Kisah Raja Zulqornain: Pelajaran dan Perintah untuk Ahmad dan Pengikutnya

   
Kisah Raja Zulqornain: Pelajaran dan Perintah untuk Ahmad dan Pengikutnya

Kisah Raja Zulqornain: Pelajaran dan Perintah untuk Ahmad dan Pengikutnya

gambar hanya sebagai ilustrasi

Pilih bahasa :  Arabic  |  Turkish  |  English



Kamis 28 Nov 2024 (siang)

Kisah Raja Zulqornain: Pelajaran dan Perintah untuk Ahmad dan Pengikutnya


Nabi Khidr a.s mendatangiku kembali di sela-sela diriku bersama sahabatku membuat tempat yang aman dan nyaman dihalaman rumahku, untuk anjing-anjing dan dua ekor kucingku, mereka adalah titipan Allah kepadaku.


Nabi Khidr berkata, "Wahai Ahmad, sebagaimana telah Allah kisahkan Raja Zulqornain kepada Kakekmu Yang Mulia Nabi Muhammad. Aku datang untuk menyampaikan kisah Raja Zulqornain kepadamu. Dengarkan dan tuliskanlah. Agar dirimu dan para pengikutmu memahami apa yang telah Allah perintahkan kepadamu."


"Wahai Ahmad, ketika Zulqornain mendapatkan perintah dari Allah untuk berkeliling ke pelosok negeri, ia mendatangi sebuah kaum yang miskin, ia lalu diperintahkan untuk membangun kota dan memakmurkan penduduknya, membuatkan mereka rumah-rumah dan menyuburkan pertanian mereka, yang demikian itu karena Allah membekali Zulqornain dengan kecerdasan, pangkat dan harta yang Allah titipkan kepadanya, sungguh tidak sedikitpun Zulqornain mengharapkan keuntungan dunia melainkan ia mendapati hadiah-hadiah saja."


"Wahai Ahmad, ketika Zulqornain mendatangi sebuah negeri, lalu Allah memberikan kekuasaan untuk menghukum atau memberikan kebahagiaan atas penduduk negeri itu, lalu Zulqornain menjalankan hukum Allah, menghukum bagi orang-orang yang kufur dan dzalim di negeri itu, dan menyerahkan kepada Allah azab akhirat atas mereka, dan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan beramal shaleh, Zulqornain memberikan keamanan dan pekerjaan-pekerjaan hingga mereka hidup dalam keadaan aman dan dengan hasil perniagaan dan pertanian yang baik, begitulah keadilan Zulqornain atas negeri itu, dan Kemahaadilan Allah atas ketaatan Zulqornain kepada Allah."


"Wahai Ahmad, ketika Zulqornain menjumpai sebuah kaum yang terdzalimi oleh ya'juj dan ma'juj, ia pun membangun sebuah dinding yang tinggi, yang memisahkan ya'juj dan ma'juj dengan negeri-negeri di sekelilingnya, hingga aman dan tenang keadaan negeri-negeri disekelilingnya dari keganasan dan kedzaliman ya'juj dan ma'juj. Yang demikian itu adalah karena Allah meletakkan kecerdasan dalam berfikir kepada Raja Zulqornain, dan ia adalah Raja yang bijak lagi bertaqwa."


"Wahai Ahmad, Ku khabarkan kepadamu, apakah Zulqornain membangun semua itu dengan sendiri dan dengan tangannya ? Perhatikanlah apa yang ada di hadapanmu, sebuah dinding besi yang tinggi, pembatas antara ya'juj dan ma'juj dengan negeri-negeri lainnya, dari manakah besi-besi yang bersusun itu ? Sungguh besi-besi itu dikumpulkan para penduduk di negeri-negeri di sekitarnya, lalu Allah menidurkan mereka (ya'juj dan ma'juj), hingga dengan mudah Zulqornain membangun dinding besi yang tinggi selama beberapa bulan saja, sungguh api yang di buat Zulqornain dengan kayu dan batu telah Allah tinggikan panasnya hingga beberapa detik saja api itu melelehkan besi dan tembaga, sungguh dengan batu yang berlubang Zulqornain membangun dinding dengan lelehan besi dan tembaga yang panas, namun Allah menolong Zulqornain dengan mempercepat dinginnya besi dan tembaga yang menyala ketika menyentuh susunan demi susunan besi dan tembaga dari awal hingga pada puncaknya, sungguh Allah Maha Berkuasa atas segala kehendakNya, dan amat mudah bagi Allah menolong hamba-hambaNya yang shaleh lagi dermawan."


"Wahai Ahmad, sungguh tidaklah Allah datangkan besi dan tembaga kepada Zulqornain, melainkan yang didatangkan oleh para menduduk di sekitar negeri tempat ya'juj dan ma'juj berada, dan Allah memudahkan para penduduk yang terdzalimi mendapatkan besi-besi dan tembaga yang banyak melalui para Malaikat-Malaikatnya di atas bumi. Tahukah kamu ? Bahawa di dalam gunung dan bebatuan banyak terdapat besi dan tembaga ? Dan mudah bagi Allah menunjukan kepada hamba-hambaNya untuk menggali dan menjumpainya. Begitulah dinding besi yang menjulang tinggi tercipta atas kehendak Allah kepada diri Zulqornain."


