Kisah Abdullah bin Umar Mengisahkan Keadaan Nabi Mulia Muhammad

   
Kisah Abdullah bin Umar Mengisahkan Keadaan Nabi Mulia Muhammad

Kisah Abdullah bin Umar Mengisahkan Keadaan Nabi Mulia Muhammad

 

gambar hanya sebagai ilustrasi

Pilih bahasa :  Arabic  |  Turkish  |  English



8 Desember 2024

Kisah Abdullah bin Umar Mengisahkan Keadaan Nabi Mulia Muhammad


Nabi Khidr a.s berkata kepadaku pagi ini,

"Wahai Ahmad, beristirahatlah setelah dirimu mengerjakan sholat subuh nanti, dan janganlah engkau abaikan hak tubuh mu, sungguh Allah tidaklah menyukai hambaNya memikiran sesuatu dengan berlebihan, walaupun dalam memikirkan fakir miskin dan yatim piatu. Duduklah dan tuliskanlah kata-kataku ini menjelang fajar pertama menjelang subuh ini, dan jangan mengurangi kata-kata dan percakapan kita."


"Wahai Ahmad, sungguh nampak dirimu semakin kurus dan semakin berkurang masa istirahatmu, hingga aku mengingat kisah Abdullah bin Umar ketika mengisahkan keadaan Kakek mu Nabi Mulia Muhammad yang pernah di kisahkan Fatimah binti Muhammad Rasulullah kepada para sahabat setelah wafatnya yang Mulia Muhammad."


"Suatu hari ketika Rasulullah hendak menuju masjid pada waktu menjelang subuh, hendak (bersahur di hari isnin) dengan hanya memiliki makanan sepotong roti dan tiga butir kurma dan segelas air, kemudian beliau mendengar tangisan anak-anak kecil yang merasa lapar, Rasulullah kemudian mencari sumber suara dan menemui sebuah rumah kecil yang separuh dindingnya dan atapnya hanya tertutup beberapa batang kayu pohon kurma dan tertutup kain yang lusuh sebagai pintu dan penjaga dari dinginnya malam, di dalamnya ia menjumpai tiga anak kecil dengan ibunya yang miskin, anak-anak yang menangis satu diantaranya dalam gendongan sang ibu. Kemudian Rasulullah memberikan semua makanan yang dimiliki beliau untuk mereka. Hingga pada akhirnya Rasulullah berpuasa di hari itu hingga beberapa hari."


"Wahai Ahmad, kakek mu kemudian menuju rumah Putrinya dengan bermaksud hendak meminta kepada purtinya sekedar beberapa butir kurma, akan tetapi, sang putri pun telah menahan lapar selama tiga hari. Keduanya lalu tersenyum dan putri beliau bertanya, 

"Wahai Ayah ku, wahai Abal Aytam wal Masakiin, apakah yang terjadi dengan dirimu dan diriku ini kerna Allah murka kepada kita...?"

Beliau Rasulullah yang Mulia menjawab, "Wahai Ummu Abiha, tidaklah Allah murka kepadaku dan kepadamu, melainkan Allah menjalankan Ketetapannya atas orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepadaNya, sebagaimana Allah menjamin kebahagiaan dunia dan kebahagiaan syurga bagi orang-orang yang mengatakan ia telah beriman lalu ia di ujikan Allah kemudian ia tetap beriman dan bertaqwa serta mengerjakan amal shaleh. Sebagaimana Allah menguji para Nabi dan Rasul dan orang-orang yang shaleh sebelum kita. Dan kebahagiaan bukan pada pakaian bukan pula pada pangkatnya melainkan pada hati yang memakai dan menyandangnya. Jika rusak hati seseorang, maka pakaian indah dan pangkat dunia yang tinggi tidak akan mampu menahan keburukan yang akan terpancar dari perbuatan dan perkataan yang kotor lagi hina. Sebaliknya, jika hati mulia dimiliki seseorang hamba, selusuh apapun wajah dan seburuk apapun pakaian yang ia pakai, tetap saja akan tertutup dengan pancaran cahaya iman, pancaran cahaya taqwa dan pancaran cahaya akhlaqul karimah, hingga semua mata memandang dengan penuh cinta dan kasih sayang. Karena Allah telah "memeluknya" dengan penuh cinta dan kasih sayang."


"Wahai Ahmad, walaupun demikian, Kakek mu yang Mulia Muhammad, tetap memperhatikan hak-hak tubuhnya untuk tidur dan hak tubuhnya untuk minum lalu bertawakkal kepada Allah atas rasa lapar dan penatnya. Dan tidak pernah menolak hadiah dari sahabat-sahabat beliau. Hingga Allah mendatangkan sahabat-sahabat yang meringankan perjuangan beliau dalam menyampaikan kebenaran dalam Al-Qur'an dan dalam perkataaannya yang mulia."


"Wahai Ahmad, sungguh apa yang kamu jalankan adalah atas keinginan Kakek mu yang Mulia, agar tetap dirimu bersabar dan memperhatikan dan menanggung beban anak-anak yatim dari sahabat-sahabatmu yang telah wafat, lakukanlah dengan sabar dan penuh keikhlasan, sebagaimana istri-istrimu yang menerima keadaanmu dalam menjalankan perintah-perintah Allah, sungguh jika demikian keadaan keduanya dengan istiqomah dan sabar, Allah benar-benar akan membuka jalan rizki yang luas kepada istri pertamamu hingga ia mampu menjadi ummul aytam wal masaakin meringankan dirimu. Janganlah dirimu merasa berat atas orang-orang yang ada di dalam rumahmu dan atas hewan-hewan yang Allah datangkan kepadamu."


