gambar hanya sebagai ilustrasi |
Pilih bahasa : Arabic | Turkish | English
16 Oktober 2024
Azab Bagi Penafsir Al-Qur'an Sekehendak Nafsunya
Ketika aku duduk di malam ini, aku tertidur. Dan ketika aku terjaga, aku mendapati diriku berada pada sebuah tempat yang sejuk dan terdapat sebuah tanah bebatuan yang disana duduk tiga orang yang salah satunya adalah Nabi Khidr a.s, namun aku tidak mengenali kedua orang di sisi kiri dan kanannya. Kami duduk di sebuah permadani dan dihadapan kami terdapat hidangan yang hangat, lalu Nabi Khidr a.s menyapaku, dan berkata,
"Wahai Ahmad, duduklah dan janganlah dirimu merasa takut, tutupi tubuhmu dengan selimut yang berada di hadapanmu, hingga dirimu terlindungi dari udara yang dingin."
"Wahai Ahmad, disini dahulu Kakekmu yang Mulia Muhammad mendapatkan ujian yang berat hingga Beliau terluka saat hendak menyampaikan risalah kepada penduduk disekitar bukit dan gunung ini. Duduklah dan tenanglah, sebab tidaklah lama Allah memberikanmu izin sampai di tempat ini."
"Wahai Ahmad, hendaklah dirimu bersabar, dan tetaplah menjadi Al-Makhfiy (tersembunyi) ditengah-tengah para pendusta di negerimu yang bersumpah memakai Al-Qur'an dan memakai nama Kakekmu Rasulullah yang Mulia, sebagai penguat kedustaan dan khayalan mereka yang telah di kuasai iblis. Sungguh mereka tidaklah mendapatkan khabar-khabar dari Allah Azza Wa Jalla kecuali khayalan-khayalan mereka dan bisikan syahwat mereka yang dikendarai iblis untuk menyesatkan manusia hingga memuji dan memujanya. Merekalah hamba syahwat dan hamba dunia yang jauh dari kebenaran. Merekalah yang buta dan tuli hingga apa yang aku sampaikan kepadamu dengan segala bukti-bukti yang nyata, tidaklah membuat mereka bertaubat dan kembali ke jalan yang terbaik dan benar dalam pandangan Allah."
"Wahai Ahmad, perhatikanlah, sungguh dahulu Kakekmu Rasulullah Muhammad yang Mulia menjalankan perintah Allah untuk berdakwah sangatlah berat dan melelahkan, hingga di tempat ini Allah menguji kesabaran Beliau dengan cacian dan hinaan bahkan dengan lemparan batu hingga tubuh suci Beliau terluka, namun kesabaran dan kecintaan Beliau kepada ummat menjadikannya tabah dan sabar dalam menghadapi segala ujian dan godaan pada dakwah beliau, bahkan sebagian kaum kafir menawarkan harta dan kedudukan yang tinggi pun tidaklah Beliau menerimanya."
"Sungguh yang demikian itu adalah besarnya cinta Rasulullah yang Mulia Muhammad kepada RabbNya dan ummatnya. Dan Malaikat Jibril pun menjadi takjub dengan kesabaran dan ketabahan Nabi Mulia Muhammad di tempat ini. Ketuklah tongkatmu hingga Allah memberikan peringatan kepada mereka yang hubbu dunia di tempat ini, dan apakah mereka merasa harta dan jabatan mereka mampu menolak peringatan dari Allah di tempat ini...? Ketuklah dan Allah akan mendatangkan badai dan getaran hingga mereka menyadari bahwa Allah telah murka keatas tanah-tanah mereka."
"Wahai Ahmad, telah Allah perjalankan diriku keatas negeri-negeri, dan tidak satupun terlewati seluruh tempat di negerimu, sungguh saat inilah aku merasakan sesak dan amarah serta keherananku keatas orang-orang yang dengan tenangnya mereka melakukan kedustaan lalu mengatakan bahwa mereka medapatkan wahyu dari Allah, dan ada pula diatas negerimu yang menafsirkan Al-Qur'an dengan nafsu dan kebodohannya, hingga menjadi sesat dan menyesatkan, sesungguhnya meraka hanyalah peramal dan pemuja khayalan dan dunia, yang berani mempertaruhkan kebahagiaan akhirat dengan dunia. Sungguh merekalah orang-orang yang kelak mendapatkan azab di dalam kubur-kubur mereka."
