gambar hanya sebagai ilustrasi |
Pilih bahasa : Arabic | Turkish | English
Jumat 29 Nov 2024
Perbedaan Nur Allah dengan Nur Ilmu Allah
Menjelang subuh Nabi Khidr a.s mendatangiku di sela-sela perjalananku mengunjungi fakir-miskin dan yatim-piatu, Beliau berkata,
"Wahai Ahmad sungguh aku kembali membawa khabar kemurkaan Allah kepada beberapa orang yang mengaku sebagai Ulama Ahli Tauhid di Negeri mu, sungguh perkataan dan pendapatnya membuat Arasy bergetar dan Neraka bergemuruh. Tahukah kamu wahai Ahmad, sungguh pada tiang-tiang Arasy dan pada tiap lapis langit terukir nama-nama Allah dan segala sifat-sifatNya. Sungguh tidaklah dapat Manusia, Jin dan para Malaikat menghitung segala sifat dan nama-nama yang disandangNya. Dan teramat sedikitlah pengetahuan Manusia, Jin dan Malaikat yang mengetahui nama-nama dan sifat-sifat Allah Azza Wajalla, melainkan yang wajib mereka fahami dan mengikatnya pada akal hati dan perbuatan (amal shaleh)."
"Wahai Ahmad, katakanlah bahwa Allah Azza Wajalla itu ada, sungguh jelas keberadaan Allah atas segala pertolonganNya, bagi setiap insan yang beriman dan bertaqwa, dan sungguh keimanan dan ketaqwaan seorang insan akan menerima bukti-bukti keberadaan Allah pada qolbu mereka. Sebagaimana Nabi Ibrahim Kolilullah, Nabi Musa Kalimullah dan para Nabi serta Para Rasul. Apakah mereka mengira Allah itu tidak mendengar dan memperhatikan mereka yang berucap dan berfatwa tentang zat Allah...? Sungguh pendosa yang bodoh masih lebih baik dari pada mereka yang bodoh lalu berfatwa tentang Allah Rabbul 'Alamiin. Sungguh mereka yang bodoh lalu berfatwa tentang Tauhid tidaklah akan mendapatkan ketenangan disebabkan iblis memeluk mereka dengan erat, sehingga siapapun yang tidak sependapat dengannya akan dihina dan dikatakan jahil dan kufur. Tidak...!! Merekalah yang jahil lagi kufur."
"Wahai Ahmad, sungguh dasar dari ilmu Tauhid adalah kesadaran dalam diri seorang hamba,
- berlepas diri dari penghambaan kepada makhluq
- dan berlepas diri dari segala yang menyalahi hukum dan Agama yang haq,
- dan sadar dalam menjalankan kehidupan diatas dunia
- dan segala sesuatu yang ada pada dirinya dan alam semesta adalah ciptaan Allah Azza Wajalla,
Allah lah yang mengikatkan seluruh manusia dan makhluqNya dengan takdir yang terikat sekarang dan terdahulu, manusia terikat pada taqdir yang mengikat, yakni terlahir sebagai laki-laki dan perempuan, yang menjadi pasangan dalam perjanjian besar diatas dunia (Aqad Nikah), lalu terjadi sesuatu yang disukai ataupun yang tidak disukai Allah atas diri mereka, itulah Iradah. Itulah contoh tentang qadha dan qadar juga iradahNya."
"Wahai Ahmad, sungguh mereka telah mengatakan bahwa Nur Allah ada pada dada manusia, tidak...!!!
Sungguh pada tiang Arasy terdapat tulisan indah
Mukhalafatuhu lil hawaditsi, tidaklah sama Nur Allah dengan Nur ilmu Allah.
Allah meletakkan Nur Ilmu ke dada manusia sedangkan Nur Allah yang berdiri sendiri dan berbeda dengan Nur ciptaanNya.
Katakan kepada mereka yang mengatakan Nur Allah sama dengan Nur ciptaanNya, apakah mereka mampu memandang matahari dan mampu melihat dasar matahari...? Jika kedua mata mereka menyaksikan Nur Allah yang meliputi Arasy dan kursiNya, sungguh ia bagaikan mendekatkan kedua bola mata mereka ke atas pijar matahari yang terik lagi menyala. Sungguh Allah tidaklah dapat di jangkau dengan penglihatan dan cahaya Allah lebih dahsyat dari jutaan matahari sekalipun. Sunggguh yang meliputi dan menjangkau segala sesuatu adalah IlmuNya dan Nur ilmuNya menerangi hati orang-orang yang beriman kepadaNya."