"Wahai Ahmad, sungguh pada hewan kecil bersayap serangga yang selalu ada di musim hujan, yang bergerombol mendekati cahaya lampu, yang pada akhirnya mereka kehilangan sayap dan mati, begitulah perumpamaan orang-orang yang memperturutkan syahwatnya, mengejar cahaya kebahagiaan yang tak abadi (harta dunia) sungguh kehinaan pada akhirnya bagi mereka, menjadi mangsa hewan-hewan pemangsa bagi diri mereka dan sebagian mati terinjak dan sebagian mati dalam keadaan kepayahan dan lapar."


"Wahai Ahmad, jalankanlah apa-apa yang telah dirimu dan beberapa pengikutmu rencanakan, dan bertawakallah, apakah tempat yang ramai itu akan menjanjikan keberkahan sedangkan di sebuah hutan ada sebuah kedai yang ramai dikunjungi orang-orang walaupun tempat itu jauh dari keramaian...? Sunggun keberkahan tidak terletak pada tempat, namun dari kesungguhan dan keramahan serta kesabaran seseorang dalam menjalankan perniagaan."


"Wahai Ahmad, telah Allah datangkan lima yatim dalam rumahmu dan dalam tanggunganmu, hendaklah dirimu bersabar, bukan dirimu yang menjamin mereka, tapi Allah lah yang hendak mengujimu dan membuat kisah yang sama dengan Kakek mu yang Mulia Muhammad, dan sungguh di sebuah tempat ada seorang anak laki-laki yang kamu kenal, dan ia sangat memperhatikan nasihat-nasihatmu, ia selalu berdoa untuk mu, dan menjalankan sebagian nasihat mu, yang dahulu Allah menguji mu, memilih menepati undangan dua orang kaya atau mendatanginya yang miskin, lalu dengan hati mu kamu memilih mengunjunginya. Sungguh tidak akan dirimu jumpai tiga butir buah kelapa sebagai obat sakit mu saat itu jika dirimu memilih mengunjungi si kaya yang telah menyediakan tempat (kamar) yang indah dan makanan yang lezat."


"Wahai Ahmad, katakan kepada anak itu ( Aryando ) hendaklah ia bersabar dan istiqomah dalam pekerjaannya, dan bersabar untuk menunggu perniagaan yang akan kamu ajarkan kepadanya, hendaklah beberapa pengikutmu bersama dengannya membuat perniagaan itu, dan janganlah mereka tercerai berai kelak setelah mendapatkan kejayaan dunia pada tahun ke tiga ( setelah tiga tahun dalam perniagaan ), sungguh telah banyak ummat akhir zaman yang jatuh kelubang kehinaan setelah mereka mendapatkan kesuksesan dunia."


"Wahai Ahmad, katakanlah kepada para pengikut mu yang berjuang di negeri nya, hendaklah mereka bersabar selama lima bulan kehadapan, hingga Allah benar-benar ridho atas apa yang tengah kamu kerjakan dan lakukan, yang demikian itu lebih mendatangkan hasil terbaik dan lebih menjaga perahu mu dari orang-orang yang hubuddunia dan meraih dunia dengan perkataan yang berlebihan lagi sombong. Apakah ia mengira bahwa pohon-pohon itu ciptaannya dan dapat di atur oleh nya ? Pohon-pohon itu adalah makhluq Allah yang berjisim dan bernyawa, 

  • tidaklah mungkin seseorang yang sakit pada lututnya lalu ia diberikan obat yang sama dengan orang yang sakit pada kedua matanya,
  • dan tidak pula sama makanan dan apa yang di butuhkan oleh satu pohon dengan pohon lainnya pada akarnya,
  • dan tidak pula sama adimil ardh ( permukaan tanah ) di setiap belahan bumi hingga dapat tumbuh semua jenis pohon diatasnya,

yang demikian itu adalah tanda-tanda kekuasaan Allah bagi hambaNya yang berakal. Sungguh jika dirimu dan beberapa pengikut mu bersabar dan mengikuti petunjuk Allah yang aku ajarkan kepadamu, Allah akan menyembuhkan kembali pohon-pohon yang sakit dan hampir mati di negeri mu dan di negeri saudara-saudara mu, hingga tanah Bani Khizba kembali subur dan mendatangkan keberkahan kepada penduduknya. Bersegeralah membina tempat itu dan berjuanglah mengikuti petunjuk Allah yang aku ajarkan selama 40 hari, hingga mencapai apa yang terbaik untuk perahu mu dalam menebarkan kasih sayang kepada makhluq-makhluqNya ( pohon-pohon dan hewan hewan ) yang demikian itu adalah atas kehendak Allah dalam setiap ujian dan perintahNya."


"Wahai Ahmad, pada pertemuan mu dengan para pengikut mu, carilah bukit yang sejuk di tepi gunung, sungguh pada yang demikian itu lebih menjaga mereka dari penat dan lebih menjaga diri mereka dari zikir keras lautan atas perintah Allah, dan hendaklah para pengikut mu memperhatikan nya."


Ahmad F. bin Abdullah A. Syam

Diperbarui
Tambahkan Komentar

Translate

Pengunjung