"Wahai Ahmad, berdirilah dan ikutlah bersamaku, sungguh aku di perintahkan Allah untuk mengajakmu ke sebuah tempat, dan akan dirimu saksikan seorang yang telah mati dalam keadaan kufur, sungguh ia seorang yang pandai membaca dan menghafalkan Al-Qur'an, lalu banyak pula ia menghafalkan Hadits-hadits Rasulullah yang Mulia, lalu di hari tuanya ia menafsirkan kesemuanya itu dengan sekehendak hatinya, dan tuliskanlah apa yang aku katakan disaat aku dan dirimu berada di hadapan orang itu. Yang demikian itu adalah peringatan bagi mereka yang masih mengikuti jalan sesat orang-orang yang menafsirkan Al-Qur'an dengan kesombongan dan dengan sekehendak nafsunya. Sungguh mereka itulah para perusak Dienul Haq, yang kelak akan medapatkan siksa yang pedih, sungguh salah satu dari mereka akan Allah jadikan contoh diatas dunia dengan azab yang pedih, yaitu kepada seorang laki-laki di negerimu yang mengotori kesucian Al-Qur'an dengan fatwanya yang bodoh."
Lalu aku dihadapkan oleh sebuah dinding yang terbuat dari besi, diantara dinding itu terdapat celah-celah yang memancarkan cahaya merah membara, lalu diantara dinding itu ada sebuah lubang dengan jeruji besi yang kemudian terbuka lubang itu, lalu dari lubang itu keluarlah wajah yang pernah aku melihatnya pada sebuah tayangan di media sosial, wajahnya begitu menyedihkan, kedua bibirnya nampak luka-luka dan bibirnya seperi menahan rasa sakit, kedua matanya memerah dan setiap kali ia meneteskan air mata, yang keluar adalah butiran darah yang kental dan mengeluarkan asap tipis, dikeningnya terdapat luka-luka yang terbuka dan menjijikkan, lalu nabi Khidr a.s berkata,
"Wahai Ahmad, mendekatlah dan janganlah dirimu merasa takut serta berpaling darinya sebelum aku memberikan isyarat agar dirimu menjauhinya. Dan dengarkan kata-katanya."
Kemudian aku mendekati dinding itu dimana kepala orang tersebut menyembul keluar, sesekali ia mengeluarkan tangannya dan orang tersebut berkata,
"Tolong aku, keluarkan aku dari sini, kembalikan aku ke dunia, aku benar-benar bertaubat dan menyesali semua fatwaku..."
Lalu Nabi Khidr a.s berkata,
"Wahai cucu Adam yang sesat dan menyesatkan, sungguh dirimu hanyalah diizinkan Allah untuk menyampaikan apa yang hendak dirimu sampaikan, dan janganlah berharap dirimu dapat keluar dari azab kubur yang menyiksa sebelum habis dosa-dosamu, sungguh fatwamu masihlah dipercaya orang-orang yang bodoh diatas dunia, hingga tidaklah mungkin Allah meringankan siksa kuburmu"
Lalu orang di balik dinding itu berkata,
"Siapakah dirimu dan siapa pula orang yang ada di hadapanku ini...?"
Nabi Khidr a.s menjawab,
"Aku Khidr dan ia yang berada di hadapanmu adalah Ahmad."
Lalu dari balik dinding di belakang tubuh orang itu terdengar suara,
"SEGERALAH SELESAIKAN UCAPANMU, WAKTUMU HANYA SEBENTAR SAJA DIIZINKAN ALLAH AZZA WA JALLA".