"Wahai Ahmad, hendaklah para pengikutmu
- mempelajari dan memahami apa yang di tuliskan seorang Syeikh dari Misri ia adalah pujangga yang mashur dengan pujian-pujian kepada Allah Azza Wajalla, sebagai dasar peletakkan cahaya Ilmu Tauhid di dalam hati mereka,
- dan hendaklah mereka meninggalkan pelajaran tentang tauhid yang belumlah dapat mereka fahami,
sungguh akan jauh dari Allah bagi mereka yang mengatakan bahwa Allah menyatu dengan zat Para Nabi dan manusia biasa. Sungguh tidaklah demikian dalam mengenal Allah Rabbul'alamiin."
"Wahai Ahmad, tahukah dirimu, bahwa akibat dari memahami tauhid dan memakai pendapat orang-orang yang bodoh di negeri mu, yang menafsirkan Al-Qur'an sekehehdak nafsu dan akalnya, yang membuat Allah dan Kakekmu Nabi Mulia Muhammad tidak ada perbedaan diantara keduanya, itu sama saja mereka telah menjadi kafir setelah beriman, sebagai mana orang-orang yang terdahulu sebelum Kenabian Kakekmu yang Mulia Muhammad. Mereka yang menolak Nabi Mulia Muhammad, menukar iman mereka dengan kekufuran disebabkan mereka menjadikan Isa Putra Maryam sebagai Tuhan."
"Wahai Ahmad, katakan...!!! Dan setelah semua itu (setelah Allah menciptakan segala sesuatu) maka
- wajiblah bagi setiap ummat Nabi Mulia Muhammad beriman kepada Allah,
- dan kepada apa-apa yang telah diturunkan kepada para Nabi yang Allah jelaskan dalam Al-Qur'an tetang kedudukan para Nabi dan Rasul,
- dan percaya kepada para Malaikat dan kitab-kitab Allah,
- dan percaya atas baitul makmur di atas bumi dan di setiap lapis langit, sebagai pembuka jalan bagi yang naik secara benar dan yang turun secara benar.
Dan hendaklah mereka yang beriman kepada Allah dan Nabi Mulia Muhammad
- memahami ilmu Syariat
- sebelum sampai pada Hakikat ilmu
- dan sampai kepada Mukhasyafah
- yang mengantarkan hamba dan Rabbnya pada tingkatan Mahabbah.
Yang demikian itu adalah kewajiban yang tidak boleh mereka tinggalkan bagi orang-orang yang beriman, dan hendaklah mereka mengerjakan amal shaleh."
"Wahai Ahmad, apakah mereka tidak memahami, bahwa iblis sangat menyukai ummat Nabi Mulia Muhammad, yang memilih jalan suluk dengan angan-angan tanpa ilmunya, hingga ia mengira telah menjadi salik yang benar, namun dalam pandangan Allah, mereka bagaikan seekor keledai yang dahaga dan berjalan di terik matahari lalu berteriak gembira mengira dihadapannya ada danau dengan air yang jernih. Sungguh yang dilihat itu hanyalah fatamorgana sedangkan di hadapannya adalah jalan yang panjang di tengah teriknya matahari. Demikianlah para wali-wali iblis diatas dunia yang berfatwa tentang zat Allah. Sungguh kelak mereka akan mendapatkan siksa yang pedih."
"Wahai Ahmad, katakan kepada para pengikutmu, sungguh telah Allah tetapkan para Ahli syariat di negeri-negeri mereka, dan tiga orang yang tengah menuliskan tentang hukum syariat yang tidaklah bertentangan dengan syariat diatas negeri Arkhabil, dengan susunan yang mudah lagi dapat di fahami dan dasar-dasar syariat yang menjadi pakaian ummat Akhir zaman. Sungguh tidaklah ada yang membenci ilmu syariat (fiqh) kecuali iblis dan para pengikutnya.
- Apakah mereka mengira bahwa Malamatiyyah ku dan kamu wahai Ahmad adalah yang meninggalkan hukum syari'at...?
- Apakah mereka tidak memahami bahwa apa yang dirimu pakai dan lakukan adalah bagian dari syariat...?
Sungguh ketika aku sampai kepada aqil baligh, aku telah melakukan sholat, berpuasa dan beramal shaleh sebagiamana Allah memberikan PetunjukNya kepada para Nabi dan Rasul, sungguh pada gerakan sholat yang diajarkan Kakekmu yang Mulia Muhammad di zamannya, didalamnya terdapat beberapa gerakan sholat Para Nabi dan Rasul.
