gambar hanya sebagai ilustrasi |
Pilih bahasa : Arabic | Turkish | English
29 Desember 2024
Dosa Riba dan Retakan Bumi Yang Panjang
Nabi Khidr a.s mendatangiku disaat aku tertidur. Lalu beliau berkata,
"Bangunlah wahai Ahmad, dan bersujudlah menghadap qiblat, seperti biasa yang kamu lakukan."
"Wahai Ahmad, sungguh Allah Azza Wajalla membenci hambaNya yang mendzalimi makhluqNya dan menghina ciptaanNya. Dan membenci hambaNya yang berdusta dengan kesombongan dan mencampurkan kedustaannya dengan membawa ilmuNya. Sungguh Allah sangat menyukai hambaNya yang sabar dan mencari ilmu hakikat penciptaan makhluq-makhluqNya."
"Wahai Ahmad, tahu kan kamu siapa orang-orang yang berdusta disertai kesombongan ? Yang kelak menjadi penghuni neraka jahannam ? Tulislah dan janganlah dirimu berlaku demikian dalam perniagaan, sungguh Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, bukankah seluruh Ummat Nabi Mulia Muhammad telah mengetahui hukum riba ? Lalu sebagian dari mereka tak menyadari telah berlaku dusta dalam perniagaan mereka dengan lisan-lisan mereka hingga Allah mencatat mereka dalam dosa riba, dan sebagian dari mereka adalah ulama di negerimu."
"Wahai Ahmad, sungguh Kakekmu Nabi Mulia Muhammad menyukai wewangian musk dan nilam yang datang dari pepohonan dan bukan dari hewan, sungguh Allah dan Rasulullah telah lama melarang hambaNya melakukan kedzaliman sebagaimana bangsa sebelum Rum dan bangsa Rum. Mereka memotong antara kepala dan leher hewan ternak dan membiarkan hewan itu hidup atau mati tanpa pengobatan. Hingga hewan-hewan jenis rusa itu berkurang. Lalu Kakekmu melarang melakukan yang demikian itu. Sungguh Allah telah menciptakan pohon yang lebih baik untuk wewangian. Hendaklah dirimu memahaminya."
"Wahai Ahmad, tidaklah perniagaan itu akan bersih dari dosa riba, melainkan jika dirimu memahami hukumnya dan menjaga lisan dalam perniagaan, hendaklah ijab dan qobul diperhatikan, hingga suci dari kedustaan. Sungguh seseorang termasuk ahli riba jika berlebihan memuji barang dagangan mereka dan mencampurkan kedustaan didalamnya, yang demikian itu termasuk pemakan dan pelaku riba. Sungguh kehinaan didalam neraka jahanam bagi mereka yang memakai pakaian ulama, lalu dari lisan-lisan mereka berdusta dengan barang-barang dagangan mereka, mencampurkan Agama dalam perniagaan. Sedangkan mereka mencari keuntungan dunia semata. Sungguh Allah akan menghukum mereka didunia dengan kehinaan dan di akhirat dengan azab yang pedih. Sungguh mereka lebih hina daripada seseorang yang berzina dengan seekor keledai."
Retakan Bumi Yang Panjang
"Wahai Ahmad, sungguh telah Allah gariskan garis pemisah (retakan di bumi) yang panjang dan dalam, di negeri seorang perempuan (Ummu Aiman) yang pernah menjaga dan mengasuh dengan bijak dan lembut Kakekmu Nabi Mulia Muhammad dan sahabat Kakekmu yang berkulit hitam namun Allah meletakkan mutiara yang putih bersinar dalam qalbunya (Keimanan yang kokoh seorang sahabat bernama Bilal bin Rabah). Sungguh Allah akan mengisi garis panjang itu dengan air lautan dan menjadi peringatan bagi kaum yang mendzalimi ummat Nabi Mulia Muhammad Saw sebagai peringatan bagi kaum yang melampaui batas. Sungguh Ummu Aiman adalah wanita shaleh yang penuh kasih sayang kepada Kakekmu Nabi Mulia Muhammad."
