Ibrah Dua Pohon : Hidup Dengan Kesabaran dan Kemuliaan Akhlaq

   
Ibrah Dua Pohon : Hidup Dengan Kesabaran dan Kemuliaan Akhlaq

Ibrah Dua Pohon : Hidup Dengan Kesabaran dan Kemuliaan Akhlaq

gambar hanya sebagai ilustrasi

Pilih bahasa :  Arabic  |  Turkish  |  English



Jumat 15 November 2024

Ibrah Dua Pohon : Hidup Dengan Kesabaran dan Kemuliaan Akhlaq


Nabi Khidr a.s mendatangiku, saat aku dalam kepenatan lalu beliau berkata,

"Wahai Ahmad, tulislah khabar yang aku katakan kepadamu ini, kecuali yang tidak aku perintahkan untuk menulisnya, agar para pencuri berita darimu tidak mengetahuinya dan agar para penirumu tidak mampu menerjemahkannya, sungguh mereka hanyalah pendusta-penduata yang kelak meringankan bebanmu di akhirat."


"Wahai Ahmad, sungguh aku membawakan dirimu satu buah yang didalamnya ada delapan manfaat, yang memenuhi kebutuhan dirimu untuk menghilangkan penat dan sakit pada perutmu, sungguh Allah menciptakannya dan meletakkanya pada tempat yang tandus lagi kering, dan Allah juga menciptakan pohon yang sanggup tumbuh di segala tempat yang mempunyai delapan manfaat pula untuk kesehatan manusia, yang demikian itu adalah tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang menggunakan hati dan akal."


"Wahai Ahmad, sungguh dari semua yang hendak menjadi perniagaanmu, 

  • ambilah delapan macam itu menjadi perniagaan mereka saudara-saudaramu, 
  • dan ambilah dua macam menjadi perniagaanmu yang didalamnya terdapat sunnah Kakekmu yang Mulia Muhammad,

sungguh dari biji dan buah serta kayu yang aku bawakan untukmu adalah yang terbaik bagi perniagaanmu dan wajiblah bagimu mengajarkan kepada mereka hukum berniaga dan hukum zakat serta ajarkan kepada mereka macam-macam perbuatan dalam perniagaan yang terhitung sebagai dosa riba, yang demikian itu wajib dirimu perhatikan dan ajarkan dibandingkan memikirkan keuntungan dunia, tidaklah beruntung bagi hamba Allah yang beriman kepada hari akhir, jika dalam perniagaan ia hanya memikirkan keuntungan dunia tanpa memahami hukum riba dan kedustaan."


"Wahai Ahmad, hendaklah dirimu meninggalkan jual beli yang didalamnya terdapat hukum makruh dan ambilah yang terhukum halal atasnya, hal itu adalah permintaan Kakekmu yang Mulia Muhammad, dan janganlah dirimu memperjual belikan agamamu dengan harga yang rendah, dengan mengatakan bahwa yang makruh itu menjadi obat bagi diri manusia. Sungguh tidaklah menjadi obat bagi diri manusia dari apa-apa yang mereka bakar lalu mereka hisap, kecuali hanya sedikit manfaat saja, walaupun engkau menyukainya hendaklah hal itu tidak ada dalam pernigaanmu walau menjanjikan keuntungan separuh dunia sekalipun. Hendaklah dirimu jangan merubah hukum makruh menjadi halal dengan kedustaan membawa dienul haq."


"Wahai Ahmad, Allah hendak mengangkat mereka dalam perniagaan yang halal dan di ridhoiNya dan katakan kepada mereka, sungguh tidaklah mudah bagi mereka menjalankan perniagaan tanpa mengikuti hukum adil dan memahami hukum zakat dan hukum riba, hendaklah setiap Muslim mendatangi para Ulama ahli fiqh sebelum mereka melakukan perniagaan, sungguh manusia akhir zaman kebanyakan lebih takut akan kebangkrutan di dunia dibandingkan dengan kebangkrutan di akhirat. Hendaklah dirimu tidak ada didalam golongan hamba-hamba Allah yang serakah, pendusta lagi sombong dalam perniagaan."


