Hubbud Dunia Menutupi Cahaya Hati

   
Hubbud Dunia Menutupi Cahaya Hati

Hubbud Dunia Menutupi Cahaya Hati

gambar hanya sebagai ilustrasi, dibuat menggunakan ai copilot

Pilih bahasa :  Arabic  |  Turkish  |  English



09-10-2024

Hubbud Dunia Menutupi Cahaya Hati


Khabar yang tertunda karena saya takut menuliskannya. 😥

Nabi Khidr a.s mendatangiku di sela-sela musyawarahku dengan sahabat-sahabatku, dan Beliau berkata, 

"Wahai Ahmad, tutuplah dahulu pembicaraanmu dengan sahabat-sahabatmu, sungguh aku membawa khabar untukmu, hendaklah dirimu tuliskan dan janganlah dirimu mengurangi dan merasa takut akan membuat sakit hati beberapa pengikutmu. Sungguh beberapa ujian harta yang Allah datangkan kedalam perahumu hampir memenangkan sittir yang menembus kedalam hati beberapa pengikutmu."


"Wahai Ahmad, tidaklah ada satupun sahabat Rasulullah yang mempunyai keinginan harta dunia dan seisinya, melainkan menginginkan kemenangan dalam berjuang bersama Kakekmu yang Mulia Muhammad, hingga Allah membuka pintu timur dan barat pada genggaman Rasulullah yang Mulia. Walaupun kemilau harta telah berada di bawah kaki Ummat Islam di zaman Rasulullah yang Mulia, tak satupun sahabat-sahabat Rasulullah bergembira dan bersuka cita kecuali telah sampai kebahagiaan kepada seluruh Ummat Islam dimasa itu. Sungguh sifat yang demikian itu membuat Allah Azza Wa Jalla menurunkan cahaya ketenangan dan kemenangan keatas Panji-Panji Rasulullah yang Mulia. Bukankah mereka (para pengikutmu) berucap inginkan syafaat dari Kakekmu Nabi Mulia Muhamamd dan masuk kedalam jannah...? Tapi hanya dengan setitik ujian harta yang datang kepadamu dan kedalam perahumu, lalu beberapa pengikutmu menjadi gembira dan menginginkannya...? Sungguh Yang demikian itu akan menenggelamkan apa-apa yang hendak Allah nampakkan dihadapan mereka, sungguh jika dihati mereka ada Hubbud Dunia walau setitik, hendaklah mereka bertaubat dan memperbaiki diri mereka diatas perahumu. Hingga Allah menahan murkaNya keatas diri mereka, dan hendaklah dirimu bersikap tegas dengan memilih dua orang pengikutmu sebagai orang yang amanah dalam menjalankan segala peraturan dan perintah yang datang dariku. Yang demikian itu cara Allah untuk melindungi perahumu dari bujuk rayu syahwat dunia."


"Wahai Ahmad, tidaklah sampai cahaya pada permukaan tanah, jika disekelilingnya terdapat asap hitam dari gejolak api yang membara, yang demikian itu perumpamaan bagi hati seseorang yang penuh ambisi duniawi dan menanggapi ringan kedustaan, sungguh memakan harta fakir miskin dan yatim piatu sama seperti memasukan besi yang panas lagi mendidih kedalam kerongkongan mereka, yang membutakan mata dan menulikan telinga mereka dari nasihat dan keberkahan yang datang. Aku Balya bin Makan memperhatikan dan telah sampai kepadaku khabar yang membuatku gelisah dan meminta agar dirimu menahan murka Allah dengan memaafkan mereka dan memberikan mereka nasihat yang terbaik. Sungguh mereka tak menyadari bahwa sittir telah masuk kedalam hati mereka, hingga mereka lupa bahwa dirimu bersamaku dengan jalan Malamatiyyah yang nyata."


"Wahai Ahmad, bukankah telah nyata Allah menepati janjiNya kepada mu...? Hingga datang seorang dari negerimu yang dermawan...? Sedangkan ia bukankah orang yang mengetahui tentang dirimu, dan bukan dari dalam perahu mu...? Lalu dengan haru dan takut dirimu menerimanya...? Lalu Allah memberikan perintah kepadaku, agar diriku mengajarkan dirimu menguji para pengikutmu. Dan hampir semua dari pengikutmu bersyukur dan bergembira mendengarnya, namun aku mendengar dan melihat seseorang dari perahumu sungguh bersemangat inginkan bahagian dari hadiahmu setelah mendengar kalimat yang aku ajarkan kepadamu untuk menguji para pengikutmu, hendaklah ia bertaubat dan meperbaiki dirinya dalam perahumu. Apakah dia lupa bahwa telah Allah amanahkan harta dan ladang-ladang...? Namun ia tidaklah benar-benar merawat dan menjalankan kewajibannya dengan baik dan benar...? Sungguh ia tidak pernah bertanya kepadamu tentang zakat dan cara menggunakan harta yang datukmu yang Mulia Muhammad ajarkan. Sungguh akan Allah getarkan tanah dan rumah mereka sebagai peringatan agar mereka bartaubat dan benar-benar ikhlas dalam berjuang bersamamu."