"Wahai Ahmad, katakan kepada para pengikutmu, hendaklah mereka memperhatikan makanan dan minuman mereka, dan apa-apa yang akan mereka berikan kepada pohon-pohon dan hewan, hendaklah mereka menggunakan apa-apa yang telah Allah ciptakan, dan bukan apa-apa yang kebanyakan kaum yang melampaui batas lakukan dan ciptakan, sungguh pada sebuah pohon yang hendak kamu pelajari terdapat
- tujuh manfaat untuk manusia,
- dan terdapat tujuh bahan untuk menyuburkan sebagai pupuk yang disukai pohon itu.
Yang demikian itu adalah tanda-tanda kekuasaan Allah. Dan tanda bahwa Allah lah yang menciptakan seluruh semesta dan Allah lah yang Maha Menjaga dan Maha Memelihara. Dan Allah meletakkan pada Al-Quran dengan tujuh dan tujuh. Dan Allah memperhatikan segala amal perbuatan hamba-hambaNya."
"Wahai Ahmad, hendaklah dirimu menjelaskan dan memberikan peringatan kembali. Janganlah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasulullah berlebih-lebihan dalam hari pergantian tahun. Hingga menyakiti penduduk langit dengan banyaknya perilaku mubadzir, sungguh kemurkaan Allah datang ketika hamba-hambaNya mengabaikan peringatan dan dalam keadaan lalai. Sungguh memuji Allah dan berkumpul di dalam rumah-rumah mereka dengan keadaan taqwa dan memohon perlindungan kepada Allah hingga fajar adalah lebih baik mereka lakukan daripada mereka berkumpul di tepi pantai dan tepi gunung hingga mereka lalai dengan sholat dan bercampur dengan orang-orang yang melakukan kemaksiatan yang nyata di malam itu."
"Wahai Ahmad, hendaklah dirimu menjalankan apa-apa yang telah kamu lakukan dengan sungguh-sungguh, dengan mengabaikan ujian dan cobaan, dan dengan bersungguh-sungguh mempelajari apa-apa yang sedang dirimu fahami bersama seseorang yang bijak lagi pandai, tidaklah sama dalam pandangan Allah antara dirimu dan seseorang itu, tidaklah sama seseorang yang bermimpi mendaki langit mencapai bintang dengan khayalan, dengan seseorang yang menggali lubang di ladang emas berpeluh (berkeringat) dengan penat. Janganlah seseorang itu bagaikan membuka sebuah pintu lalu hanya mengharapkan masuk kedalam rumah tanpa melangkah. Yang demikian itu perumpamaan bagi orang yang berputus asa. Hendaklah dirimu bersabar dan berteguh hati dalam menyelesaikan segala pekerjaan yang diperintahkan Allah. Dan hendaklah dirimu bersabar."
"Wahai Ahmad sungguh akan datang seseorang yang bijak dan pandai dalam perniagaan, dan seseorang yang mampu memenuhi segala kebutuhan perahumu dalam perniagaan. Hendaklah dirimu menjaga hatimu dan mengajarkan kepada mereka untuk menjadi hamba Allah yang dermawan dan bermanfaat harta dan ilmu mereka untuk ummat akhir zaman. Sungguh sebagian dari mereka telah lama memperhatikanmu dan berada di dalam perahumu. Dan sebagian dari mereka di datangkan Allah kepadamu. Hendaklah dirimu tetap Al-Makhfiy dalam keadaan apapaun."
"Wahai Ahmad, seseorang perempuan tua menjadi pembawa keberkahan di dalam rumahmu, sungguh ia termasuk hamba Allah yang di terima taubatnya, dan Allah hendak mengembalikan segala yang hilang dari dirinya (hartanya) yang telah habis karena ketaatan kepada suaminya yang telah meninggal dunia, hendaklah para pengikutmu memperhatikannya, dan bersegeralah memberikan tempat peniagaan sebagaimana dahulu ia menjalaninya. Yang demikian itu adalah kewajibanmu memperhatikannya, sungguh wanita itulah yang dahulu dirimu dan beberapa pengikutmu bebaskan dari hutang-hutangnya, sungguh Allah hendak memintamu membawanya kejalanNya dan menjadi hamba yang salehah hingga akhir hayatnya."
Ahmad F. bin Abdullah A. Syams