gambar hanya sebagai ilustrasi |
Pilih bahasa : Arabic | Turkish | English
12 Desember 2024
Kisah Kaum Dadn dan Liyhn
Nabi Khidr a.s mendatangiku dan Beliau berkata,
"Salam wahai Ahmad Al Makhfiy... Sungguh aku telah mendapatkan khabar dari Allah Azza Wajalla yang wajib engkau tuliskan, janganlah menguranginya sedikit pun apa yang aku katakan dan apa yang kita bicarakan hari ini."
"Wahai Ahmad, aku kisahkan kepadamu, tentang kisah kaum Dadn dan Liyhn, mereka kebanyakan menyembah Patung Waad. Sungguh Waad dahulu adalah seorang Nabi, seorang pemuda yang shaleh, yang mengajarkan kaumnya berniaga, bertani dan pandai dalam ilmu hukum dan peraturan yang bijaksana serta keadilan bagi kaumnya, dan diantara mereka pandai dalam memahat gunung-gunung dan sebagian mereka pandai dalam membaca dan menulis, sebagian dari mereka adalah yang pandai merajut dan "melunakkan besi" dengan api, yang dengan itu mereka mampu membuat peralatan yang indah dan menakjubkan, hingga Nabi Waad dan tiga saudaranya dan satu saudarinya menjadi contoh tauladan bagi kaumnya."
"Wahai Ahmad, Allah menguji kaum itu dengan mewafatkan kelima Pemuda keturunan Nabi Adam a.s itu secara berturutan, hingga keadaan negeri itu dalam keadaan berkabung dan bersedih. Hingga iblis laknatullah melalui anak keturunan Qaabil yaitu Daramsyl menjadikan Waad dan Suwa patung yang menjulang tinggi. Hingga hancur masa banjir datang atas kehendak Allah sebagai bukti kebenaran yang di bawa oleh Nabi Nuh a.s, agar semua manusia tidak menyembah kepada selain Allah. Sungguh Daramsyl adalah seorang pemahat besi, emas dan perak. Hingga tipuannya mengantarkannya menjadi seorang Raja yang berkuasa. Sungguh Allah lah yang telah menjatuhkannya dengan satu azab yang keras. Sungguh Allah lah yang Maha Menciptakan dan Maha Merajai segala ciptaanNya."
"Wahai Ahmad, negeri Dadn jauh setelah banjir yang Allah datangkan atas kaum yang melampaui batas dan ingkar kepada peringatan Allah yang di bawa oleh Nabi Nuh a.s, Raja Dadn di Negeri Dadn beserta kaumnya telah melampaui batas dan membuat sebuah Patung Waad dan Suwa yang menjulang tinggi yang mereka pahat dan lumuri dengan kapur yang mengeras. Sungguh mereka termasuk hamba-hamba Allah yang lalai lagi kufur."
"Wahai Ahmad, sungguh mereka telah saling membunuh dan saling menjatuhkan, hingga Negeri Dadn mampu di kuasai kaum Tsamud (Nabath) mereka memuji Patung Waad dan Suwa dan mereka termasuk kaum yang kufur, sungguh kaum Lyhn adalah kaum pemahat yang sombong, mereka telah membinasakan orang-orang yang taat lagi shaleh, sungguh Alllah telah mengutus Nabi Shalih agar mereka kembali kejalan yang benar, lalu mereka tetap ingkar kepada Allah."
"Wahai Ahmad, sungguh telah Allah perlihatkan bagaimana kekuasaan Allah keatas mereka (Kaum Tsamud), lalu mereka mengabaikan peringatan dari Nabi Shalih, sungguh sebagian mereka benar-benar hendak membinasakan Nabi Shalih dengan tangan-tangan kotor mereka, sungguh Allah datangkan bebatuan dan Allah halangi mereka dengan petir hingga sebagian dari mereka binasa di dalam rumah-rumah mereka. Dan Allah selamatkan Nabi Shalih beserta para pengikutnya. Yang demikian itu adalah janji Allah kepada orang-orang yang sabar menjalankan Perintah Allah dan sungguh pertolongan dan perlindungan Allah adalah nyata. Hendaklah kamu menjadikan kisah ini pelajaran dan hendaklah kamu bersabar."