Kemudian orang itu berkata,
"Ahmad, siapapun dirimu, tolonglah aku, aku tidaklah menyangka jika amal ibadah dan pemahaman yang kukatakan kepada ummat di negeriku (Indonesia) adalah kesalahan yang besar, hingga orang-orang yang awam menganggap Al-Qur'an adalah kitab yang baru dan yang paling menyedihkan, akibat fatwaku, (Ibu dan Ayah Nabi Mulia Muhammad di yakini tidak menyembah Allah), dan fatwaku menjadikan Rasulullah Muhammad rendah dalam pandangan manusia, hingga Allah menghukumku di tempat yang dahulu semasa hidup aku merasa yakin tak akan berada di dalamnya."
"Wahai Ahmad, tolonglah diriku, katakan kepada ummat Islam di negeri Indonesia, agar meninggalkan fatwaku dan kembali kepada fatwa Ulama ahli tafsir dan Ahli Syariat yang benar, sungguh dahulu aku hanya mementingkan diriku dan keduniaan, hingga aku merasa benar dengan pendapatku, hingga Allah memperlihatkan kebenaran-kebenaran di dalam tempat ini, dan membuka semua kesalahan serta dosaku selama diatas dunia, dan aku merasa benar dengan pengikut yang banyak, tapi Allah Maha Tahu dan Maha Benar dengan para Wali-waliNya."
"Wahai Ahmad, jika dirimu mengenal keluargaku, aku memohon agar mereka mengembalikan tanah-tanah wakaf kepada yang berhak, dan menjual semua hartaku untuk menolongku, agar mereka menghabisi seluruh hartaku untuk bersedekah atas namaku, dan katakan kepada mereka untuk berlaku adil dalam membagikan warisan kepada anak-anak dan istri-istriku. Dan merubah ajaran pada pondok pesantrenku dengan ajaran yang benar menurut syariat dan hukum-hukum memahami Al-Qur'an, tolonglah aku wahai Ahmad. Aku sunguh tidak menyangka bahwa saat sakaratul maut, aku benar-benar merasakan kesakitan dan penderitaan yang hebat, dan aku mendengar serta menyaksikan wajah iblis tertawa di hadapanku dan menghinaku. Bebaskan aku dari tempat yang paling buruk ini wahai Ahmad, aku hanya mendapatkan keringanan tanpa siksa hanya di saat-saat tertentu saja, dan sangatlah sebentar keringanan itu Allah berikan kepadaku."
"Wahai Ahmad, kehidupan dalam siksa kubur atau kebahagiaan dalam kubur adalah benar, janganlah mereka para pemujaku menambah-nambah penderitaanku, dengan memegang teguh fatwaku, hingga mereka menganggap
- Al-Qur'an adalah bacaan yang biasa saja,
- dan menganggap Nabi kita Muhammad adalah manusia biasa
- dan tidak lagi ada ta'zim dan adab dalam menyebut nama Kekasih Allah itu,
- dan agar mereka tidak mengatakan "semua Agama itu sama",
demi Allah aku bertaubat, dan Islam itu adalah Agama yang paling awal dan tidak ada Agama yang diakui oleh Allah kecuali Dienuhul Islam", dan
- Islam bukanlah Agama ciptaan Nabi Muhammad,
- Al-Qur'an bukanlah karangan Nabi Muhammad,
- serta istri-istri Nabi Muhammad tidaklah ada yang kafir,
sangat sedikit pengetahuanku tentang kehidupan Rasulullah, namun kesombonganku membuatku jatuh ke dalam siksa kubur yang menyakitkan dan sangat pedih ini".
Lalu Nabi Khidr menarik tanganku untuk menjauhi lubang itu, aku mendengar teriakan orang itu memanggil namaku dan meminta tolong, suaranya perlahan menjauh lalu terdengar besi-besi penutup lubang itu mengeluarkan suara yang keras saat tertutup, dan dari balik dinding itu terdengar gemuruh yang bagaikan petir bersahutan, aku pun menutupi telingaku lalu Nabi Khidr a.s memelukku dalam jubahnya. Sekejap saja suara itu menghilang dan udara terasa sejuk kembali. Lalu Nabi Khidr a.s berkata,
"Wahai Ahmad, bukanlah matamu, dirimu telah kembali ke rumahmu, dan tuliskan apa yang telah kamu saksikan, janganlah takut akan hinaan dan janganlah dirimu ragu untuk mengkhabarkannya. Sungguh Allah menginginkan agar Ummat Nabi Mulia Muhammad meninggalkan fatwa-fatwa sesat dari orang-orang yang bodoh dalam menafsirkan Al-Qur'an."
