Keajaiban Awan: Ketabahan dan Keberkahan dalam Ujian Hidup

   
Keajaiban Awan: Ketabahan dan Keberkahan dalam Ujian Hidup

Keajaiban Awan: Ketabahan dan Keberkahan dalam Ujian Hidup

gambar hanya sebagai ilustrasi, dibuat menggunakan ai copilot

Pilih bahasa :  Arabic  |  Turkish  |  English



5 Oktober 2024

Keajaiban Awan: Ketabahan dan Keberkahan dalam Ujian Hidup


Nabi Khidr a.s mendatangiku dan duduk di sebelahku dan membangunkanku dari tidurku, lalu beliau tersenyum dan berkata,

"Wahai Ahmad, hendaklah dirimu mensyukuri nikmat Allah pada hari ini, yakni kenikmatan duduk bersama saudara-saudaramu di sebuah tempat tadi, dan aku diperlihatkan Allah atas segala yang dirimu dan mereka katakan, dan aku gembira karena mereka dan dirimu tidak ada rasa kesombongan dan berlebihan dalam bersenda gurau."


"Wahai Ahmad, diantara mereka ada yang berharap terkabulnya doa mereka atas kepayahan diri mereka, dan atas upaya mereka yang belumlah mendapatkan kejayaan, katakan kepada mereka, perhatikanlah awan yang tinggi diatas langit, yang membawa air yang banyak, sungguh awan itu tidaklah terjatuh kebawah dikarenakan beban air yang sangat berat, bukankah awan itu hanya asap yang banyak lagi ringan hingga mampu melayang diatas langit ? Lalu dengan kehendak Allah awan itu membawa ribuan ton air di dalamnya ? Yang demikian itu adalah sebagai contoh bagi hamba-hamba Allah yang mempunyai akal, supaya mereka berfikir. Apakah mereka merasa lelah atau penat dengan ujian dan cobaan yang mereka alami...? Sedangkan Allah telah mengatakan tidak membebani manusia melebihi dari batas kemampuannya...? Katakanlah jika mereka pengikutmu itu bersabar dan tidak meninggalkan sholat subuh berjamaah di masjid-masjid Allah sebagaimana yang pernah kamu lakukan dahulu, yang demikian itu lebih mendatangkan keberkahan dan terkabulnya doa-doa mereka."


"Wahai Ahmad, setelah dirimu beristirahat, maka hendaklah dirimu mengunjungi salah satu pengikutmu, dengarkan keluhan salah seorang dari mereka, lalu hendaklah dirimu meneruskan perjalanan setelahnya, sungguh bukan dirimu yang hendak dikabulkan doanya, melainkan beberapa pengikutmu yang ikhlas dan mengharapkan doa mereka dikabulkan Allah, merekalah sebenar-benarnya hamba Allah yang bertaubat dan berserah diri atas segala persoalan mereka. Dan merekalah yang menyadari kekhilafan dan kesalahan mereka selama ini."


"Wahai Ahmad, sungguh jalan yang akan kamu lalui bukanlah jalan yang biasa, hendaklah dirimu mengabaikan lelah dan penatmu, dan aku Balya bin Malkan akan menunjukan jalan yang harus kamu lalui hingga kembali ke rumahmu, janganlah kamu bertanya jika di tengah perjalanan aku memintamu untuk bermalam disana, sungguh Allah lah sebaik-baiknya penjaga dan sebaik-baik penolong. Bukankah telah Allah berikan keringanan kepadamu selama perjalanan ? Dan siapakah yang menjalankan kendaraanmu saat dirimu tertidur hingga sampai pada tempat yang kamu tuju ? Dia-lah Rabbul'alamiin yang Maha Berkuasa dan Maha Melindungi hamba-hambaNya yang sabar dan bertaqwa."


"Wahai Ahmad, sungguh pertemuanmu dengan para pengikutmu di tempat itu telah di khabarkan Allah kepadaku, hendaklah dirimu memperhatikan dan mendengarkan segala keluhan mereka, dan hendaklah dirimu bersabar atas diri mereka, dan hendaklah dirimu memberikan nasihat yang aku ajarkan kepadamu untuk mereka, agar Allah memberikan jalan keluar terbaik bagi beberapa orang yang hadir dan duduk bersamamu. Yang demikian itu adalah jalan yang di tempuh KakekMu Rasulullah yang Mulia Muhammad dan para sahabat-sahabatnya pada masa yang lalu. Yang demikian itu adalah jalan para shalihien."


Ahmad Fahmi bin A. Syams Al-Makhfiy

Diperbarui
Tambahkan Komentar

Translate

Pengunjung