"Wahai Ahmad, dibalik kisah yang Allah perintahkan kepadaku agar aku sampaikan kepadamu, dan sampai pula kepada para pengikutmu, tidaklah akan terlaksana dan tercapai cita-cita mulia yang Allah perintahkan kepadamu dan para pengikutmu, jika mereka hanya memikirkan dan berkhayal tentang kejayaan bersamamu, lalu mereka hanya duduk dan menunggu Allah mendatangkan 'besi' dari langit. Disebabkan mereka berkhayal bahwa dirimu lah hamba yang di janjikan Allah di akhir zaman. Sungguh orang-orang yang berkata demikian sama saja dengan mereka yang mencari keuntungan dunia dengan oang-orang menipu ummat menggunakan nama Kakekmu Nabi Mulia Muhammad dan memakai namaku. Sungguh Allah membenci orang-orang yang panjang angan, lalu tertidur dengan perut kenyang sementara pemimpinnya berpeluh dan berjuang menciptakan kesejahteraan dan keadilan."


"Wahai Ahmad, sungguh perintah Allah atas kepadamu keatas diri para pengikutmu adalah sebagaimana Zulqornain membina dinding yang besar. Yang membatasi penduduk negeri-negeri dengan kaum yang dzalim ( ya'juj dan ma'juj ) dan selamatkanlah seseorang pengikutmu yang aku sampaikan namanya kepadamu, hingga ia selamat dari kebodohan dan hutang-hutangnya, yang mendapatkan haknya atas dirimu atas perintah Allah, itulah yang wajib dirimu sampaikan kepadanya, sungguh dahulu ia seorang yang keras kepala dan sombong dengan hartanya, hingga Allah menjatuhkannya dalam satu perlombaan jabatan dunia. Apa yang akan kamu sampaikan dan jalankan dengannya adalah kebaikan untuk menjaga istri dan anak keturunanya."


"Wahai Ahmad, hendaklah dirimu membuat aturan dan perjanjian yang mendatangkan kebaikan bagi anak keturunan mereka yang menolongmu dalam syarikat, hingga terpenuhi hak-hak mereka hingga sampai anak keturunan mereka hingga hari kiamat. Yang demikian itu adalah sebaik-baik wasiat dan warisan yang mendatangkan kecintaan Allah kepadamu dan kepada mereka. Sungguh Allah telah memberikan perintah kepadaku agar aku mengajarkan cara menghargai dan menghormati mereka yang mempunyai kemampuan berjuang bersamamu di dalam syarikat. Katakanlah kepada mereka, wahai Ahmad, "Bahwa aku Ahmad bin A. Syams tidak sedikit pun di izinkan Allah mempunyai hak atas syarikat kecuali hanya hadiah-hadiah dari mereka di dalamnya, dan atas diri mereka lah hak hak syarikat di berikan hingga sampai kepada anak keturunan mereka selama syarikat dijalankan dengan bijaksana dan adil, sungguh kehinaan yang besar atas diri seseorang yang berpakaian malamatiyyah lalu ia memikirkan dunia hanya karena menginginkan pujian dan pakaian malamatiyyah di jadikan sarana mengemis harta dan pujian kepada sesama manusia." Sungguh Allah membenci seorang yang mengaku shaleh dan salik namun masih mengharapkan pujian dan pertolongan harta kepada sesama manusia. Terlebih ia adalah pengikutmu dengan lisan yang manis lalu tanpa izinmu ia meminta sedekah didalam perahumu. Apakah ia mengira aku Balya bin Malkan tidak di perlihatkan Allah atas sikap semua pengikutmu ? Jika demikian keadaan mereka, sungguh mereka tidaklah mengenal Allah yang memperjalankan aku dan dirimu."


"Wahai Ahmad, persiapkan dirimu, dan janganlah merasa penat dengan fitnah dan hinaan, sungguh mereka yang memfitnah dan menghina, dan yang mendahului dirimu dalam bersikap, adalah orang-orang yang bodoh dan hina dalam pandangan Allah."


"Wahai Ahmad, tetaplah menjadi Al-Makhfiy dalam setiap perjuanganmu ke atas negeri para pengikutmu, tidaklah utama manusia mengenal dan duduk di sisimu, dan tidaklah utama dirimu di kenal dan dipuji, melainkan hasil dan kejayaan setiap perjuanganmu dapat di rasakan ummat adalah hal yang utama dirimu jalankan, bersabarlah, aku Balya bin Malkan akan senantiasa mendoakanmu dan mendampingimu, sebagaimana yang telah Allah perintahkan kepadamu, jika saja bukan karena perintah Allah kepadaku, tentulah aku telah lama meninggalkan dirimu dengan sebab adanya kesalahan-kesalahan selama bersamaku, dan dengan dosa-dosa yang melekat pada dirimu."


Ahmad F. bin Abdullah A. Syam

Diperbarui
Tambahkan Komentar

Translate

Pengunjung