- Berdiri tegak,
- rukuk
- dan sujud
adalah gerakan sholat pada permulaan sholat para Nabi dan Rasul, dan juga para malaikat-malaikat Allah. Sebagai mana Allah menciptakan Nabi Adam lalu ia berdiri di hadapan Allah, kemudian Allah meniupkan Ruh hingga tubuh adam dalam keadaan rukuk lalu bersujud. Yang demikian itu adalah tanda kekuasaan Allah atas penciptaan manusia pertama di hadapan Jin dan para Malaikat di masa itu. Sungguh sujud yang aku ajarkan kepadamu ketika dirimu bangun dari tidur, adalah perbuatan yang menunjukan rasa syukur dan pujilah Allah dalam sujud mu itu."
"Wahai Ahmad, katakan kepada istrimu, hendaklah ia bersabar atas pengurangan dosa didalam dirinya, Allah hendak membersihkan dosa-dosanya dimasa lalu, hingga ia benar-benar menempati derajat yang tinggi didalam perahumu, dan katakan kepadanya, hendaklah ia mengikatkan dirinya dalam perniagaan bersama seorang yang saat ini telah memperbaiki dirinya, yang Allah datangkan dahulu bersama sahabatnya, yakni salah satu dari dua sahabatmu yang telah banyak menerima ujian dalam hidupnya, sungguh Allah hendak meletakkan keberkahan dan kebaikan atas perniagaannya, dan Allah lah yang menjaga perniagaannya. Tidaklah sama orang yang hendak meniru apa yang di buat istrimu dan sungguh akulah yang akan memberikan nama dan isinya atas perintah Allah. Catat dan berikanlah kepada istrimu agar membuka perniagaan dengan sahabatmu yang setia, yang demikian itu adalah jalan perniagaan yang mendatangkan keridhoan Allah atas istri dan sahabatmu."
"Wahai Ahmad, ajaklah beberapa pengikutmu memberikan pertolongan kepada satu keluarga yang kamu datangi malam ini, yang demikian itu akan membuka jalan kebaikan dan kejayaan bagi para pengikutmu itu. Mereka yang berhak mendapatkan pertolongan adalah fakir-miskin dan yatim-piatu yang kelak diantara mereka akan dapat menghidupi dan membuka jalan keberkahan bagi orang-orang di tanah kelahirannya. Sungguh mereka telah lama di kucilkan dan di rendahkan, dan tempatkanlah mereka beberapa bulan di rumahmu, dan ambilah hak mereka dari Baitul Mal sebagai gaji mereka selama bersamamu, yang demikian itu lebih baik dirimu lakukan. Sungguh diantara mereka dan anak keturunan mereka tidaklah ada yang lebih mengetahui nasib mereka di masa yang akan datang, melainkan Allah Azza Wajalla yang telah nenetapkan ketetapan yang terbaik bagi mereka. Sungguh anak-anak yatim itu ada diantara mereka yang kelak menjadi penolong bagi yang lain, dan hendaklah dirimu dan istrimu bersabar atas sikap mereka, disebabkan mereka tidaklah mendapatkan kasih sayang yang cukup dari kedua orang tua mereka sejak mereka terlahir diatas dunia. Sungguh beberapa orang diantara pengikutmu ada yang sangat menginginkan dapat menolongmu atas perintah yang kamu kerjakan. Sungguh biarkarlah mereka menyatakan keinginan mereka kepadamu dan janganlah dirimu membatasi dirimu atas mereka. Sungguh Kakekmu yang Mulia Muhammad sangat mencintai fakir-miskin dan yatim-piatu. Hendaklah kamu mengikuti jejaknya."
"Wahai Ahmad, hendaklah dirimu memenuhi kewajiban mu atas tanah yang Allah berikan kepadamu, hingga menjadi modal bagi setiap perjuangan saudaramu dalam perniagaan sahabat-sahabatmu dalam syarikat dan dalam membina rumah singgah bagi hewan-hewan yang sakit, dan Allah telah memberikan perintah kepadaku, agar memberikan obat yang dapat menyembuhkan hewan-hewan, sungguh seorang perempuan yang telah Allah jadikan pengikutmu mampu melakukannya, dan hendaklah dirimu mengajarkan pula cara membuat obat bagi orang-orang gila yang ada di bawah tanggung jawabnya, bukankah beberapa orang yang berpenyakit gila ada yang telah kembali sehat dan beberapa mulai menunjukan kesehatan dalam akalnya. Dengan dirimu mengajarkan kepada perempuan di dalam perahumu...? Maka ajarkanlah kembali apa yang aku ajarkan kepadamu dan hendaklah ia tidak bertanya tentang obat yang dirimu ajarkan melainkan ia menyakininya."
Ahmad F. bin A. Alwi Syams