Guncangan
"Wahai Ahmad, sungguh badai dan banjir serta guncangan esok hari adalah peringatan bagi mereka. Apakah mereka menutup mata dan telinga mereka serta hati dari khabar-khabar yang kamu sampaikan...? Sungguh Allah akan menggetarkan tanah yang mereka kira aman dan para cendikiawan mengatakan demikian. Agar mereka bertaubat, dan agar mereka para Ulama menentramkan para pengikut meraka yang saling berbantah bantahan. Apakah mereka mengira sedang berbuat kebaikan dengan membiarkan para pengikut meraka saling bertengkar...? Tidak... Merekalah kelak yang dihadapkan dengan pintu-pintu neraka dan masuk ke dalamnya tanpa hisab. Hendaklah mereka sadar."
"Wahai Ahmad, ketika gemuruh di lautan dan di atas langit tanah kelahiran mu, dan guncangan besar terjadi di timur tanah kelahiran mu, hendaklah dirimu bersegera menuju tempat dimana ikan Nun itu akan menjumpai mu. Dan katakanlah bahwa Dia-lah Allah Azza Wa Jalla yang Maha Agung dan Yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Dan janganlah dirimu berhenti memuji Allah selama badai itu menerpa dirimu. Sungguh Allah akan melindungimu dari terpaan badai dan gemuruh serta guncangan di bawah kaki mu. Dan katakan lah kepada semua ummat Nabi Mulia Muhammad, yang akan aku ajarkan kalimat kalimat nya. Agar mereka mendengar dan memperhatikan.
Ahmad F. bin Abdullah A. Syams