"Wahai Ahmad, telah datang kewajiban bagi dirimu untuk berkholwat sebagaimana orang-orang terdahulu dalam mendekatkan diri mereka kepada Allah, dan janganlah dirimu ragu untuk melakukannya, maka akan Allah tanamkan rasa kerinduan bersamaNya di setiap tiga bulan adalah empat hari masa dirimu berkholwat. Yang demikian itu lebih menjaga diri dan hatimu dari hubbudunia, lalu jalankanlah semua perintah Allah setelahnya yakni tentang perniagaan-perniagaan dan tentang rencanamu bersama beberapa pengikutmu untuk memberikan kemudahan beberapa pengikutmu dalam memperbaiki penghidupan mereka, dan katakan kepada perempuan yang menjadi pembuka pintu keberkahan untuk dirinya dan para pengikutmu, agar ia bersungguh- sungguh dengan apa yang akan dirimu dan dirinya lakukan, sungguh Allah menyukai segala niat dan hajatnya, yakni memberikan pertolongan kepada fakir miskin dan orang-orang yang tak mempunyai pekerjaan yang mereka ada dalam perahumu. Yang demikian itu lebih baik dirimu dan pengikutmu kerjakan."
"Sungguh para pengkhayal yang mengaku mendapatkan wahyu dari Allah, mereka adalah pendusta yang hina, yang tidak pernah berjalan diatas muka bumi dengan penuh kasih sayang dan perbuatan yang nyata dalam menebarkan cinta dan kasih sayang kepada sesama. Yang para pendusta itu hanya menginginkan harta dan kesenangan dunia dari kedustaaannya. Sungguh tidaklah sama orang yang berjalan diatas jalan yang lurus dalam sinaran cahaya dengan orang yang jalan di dalam lumpur yang kotor (akal dan nafsu yang penuh dengan harapan mendapatkan kebahagiaan dunia), tidaklah ada pertolongan dan bukti-bukti yang nyata bagi mereka para pendusta kecuali hanya tipuan dan kata-kata yang jika diperhatikan dengan bijak, tidaklah ada yang dapat diambil manfaatnya sedikitpun untuk dunia ataupun akhirat."
"Wahai Ahmad, katakan kepada pengikutmu, hendaklah mereka bersabar dalam ujian mereka, sungguh mereka termasuk orang-orang yang beruntung jika mereka bersabar dan berani berjuang bersamamu. Sungguh tidaklah lama waktu yang Allah berikan kecuali hanya beberapa bulan saja. Lalu apakah mereka akan menjadi hamba yang bersyukur atau kufur setelah Allah membuka jalan keberkahan untuk mereka. Dalam masa yang tidak lama lagi...? Apakah kedua pengikutmu akan kembali melakukan kesalahan yang sama...? Dahulu meraka saling curiga dan menjadi bodoh ketika Allah membuka keberkahan atas diri mereka berdua, hendaklah mereka tidak melakukan kebodohan yang sama, dan hendaklah mereka saling berkasih sayang dan ikhlas dalam segala keadaan, dan saling menjaga kehormatan saudaranya dengan bersabar dan berbaik sangka diantara keduanya, Apakah mereka ingin mendapatkan hukuman disebabkan mereka mengabaikan tanda-tanda kebesaran Allah keatas perahumu...? Apakah mereka menunggu sampai gemuruh menyambar mulut mereka barulah mereka bertaubat dan meperbaiki hati mereka masing-masing...? Sungguh pernah terjadi hal demikian namun iblis mampu menjauhkannya dari kasih sayang Allah dan mendapatkan keburukan dalam hatinya dan kebangkrutan yang nyata. Hendaklah keduannya bertaubat."
Ahmad F. bin A. Alwi Syams Al Makhfy