"Wahai Ahmad, Allah hendak menyuburkan ladang-ladang mereka, dan Allah hendak mengangkat negeri mereka kepada negeri yang subur, jika mereka mengikuti apa yang aku ajarkan kepadamu atas tanah-tanah mereka dan ladang-ladang sawit serta pohon-pohon mereka. Sungguh aku Balya bin Malkan telah mengajakmu berkeliling di negeri saudaramu dengan memberikan pengajaran kepadamu, 

  • apakah mereka mengira bahwa cuaca dan angin yang membuat pohon-pohon mengecil dan menguning pada ladang-ladang sawit serta ladang-ladang pohon getah mereka...?
  • Apakah mereka mengira bahwa di tanah mereka tidak akan tumbuh pohon-pohon yang baik...? 

Tidak...! Katakanlah kepada mereka wahai Ahmad, dan ajarkan kepada mereka yang aku katakan agar mereka memahaminya. Kelak mereka akan mengetahuinya. Katakanlah kepada mereka Aku Balya bin Malkan dan dirimu tidak menginginkan keuntungan dunia melainkan agar mereka menciptakan warisan terbaik diatas negeri-negeri mereka yang menjadi peninggalan yang cukup untuk anak cucu mereka kelak."


"Wahai Ahmad, 

  • hendaklah para pengikutmu bersabar dalam menjalankan perniagaan dan pekerjaan-pekerjaan mereka,
  • hendaklah para pemimpin di tanah Arkhabil berhati-hati dengan kelompok-kelompok yang mementingkan keduniaan tanpa memperhitungkan keamanan dalam negeri-negeri mereka, 

sungguh kaum yang melampaui batas telah lama merindukan "duduk" diatas negeri-negeri mereka."


"Wahai Ahmad, Allah telah mencontohkan dua jenis pohon yang menjadi ibrah bagi manusia, yang manusia diciptakan dalam keadaan sempurna. Sungguh pada kedua pohon itu adalah gambaran sepatutnya manusia hidup diatas dunia, 

  • meski di tempatkan dalam tanah yang kering dan tandus, pohon itu tetap tumbuh dan memberikan manfaat bagi manusia, 
  • dan sebagian pohon yang lain mampu hidup di semua tempat di seluruh negeri yang tak turun salju diatasnya dan bermanfaat bagi tubuh manusia,

yang demikian itu sebagai contoh sifat Nabi Mulia Muhammad yang hidup dengan kesabaran dan kemuliaan akhlaq dalam menyampaikan kebenaran Al-Qur'an, sungguh Allah lah yang sebaik-baik dalam perumpamaan disetiap ayat-ayat Nya yang tersurat maupun yang tersirat."


"Wahai Ahmad, ambilah dua macam buah dan kayu ini, gunakanlah akalmu hingga menjadi bahan perniagaan yang di ridhoi Allah. Hendaklah dirimu memperhatikan nasib fakir miskin dan yatim piatu dalam perniagaanmu, kelak aku akan menasihatimu dan memberikan petunjuk kepadamu dalam menggunakan keuntungan dalam setiap perniagaanmu dan saudara-saudaramu, sungguh ada hak-hak fakir miskin dan yatim piatu di dalam setiap keuntunganmu dan mereka. Yang demikian itu lebih menjaga perahumu dari kebangkrutan dunia dan akhirat. Sungguh Allah akan menjatuhkan kaum yang kufur lagi serakah di tanah Arkhabil, jika hamba-hamba Allah yang mengaku mencintai Kakekmu yang Mulia Muhammad memperhatikan hukum riba dalam setiap perniagaan dan menjalankan kewajiban zakat dan infaq di jalan Allah, dan memperhatikan hak-hak fakir miskin dan yatim piatu dan berkasih sayang kepada makhluq-makhluqNya."


Ahmad F. bin A. Syams

Diperbarui
Tambahkan Komentar

Translate

Pengunjung