gambar hanya sebagai ilustrasi |
Pilih bahasa : Arabic | Turkish | English
19 Desember 2024
Memahami Kekuasaan Allah Pada Penciptaan Anjing
Nabi Khidr a.s mendatangiku, dan beliau berkata,
"Wahai Ahmad, tulislah semua kata-kataku...! Wahai Ahmad, apa yang menahanmu hingga belum juga dirimu menjumpaiku di tepi lautan...? Apakah yang menahanmu hingga belum juga dirimu menjalankan perintah untuk mencari bekal yang dibutuhkan, agar dirimu bersegera menjalankan segala yang telah aku ajarkan. Bukankah tempatmu bekerja dan belajar telah disediakan para pengikutmu ? Dan bukankah telah Allah buktikan bahwa apa yang dirimu dan pengikutmu usahakan telah menunjukkan hasil yang baik...? Sungguh janganlah lagi kamu menunda-nunda kewajibanmu."
"Wahai Ahmad, tidak cukupkah dirimu menyaksikan ke Mahakuasaan Allah diatas perahumu, hingga dua orang dokter ahli tulang berkata "Sungguh pengikutmu bukanlah manusia melainkan mesin". Bagaimana mungkin tulang yang sudah patah dan rusak dapat kembali seperti tidak pernah terjadi kemalangan sebelumya. Katakanlah !!! Sungguh Allah lah yang memberikan perintah kepadaku dan dirimu, hingga Allah menyatukan kembali tulang yang patah dengan sempurna, begitulah Allah dengan mudah mencontohkan bagaimana kelak manusia yang telah menjadi tulang-benulang dan debu, dapat dengan mudah Allah satukan dan ciptakan kembali dengan sempurna. Dialah Allah Azza Wajalla yang telah menurunkan Al-Qur'an dan mengutus Kakekmu yang Mulia Muhammad. Apakah mereka masih ragu...?"
"Wahai Ahmad, sungguh hinalah manusia yang hanya takjub kepadamu dan diriku, atas kisah seseorang yang mati lalu dengan sentuhanmu ia dapat hidup kembali, dan tentang kisah dua pengikutmu yang Allah gantikan jantung mereka yang sakit dengan jantung yang baru setahun yang lalu ? Dan kisah-kisah lainnya dalam perahumu. Lalu mereka yang membaca dan mendengar kisah-kisah ini hanya takjub namun ketaqwaan dan keimanan mereka kepada Allah dan Rasulullah tidaklah bertambah. Katakan !!! Dialah Allah yang Maha Berkehendak atas segala yang terjadi di dalam perahumu, dan dialah Allah yang Maha Terpuji Sang Maha Pencipta segala sesuatu."
"Wahai Ahmad, sungguh aku melihat sittir putra iblis itu tengah mengelilingi rumah-rumahmu, hendaklah dirimu bersabar atas apa yang Allah ujikan kepadamu, sungguh mereka yang ada dalam tanggung jawabmu adalah atas kehendak Allah, janganlah merasa khawatir dan bersedih, sungguh Allah akan memberikan keberkahan bagi siapapun yang memberi makan dan tempat bagi fakir-miskin dan menjamin anak-anak yatim, sungguh Istri dan dirimu adalah hamba Allah yang telah di pilihNya menjadi contoh bagi para pengikutmu, bukankah Allah telah berfirman, bahwa di balik ujian kesulitan ada hikmah dan kemudahan...? Yaitu bagi hambaNya yang bijak dalam menjalankan perintahNya (sholat) setelah sibuk dengan urusan dunia. Hanya kepada Allah lah hamba-hamba Allah berharap (kekayaan dunia-akhirat)."
"Wahai Ahmad, janganlah risaukan masa pertemuanmu dengan para pengikut di tanah air mu, sungguh Allah telah menyampaikan kepadaku, sebagaimana kegembiraan para pengikutmu menantikan masa itu, Allah Azza Wajalla akan menurunkan hujan sebagaimana tanda kasih sayangNya, dan sungguh Kakekmu yang Mulia Muhammad kembali akan menjumpai beberapa pengikutmu dalam mimpi mereka di tempat itu, hingga datang tanda di sepertiga langit dunia dan tanda sebagaimana masa perjumpaanmu yang pertama dengan para pengikutmu. Hendaklah dirimu bersabar, dan Allah akan kembali memberikan kesembuhan kepada yang sakit. Yang demikian itu adalah tanda kekuasaan Allah dan tanda kasih sayang Allah yang nyata."
"Wahai Ahmad, tetaplah menjadi Al-Makhfiy, dan katakanlah, "sungguh aku Ahmad Fahmi bin A. Syams hanya membawa berita, nasihat dan peringatan", dan katakanlah, "Bahwasanya Allah lah yang Maha Berkehendak dan Maha Berkuasa atas segala ciptaanNya". Dan katakanlah, "Pujilah Allah dan mengabdilah hanya kepada Allah"
"Wahai Ahmad, pergilah ke tempatku berada saat ini, dan katakanlah kepada istri-istrimu, Allah lah yang memperjalankanmu dan semua bukan atas kehendak dirimu. Dan berbaik sangkalah kepada Allah, dan berkasih sayang lah kepada fakir-miskin dan yatim-piatu yang ada di dalam rumahmu.""Wahai Ahmad, abaikan mereka yang menghinamu bersama anjing-anjingmu, dan sungguh akan mereka saksikan kekuasaan Allah atas penciptaan anjing-anjing di negeri-negeri mereka. Sungguh Allah akan menciptkan lebih banyak lagi kera dan hama perusak tanaman (babi dan tikus) hingga manusia memahami bahwa segala ciptaan Allah ada mata rantai yang tak boleh terputus. Apakah mereka tidak mengetahui...?
- Bahwa Kakekmu yang Mulia Muhammad telah di larang oleh Allah untuk membunuh dan mengabaikan anjing kecil yang berada di bawah tempat tidur beliau...?
- Ataukah mereka belum pernah mendengar kisah induk anjing bersama bayi-bayinya yang Rasulullah melarang para sahabat dan pengikutnya untuk menyakitinya dan menyingkirkannya ?
- Ataukah mereka belum pernah mendengar bahwa seekor anjing rela mengorbankan dirinya guna menyelamatkan seorang bayi yang hampir mati terkurung api yang membakar kamar tidurnya...?
- Dan Rasulullah Muhammad melarang ummatnya memberi tanda kepada anjing dan hewan-hewan yang diberi tanda menggunakan besi yang di panaskan ?
Sungguh mereka yang menghinamu seakan tak berpijak diatas bumi dan seakan mencapai langit ketika berdiri, hingga merasa telah sampai pada kesucian diri, sedangkan kedua kaki mereka terikat rantai yang sampai kepada sijjin. Begitulah keadaan orang-orang yang sombong dengan akalnya dan ringan lisan mereka yang selalu menghina. Bersabarlah, sungguh Allah sangat senang membuktikan apa yang tak mampu mereka fikirkan dengan akal mereka diatas perahumu. Allah menyampaikan kepadaku agar pengikutmu yang telah di sempurnakan Allah setelah musibah, mengatakan dan menjadi kisah yang menunjukan kebesaran Allah kepadanya di dalam perahumu. Hendakalah ia bersabar dan menyampaikan kisahnya dengan bijak, jujur dan dengan senantiasa dzikrullah memuji Allah."
"Wahai Ahmad, katakan lah kepada para pengikutmu petinggi dalam perniagaan, hendaklah mereka bersegera menjalankan kewajiban mereka, dan hendaklah mereka bersabar."
Ahmad F bin A. Alwi Syam