"Wahai Ahmad, tuliskanlah apa yang aku sampaikan kepadamu, lalu mengapa dirimu menunda sehari untuk menukiskannya...? Bukankah telah Allah bukakan jalan bagi para pengikutmu yang dirimu mengunjungi mereka di malam hari...? Dan mereka benar-benar menunggumu dengan cinta dan penuh harapan, sungguh akan datang pertolongan Allah keatas diri mereka, dengan keikhlasan mereka dalam memusyawarahkan segala yang telah dirimu sampaikan. Allah akan menjaga perniagaan mereka dan ladang serta ternak-ternak mereka, jika mereka tetap istiqomah dalam keikhlasan, saling tolong-menolong dalam kebaikan. Hendaklah dirimu memperhatikan dan menolong usaha mereka dalam ladang-ladang dan tanah-tanah mereka."


"Wahai Ahmad, sungguh telah menjadi ketatapan dari Allah Azza Wa Jalla, bahwa di tahun hadapan adalah tahun kejayaan bagi pengikutmu yang ikhlas dan bersabar serta bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat, sungguh pada tiga keberkahan ada lima kebaikan pada diri saudaramu (saudara satu nasab). Hendaklah ia bersabar dan berlaku adil sebagaimana yang aku khabarkan kepadamu. Sungguh keberkahan dirinya datang dengan sebab keikhlasan istrinya tiga tahun yang lalu, dan hendaklah ia bersabar atas sikap istrinya. Yang demikian itu lebih mendatangkan keberkahan dan kebaikan atas dirinya. Dan hendaklah ia memimpin perniagaan dan perahumu dengan sebenar-benarnya, dalam ketegasan, kesabaran dan ketaqwaan. Sungguh Allah hendak menjadikannya orang yang dermawan dan terlindungi. Bukankah kedatangannya bersama saudaranya telah Allah khabarkan dahulu...? Lalu Allah menguji keduanya dengan ujian yang sangat keras...? Hendaklah mereka berdua menjaga hati mereka dan hendaklah mereka tidak mendahuluimu dalam menjalankan amanah. Yang demikian itu lebih baik dan lebih menjaga mereka dari bujuk rayu syahwat dan syetan."


"Wahai Ahmad, sungguh telah Allah berikan hakmu diatas negerimu, dan Allah hendak menguji beberpaa pengikutmu agar mereka menolongmu dalam menciptakan kebaikan diatas ladangmu yang luas, dan diatas sebuah tanah yang dikabarkan oleh para cendikiawan akan bergetar keras, hendaklah dirimu dan bebrapa pengikutmu bersungguh-sungguh menciptakan satu pekerjaan yang mengenyangkan perut fakir-miskin dan orang-orang cacat, yang demikian itu akan mendatangkan kasih sayang Allah dan menjaga murka Allah keatas tanah itu. Dan Allah hendak menjadikan bumi tenang dengan adanya amaliyyah terbaik dalam perahumu diatas tanah itu. Dan jauhi orang-orang yang Hubuddunia dalam mengurusnya, hingga Allah benar-benar menurunkan keberkahan atas segala yang dirimu dan beberapa pengikutmu perjuangkan."


"Wahai Ahmad, siapakah yang memberikan ladang yang luas kepada mu...? Siapakah yang menggerakkan hati pemiliknya untuk memberikannya kepada mu...? Dialah Allah Azza Wa Jalla. Yang telah lama memperhatikanmu dalam kesabaran, tidaklah sekejap Allah memberikan hadiah atas taubatmu, bukankah telah berlalu dua puluh dua tahun masa penderitaanmu terasing dan terdzalimi...? Sungguh penderitaan dan air matamu telah Allah gantikan dengan senyum kedua orang tuamu yang diatas dunia dan yang berada dalam iliyyin. Hendaklah dirimu menerima hadiah-hadiah yang akan datang kepadamu. Dan berlakulah adil kepada istri-istrimu dan semua anak-anakmu, dan berikanlah hak satu orang pengikutmu yang setia. Yang demikian itu adalah sifat yang disukai Allah. Dan jadikanlah hasil ladangmu itu bermanfaat untuk fakir miskin yang ada di dalam perahumu."


"Wahai Ahmad, kembalilah dirimu menjalankan perjalanan ke tepi lautan, lalu berdiamlah selama tujuh hari bersamaku. Lakukanlah bersendirian. Hingga suara Ikan Nun terdengar jelas hingga ke seluruh pantai tempatmu bersamaku. Lalu bersujudlah dan ikutilah doa yang aku bacakan nanti, sungguh badai angin akan menerpa sebuah kota yang mereka katakan aman hingga atap-atap rumah disekelilingnya berterbangan. Hendaklah mereka menghentikan kedustaan dan hendaklah meraka bertaubat dan menjadi pemimpin-pemimpin negeri yang taat kepada hukum-hukum Allah Azza Wa Jalla. Berilah mereka peringatan dengan ucapanmu pada alat di tanganmu. Lalu perhatikanlah."


Ahmad F. bin Abdullah A. Syams Al Makhfy

Diperbarui
Tambahkan Komentar

Translate

Pengunjung