"Wahai Ahmad, sujudlah dan pujilah Allah atas segala yang Allah izinkan aku mengisahkannya kepadamu, agar ummat akhir zaman memperhatikan."
"Wahai Ahmad, carilah 20 hubul bun yang telah bertangkai dan berdaun, kirimkanlah ke negeri saudaramu, lalu hendaklah beberapa pengikutmu yang aku sebutkan namanya menanamnya di ladang pengikutmu yang telah aku sebutkan namanya, lalu berdoalah dengan doa yang aku ajarkan kepadamu, lalu setelah tujuh hari, maka kirimkanlah 21 hubul bun yang sama ke negeri saudaramu kembali bersama 10 pohon tin yang akan aku berikan kepadamu. Dan tanamkan kembali ke ladang di negeri saudaramu, hendaklah mereka bersabar atas pohon-pohon yang mereka tanam, dan hendaklah mereka memperhatikannya. Sungguh Allah mncintai hamba-hambaNya yang memperhatikan dan menyayangi makhluq makhluqNya."
"Wahai Ahmad, hendaklah dirimu bersegera menempati tempat perniagaan dan tempatmu membuat segala yang telah aku khabarkan kepadamu, buatlah tempat yang khusus di tempat itu, yakni tempat dirimu bersama beberapa ekor anjing menjadi tentram dalam menjalankan perintah-perintah Allah Azza Wajalla kepadamu, dan hendaklah dirimu bersabar. Sungguh yang demikian itu adalah ujian untuk mu, dan hendaklah dirimu benar-benar bersabar atas segala yang telah Allah tetapkan kepadamu. Sungguh tidaklah Allah sia-siakan kebaikan-kebaikan hamba-hambaNya walau hanya sekedar memberi makan dan minum kepada seekor anjing sekalipun. Sebagaimana beberapa pengikutmu yang memberikan makan dan minuman serta tempat untuk induk anjing bersama anak-anaknya yang bisa saja mereka mati karena banjir dan hujan. Siapakah yang mendatangkan anjing-anjing itu...? Sedangkan diantara rumah sahabatmu banyak rumah-rumah yang lain yang lagi mudah anjing-anjing itu berteduh...? Sungguh Allah lah yang menjalankannya, sebagai ujian atas mereka, sungguh mereka tidaklah mengetahui hikmah yang akan Allah datangkan kepada mereka. Bukankah Kakek mu Nabi Mulia Muhammad membela induk anjing dan anak-anaknya di halaman Masjid yang suci ? Dan Allah melalui Malaikat Jibril melarangnya membunuh anjing yang ada di dalam rumah Beliau Yang Mulia Muhammad, sungguh jika Kakek mu yang Mulia Muhammad membunuhnya, dan Allah membinasakan seluruh anjing di dunia, sungguh buruk keadaan ladang-ladang manusia, dan keadaan dunia, sungguh tikus-tikus dan hewan yang merugikan ladang-ladang akan menghancurkan ladang dan melenyapkan kebaikan di dalam tanah (unsur tanah), yang demikian itu adalah tanda ke Mahaadilan Allah atas segala ciptaanNya, yang saling membutuhkan dan bermanfaat satu dengan lainnya."
"Wahai Ahmad, tulislah apa yang aku khabarkan kepadamu ini dan jangan sekali-kali dirimu menguranginya dan bersabarlah atas segala hinaan. Sungguh telah Allah jatuhkan mereka yang menghinamu, sungguh beberapa dari mereka telah benar-benar Allah hinakan. Hendaklah dirimu bersabar."
Ahmad F. bin Abdullah A. Syam